KUPANG AKU DATANG



                                       
                                                 Kupang dari atas pesawat 
Sri Sugiastuti

Saat Bu Kanjeng memutuskan untuk menerima undangan sebagai Narsum "Berbagi Virus Cinta Literasi" di Kupang, ia sempat galau. Pasalnya waktu hanya 3 hari di sana. Jauh-jauh kalau cuma 3 hari dapat apa? Mulailah pikiran kotor masuk di hati. Perasaan ragu menjalarinya.

Hari H tiba lewat Bandara Juanda. Sampai juga Bu Kanjeng di Kupang. Agenda lama yang dimpikan. Sejak di boarding ia sudah dipantau oleh panitia yang akan menjemputnya. Jadi ketika Bu Syaidah menawarkan untuk menjemput terpaksa ditolak halus. Bu Kanjeng minta bisa menemuinya di Hotel Pelangi saja tempat Bu Kanjeng menginap juga tempat seminar dan Workshop digelar tanggal 14 Maret 2020.

Alhamdulillah Lion si Raja Delay, kali ini berangkat dan tiba tepat waktu. Bu Kanjeng rasanya tak percaya bisa menginjakkan kakinya di Bandara El Tari Kupang. Suasana bandara tidak terlalu sibuk. Terlihat ada pembangunan disana sini bukti infrastruktur di segala lini dalam pengembangan.

Bu Kanjeng yang paling hobi mengabadikan gugusan awan di langit. Secara sembunyi ia punya foto keren dan rasa hatinya puas. Kota Kupang dilihat dari jendela pesawat punya cerita tersendiri.

Ada 2 mobil yang menjemput. Satu mobil Pak Rektor UPG 45 yang dikendarai drivernya dan satunya mobil Bu Nia ketua PGRI Kupang bersama suaminya. Mereka meluncur ke kampus UPG 45. Kampus terlihat sepi. Mungkin masih suasana libur.

Suatu kehormatan buat Bu Kanjeng ketika bertemu Pak Davit Salen Selaku Rektor UPG 45. Bisa berdiskusi membahas kegiatan seminar dan Diklat yang akan digelar jadi agenda mereka siang itu.

Udara Kupang yang panas dan sedikit berangin membuat Bu Kanjeng cepat beradaptasi. Waktu pun bergulir. Perut Bu Kanjeng sudah memberi isyarat untuk segera diisi. Isyarat itu walaupun di dalam hati panitia pun tanggap. Mereka langsung menuju Rumah Makan yang letaknya tak jauh dari Kampus UPG 45.

Panitia tahu apa yang Bu Kanjeng mau. Sesuatu masakan yang khas Kupang. Apalagi kalau bukan Menu ikan. Jatuh lah pilihan pada "Ikan Kuah Asam" . Begitulah orang Kupang menyebut sup ikan segar menyelera. Mereka bertempat masing-masing memilih menu yang menyelera.

                                          Ikan Kuah Asam dan Ayam goreng yang ada di Kupang

Ketika hidangan tersaji, Bu Kanjeng langsung mengamati bahan dasar masakan itu. Ia berdoa sebelum mengeksekusi hidangan yang tersedia. "Ikan Kuah Asam" perlahan tapi pasti semakin berkurang dari dalam mangkuk yang tersaji. Dalam keadaan lapar di siang hari yang panas. Menu ini sangat cocok. Masakan berbahan utama ikan segar memang menyelera. Bu Kanjeng berjanji dalam hati. Ia harus ngulik tentang resep ikan kuah asam khas Kupang di mbah Google


Hari ini waktu berjalan cepat. Banyak agenda nanti sore hingga malam. Tapi yang paling utama Bu Kanjeng perlu rehat sejenak. Usai makan mereka langsung mengajak Bu Kanjeng ke Hotel Pelangi.

