KRISIS KUOTA INTERNET (15)





Oleh : Sri Sugiastuti

Saat pandemi Covid 19 melanda krisis kuota internet menimpa pengguna, yang suka tidak suka harus keluar dana. Begitu pendapat Bu Kanjeng. Ia membuat pernyataan itu bukan ngawur tetapi berdasarkan pengamatan dan keluhan yang ramai di WAG emak
-emak yang diikuti.

"Anak tidak sekolah dan belajar di rumah bikin saya tambah puyeng Bu! Boros kuota, perasaan baru diisi seratus ribu, seminggu lalu, eehh udah habis nih." Keluh Bu Mila yang punya 3 anak sekolah di jenjang SD, SMP dan SMK.

"Sabar Bu, yang puyeng bukan hanya Ibu, tetapi hampir semua orang di dunia yang kena imbas dari pandemi corona merasakan ketidaknyamanan dengan keadaan seperti ini," hibur Bu Kanjeng.

"Iya, tapi Bu, beban hidup kami semakin berat. Ada pengeluaran yang membengkak untuk beli pulsa kuota internet. Belum lagi ketika mendampingi anak saya yang di bangku SD. Pelajarannya susah dan tugasnya banyak." Bu Mila mengeluarkan semua unek-uneknya. Karena dia tahu, Bu Kanjeng di pihak sekolah.

" Saya sebenarnya juga prihatin Bu Mila. Siswa saya dari golongan menengah ke bawah. Dan penuh dengan masalah. Mereka kalau sekolah niatnya cari udara segar dan suasana nyaman yang ada di sekolah. Mereka kadang merasa sumpek  di rumah. Keluar rumah juga dibatasi. Nah sekarang mereka tidak sekolah, berada di rumah, pasti sama pusingnya dengan orang tuanya." Timpal Bu Kanjeng

Percakapan itu mewakili keresahan golongan menengah ke bawah yang fakir kuota internet sementara dituntut untuk belajar melalui daring yang bernyawa kalau ada paket kuota internet. Jadi tidak heran bila belum semua siswa mengirimkan laporan bahwa mereka sudah melaksanakan tugas yang diberikan gurunya dengan membuat video atau hanya sebatas foto saja.

Bu guru juga keluar dana untuk bisa membuka kiriman tugas yang dikerjakan siswa-siswanya. Begitu lah kenyataan yang terjadi saat ini. Siap tidak siap, guru, siswa dan orang tua harus "makan" kuota internet. Jadi jangan pernah mengeluh kok  boros kuota.

Bu Kanjeng mikir sejenak. Supaya tidak boros gimana ya? Ia tidak tahan mendengar keluhan orang tua yang harus mengeluarkan anggaran tambahkan untuk pulsa kuota internet. Bu Kanjeng sibuk mencari informasi yang akurat agar bisa hemat kuota internet. Dia ngulik di situs terpercaya untuk mendapatkan panduan berhemat kuota internet.

Alhamdulillah, dapat dong. Tips ini sebenarnya semua orang tahu, tetapi kadang terlena. Jadi harus diingatkan. Seperti yang dilansir dari Fossbytes. Ya diingatkan supaya membatasi penggunaan data, membatasi Background aplikasi, mengecilkan data di Chrome, usahakan ketika update melalui Wi-Fi, membatasi penggunaan Streaming, dan yang terpenting awasi konsumsi data alias jangan royal. Dengan menghemat kuota Internet artinya menghemat uang.

Bu Kanjeng bisanya memberi tips. Padahal ia kalau sedang asyik dengan Literasi Digital ya sering lupa diri. Apalagi saat ikut belajar daring di komunitasnya, atau sesekali jadi bintang tamu untuk sekedar berbagi. Ia baru sadar saat matanya mulai meredup, atau hape lemot.

Ya, ternyata krisis  kuota internet dialami oleh semua orang yang hidupnya sudah tergantung dengan Internet. Saat sambungan Internet terganggu mereka akan mati gaya. Bu Kanjeng sendiri saat kuota internet sekarat, ia akan meminta diinfus tetring agar ia bisa terkoneksi lagi dengan dunia luar.

Fenomena yang  dialami hampir oleh semua orang yang saat ini bukan hal yang mudah untuk dijalani. Orang saat ini sedang berjuang melawan corona. Di mana hampir semua kegiatan dikerjakan dari rumah secara daring.

Bu Kanjeng berharap pasca pandemi, masyarakat semakin bijak dan siap bersaing dengan cara yang sehat dan fair memasuki kehidupan yang lebih gemilang. Terutama bijak memanfaatkan kuota internet yang dimiliki.

#DuniamelawanCorona
#Krisiskuotainternet
#Keluhanorangtua
#stayathomeandworkfromhome
#Soloraya18042020

Bersambung

Post a Comment

32 Comments

  1. Menukislah teeus setiap ahri dan buktikan apa yg teejadi. Kmearin akses internet sempat mati tapi bisa disiasati menulis di word dulu sehingga ketika internet konek lsg bisa diposting di blog. Gajah mati meninggalkan gading. Blogger mati meninggalkan posting

    ReplyDelete
  2. keren bu..bisa untuk referenasi ya?

    ReplyDelete
  3. Mungkin bisa disiasati menulis di Word atau WA grup pribadim

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya, harus pintar ngatur strategi hape distel spy hemat kuota

      Delete
  4. Inspiratif n mewakili unek2 ratusan bahkan ribuan korban yg terdampak musibah pandemik koh rona terutama golongan taraf hidup menengah kebawah yg sangat menderita dengan kondisi saat ini...salam n semangat selalu...stay home n stay healthy life!😍😘

    ReplyDelete
  5. Terimakasih Bunda sangat menginspirasi

    ReplyDelete
  6. 👍👍
    Pandemi Covid-19 ini jadi wahana kita untuk belajar dalam segala hal...

    ReplyDelete
  7. Betul sekali Bunda.... semoga pandemi segera berakhir... dan kita punya banyak pelajaran yang sudah diberikannya....

    ReplyDelete
  8. mantappp..nenulislah teruss...👍👍👍👍

    ReplyDelete
  9. He333. Di mana2 krisis kuota. Apalagi di kalangan siswa.

    ReplyDelete
  10. di kota krisis, di pedalaman seperti saya dan kami di sini, bukan hanya krisis, tidak banyak yang pakai. Bagaimana mau pakai, signal tidak di semua tempat. Saya amat susah komunikasi dengan teman-teman guru bagaimana dengan siswa??. Aih... Menunggu saja sampai hari kembali ke sekolah...

    ReplyDelete
  11. Sipp Bunda yang selalu tanggap dengan situasi dan kondisi.
    Kalau siswa SD belum tentu punya hp...kalaupun pakai kadang punya ortunya.repot kan...jadi solusinya guru dan siswa bersama-sama harus mengikuti pembelajaran yang di tayangkan di TVRI terus memberi tugas yang penyerahan tugasnya dijadwal( ada rentang waktunya juga) tidak bareng2..setor,langsung pulang

    ReplyDelete
  12. Yang saat ini beruang adalah..penyedia layanan internet

    ReplyDelete