DUNIA MELAWAN CORONA (10)






Sri Sugiastuti

"Mulai sekarang kita harus mengganti atau menyebut Corona dengan kata Qif. Alasannya Corona artinya ( berhubung /berterusan) sedangkan Qif (hentikan atau stop) " Ajakan itu , pernyataan atas kampanye itu sampai juga ke WA Bu Kanjeng. Konon broadcast  itu dari Malaysia. Ya semacam sugesti agar kuat dan selalu positif thinking untuk melawan Qif 19 eh Corona. Akhirnya pernyataan yang viral itu jadi polemik,bagi pengamat dan ahli bahasa Arab. Ya Bu Kanjeng hanya menyimak dengan kaca mata 5 dimensinya saja.
.
Bu Kanjeng jadi penasaran. Ternyata ada  sedikit pemahaman yang berbeda. Kalau Corona berasal dari bahasa Arab "qarna" atau qarnun maka artinya mahkota. Ini berdasarkan pengamatan lewat microskop bentuk virus itu seperti mahkota tetapi mengapa ada yang mengartikan " berterusan atau berhubung"?  Pernyataan atau keterangan ini pun masih disangkal oleh orang yang lebih ahli dalam bahasa Arab.

Apapun sebutannya Corona memang harus dilawan. Nah yang menarik untuk dibahas itu ya dampak dari cara melawan virus corona itu sendiri. Kadang Bu Kanjeng dibuat keder dengan bermunculan suara - suara nitizen atau warganet dari mulai yang nyinyir dengan kebijakan Pemerintah hingga postingan yang penuh kekhawatiran.  Lalu menjadi trending topic di hampir semua WAG.

Tak jarang Bu Kanjeng dibuat tertawa saat muncul ide kreatif dari orang - orang yang memiliki sense of humor. Mereka jadi kreatif dengan memviralkan yang bisa terjadi atau akibat dari pandemi Covid 19. Semua ini membuat Bu Kanjeng penasaran. Dengan kata kunci " serba serbi Corona" Bu Kanjeng bisa melahap info dari media terpercaya.

Dari berbagai informasi yang didapat Bu Kanjeng jadi paham bagaimana  persepsi atau sudut pandang masyarakat  yang menyuarakan ide atau pengetahuan yang mereka miliki tentang krisis yang saat ini dihadapi.

Memang saat ini kita kaya tentang informasi, sayangnya tidak semua info itu benar. Bu Kanjeng mengetahui dari media bahwa  penyebaran Qif-19, telah mengekspansi lebih dari 190 negara termasuk Indonesia. Nah makhluk kecil ciptaan Allah ini telah mengguncang dunia.  Berawal virus itu dari Wuhan dan terus menggembara ke manca negara. Indonesia yang mayoritas beragama Islam sempat bangga kalau sudah punya tameng berwudu sehari 5 kali. Maka tidak akan terkena musibah ditambah berada di daerah tropis yang kaya sinar matahari dari segala penjuru. Tetapi apa yang terjadi? Virus itu tetap datang ke Indonesia dan membuat rakyat dan pemerintah harus bersinergi melawan corona itu

Konon virus ini sebenarnya sudah ada sejak abad 19.Malah tahun 2011 Orang Amerika sudah membuat filmnya dengan judul Coronavirus. Cuma yang ada saat ini berkembang atau mutasi jadi Covid 19 atau Qif 19.
Hasilnya berupa data dan informasi yang sangat diperlukan sebagai bahan untuk merancang strategi penanggulangan virus yang sudah menjadi pandemik. Selain untuk mengetahui bagaimana tingkah laku dan pengetahuan masyarakat terkait penyebaran virus corona, survei yang dilakukan juga bertujuan untuk mengetahui persepsi publik tentang upaya pemerintah dalam menangani krisis ini.Ternyata banyaknya perintah yang tidak jelas dari ataske bawah, akhirnya salah kaprah. Contohnya banyak jenasah korban corona yang saat akan dimakamkan harus pingpong ke sana kemari. Coba bayangkan bagaimana perasaan keluarganya.

Ada beberapa  hasil survei . Bu Kanjeng bisa mengetahui ada 69,6 persen responden yang menganggap situasi saat ini serius dan tidak boleh diremehkan. Tetapi ada 27,9 persen menjawab situasinya sudah gawat darurat. Anehnya msih ada 2,5 persen  yang manganggap penyebaran Qif -19 ini bukan ancaman, ini cuma hal dibesar-besarkan atau tidak tahu. Ya namanya survey bisa valid bisa juga kurang dipercaya

Menyimak hasil survei itu Bu Kanjeng semakin penasaran, apa yang dilakukan responden untuk mencegah atau menghadapi krisis ini? Anda penasaran? Bu Kanjeng juga.

#Soloraya 04042020
#Dunia melawan Qif 19
#Imbauan di rumah aja.
#jangan remehkan makhluk kecil

Bersambung

Post a Comment

46 Comments

  1. Qif-19 yah Bu Kanjeng, tulisan yang sangat komprehensif walau masih bersambung

    ReplyDelete
  2. Mantab ..... Bunda ditunggu sambungannya

    ReplyDelete
  3. Bunda yang heubaat
    tak ada duanya.
    terus terang sy iri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lebay yaa. Hayuk ahh jadikan menulis agar tidak pikun dan menyambung silhturahmi

      Delete
  4. Boleh saya gunakan referensi ya Bu Kanjeng

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dengan senang hatisilakan nunut kenal ke pembaca link saya catumkan ya say..

      Delete
  5. Bunda tang heubaat.
    Yuada duanya.
    Salam sukses selalu.

    ReplyDelete
  6. Siip MB Tutik...teruslah berpikir kritis..

    ReplyDelete
  7. Mantaapp...hot topic, lanjut bu...👍🤗

    ReplyDelete
  8. Wihhh hebat,mantap.mengalir terus setiap harinya,bagi tipsnya bu.suwun

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gabung di komunitas literasi.jadikan menulis sebagai kebutuhan bukan kewajiban
      Happy writing

      Delete
  9. Mantab bunda sangat inspiratif tulisan bunda, mf bunda saya pakai email adik(Mba Citra)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo mba blognya diaktifkan lagi bisa jadi wadah tabungan tulisan.akan ada waktunya dipanen jadi buku

      Delete
  10. Semua peserta diwajibkan memberikan komentar di tulisan ini, https://wijayalabs.com/2020/04/13/menjadi-penulis-buku-best-seller/

    ReplyDelete
  11. Menulis seperti apa yg ingin kau baca...

    ReplyDelete
  12. Idenya mantul jadi bahan tulisan. Saya suka.

    ReplyDelete
  13. Ulasan yang menarik...situasi INI byk py opini beragam. Tulisan yg sangat menarik. Di tunggu lanjutannya Bu Kanjeng.

    ReplyDelete
  14. Ulasan yang menarik...situasi INI byk py opini beragam. Tulisan yg sangat menarik. Di tunggu lanjutannya Bu Kanjeng.

    ReplyDelete