Sampai hotel hati bu Kanjeng riang. Ia merasa hidup kembali dan menyapa dunia. Sejak tiba di bandara nomer hapenya tidak bisa digunakan alias fakir sinyal. Bu Kanjeng pun bergantung pada wifi. Sayangnya wifi tidak sampai di kamar. Jadi lumayan ribet, Bu Kanjeng harus bolak balik dari kamar ke lobi kayak Seterikaan.

Jelang magrib panitia ada rapat kecil. Kesempatan ini digunakan Bu Kanjeng janjian dengan Bu Syaidah untuk melihat sun set di pantai dekat masjid pesisir. Bu Kanjeng seakan tak percaya akhirnya ia bisa jumpa Bu Syaidah yang baru dijumpai di STPI Curug bulan September 2019 saat anaknya dan anak Bu Kanjeng wisuda.

                                     
                                       Bersama Bu Syaidah sahabat yang tinggal di Kupang

Ya baru beberapa jam berapa di Kupang, Bu Kanjeng banyak maunya.Bu Syaidah siap mengantar Bu Kanjeng salat di masjid Pesisir yang hanya 10 menit dari Hotel Pelangi



#Kupang aku datang
#Medio 13032020
#Ikan kuah asam
#Hotel Pelangi Kupang
#Kampus UPG 45 Kupang

Bersambung.

Post a Comment

26 Comments

  1. Duuh..senengnya Bu Kanjeng, banyak banget saudara sampai dimana-mana.
    Motivatorku yang tidak pernah tidak energik dengan senyum khasnya di setiap foto, kecuali yang foto dari jendela pesawat tentunya...hehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bucan Latifah,kuingin ke Wonosobo dan bercengkrama fengan indahnya kotamu.

      Delete
  2. tampilan berbeda. Luar biasa kreatif. Saya nantikan cerita berikutnya

    ReplyDelete
  3. Semangat Bu, di Kupang pasti temukan momen spesial yang bisa dijadikan cerita.
    saya jadi pengin Ikan Kuah Asamnya, he he he...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya saking penasarannya langsung buka youtube dan mencobaba resepnya yummy

      Delete
  4. selalu ada momen spesial yg bisa dituliskan saat kita traveling ke luar kota yang belum pernah didatangi. Ingin juga rasanya menulis kisah ini, namun masih tersimpan di dalam hati, hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya. Omjay punya banyak kenangan di bumi Indonesia. Doanya semoga.bisa jadi buku ya

      Delete
  5. Replies
    1. Tinggal ke youtube baca resepnya beli bahannya dan praktekkan lalu sajikan yummy

      Delete
  6. Ibu ..keren banget.

    Jadi motivasi untuk.terus belajar menulis

    ReplyDelete
  7. wow..blm pernah ke kupang ni...jadi pengen..

    ReplyDelete
  8. Sukses selalu Bun......jaga kebugaran,ikutan donk Bun .....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hayuk. Manfaatkan potensi diri yang ada dan tetap semangat ya

      Delete
  9. mantabz...semoga bu kanjeng selalu diberi kesehatan..

    Toti=Muh.Taufiq. Yogya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin YRA. Tercurah doa yang sama untuk Pak Toti dan keluarga

      Delete
  10. Semoga ibu selalu sehat sehingga dapat berbagi ilmu kepada sesama. Bagus banget ceritanya.

    ReplyDelete
  11. Mantul sekali bu ceritanya. Saya jadi ingin seperti bu kanjeng 😍

    ReplyDelete
  12. Diksinya sederhana mengalir dengan teratur...saya suka krn mudah dipahami ..kesederhanaan itulah kekuatan dari tulisan ibu..dan itu menunjukkan sifat keibuan dari penulisnya...hebat bunda��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya karena prinsip saya menulis apa yang saya sukai dan saya kuasai

      Delete
  13. Subhanallah. Indah sekali bertualang, bersahabat, berbagi ilmu dan pengalaman. Itu rezeki yg luar biasa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wajib ikhtiar saja kalau ada banyak kemudahan yang diterima itu bagian dari cara Allah menyayangi umatnya

      Delete