SHARING ROMANTIS (18)




Oleh: Sri Sugiastuti

Hari ini  Bu Kanjeng masih bertahan melawan Corona. Aktivitas menulis juga harus tetap istikamah. Jangan sampai kehabisan ide untuk menulis. Omjay sahabat Bu Kanjeng sudah 1 bulan lebih mengajak orang untuk belajar menulis. Lalu apa hubungannya dengan Bu Kanjeng? Ya ada. Bu Kanjeng yang sering menulis hal yang sederhana semakin semangat untuk ikut menularkan virus literasi itu.

Ada kisah yang menggelitik dan membuat Bu Kanjeng penasaran. Dari kisah itu pasti ada pesan moralnya. Bu Kanjeng tidak tahu, apakah ada sahabat atau pembaca tulisan ini yang pernah mengalami seperti yang dialami Bu Kanjeng. Penasaran kan!

Menurut Bu Kanjeng gawai itu sungguh memiliki multifungsi. Tidak salah diberi nama smartphone. Di saat Covid 19 melanda dan pemberlakuan Stay at home, workfrom home, Study frome home semakin memposisikan betapa smartphone punya andilyang besar. Hampir semua urusan jasa, mengajar, belajar, jualan, curhat, menyebar hoax, sampai dengan cari jodoh, atau sekedar melepaskan rasa rindu. Badalah.

Gawai setidaknya memutus tali keribetan yang sering dialami individu. Begitulah pernyataan BUKanjeng yang mungkin bisa diamini oleh sebagian orang yang tergantunghidupnya dengan gawai. Ini bagian dari kisah persahabatan Bu Kanjeng dengan gawainya.
Kemaren di saat ribet urusan konsumsi selama UNBK dan USBN plus keterbatasan  tenaga yang ada, alhamdulillah terselesaikan hanya dengan ngelus smartphone. Alhamdulillah.

Bu Kanjeng bisa mengikuti kulwa. Kuliah Wa di group. Materinya pun keren, ya tentang parenting. Bagaimana di era revolusi industri 4.0 hendaknya orangtua tidak hanya fokus pada IQ dan EQ ananda, namun juga AQ (Adversity qoutient) atau kemampuan bertahan saat menghadapi masalah dan mencari jalan keluar atas tantangan/ hambatan/ masalah yang dihadapi.

Pendidikan dan kemampuan membangun ada pada diri anak sendiri lalu orangtua/ keluarga dilanjutkan satu komponen utama yang amat penting yaitu sekolah. Intinya ini jadi salah satu wacana ketika kita menyikapi bagaimana memilih sekolah yang baik untuk buah hati.

Yang barusan disampaikan Bu Kanjeng itu bagian dari yang menyenangkan dan sangat berguna. Masih banyak contohnya. Tetapi Bu Kanjeng merasa ada sesuatu yang aneh dan memintanya  untuk waspada. Feeling sudah memberi sinyal. Ini bukan penipuan tapi sesuatu yang menarik dengan modus yang dilakukan.

"Assalamualaikum Ummi" Sebuah chat muncul di nomer WA Bu Kanjeng

"Waalaikumsalam, maaf dengan siapa ya nomer belum saya simpan," Jawaban Bu Kanjeng tiap menerima chat darinomer yang belum tersimpan.

"Saya Nita dari Malang. Bisa sharing ngga Bun?" Kalimat seperti itu sering muncul di gwai Bu Kanjeng jadi Bu Kanjeng tetap membalasnya.

"Maaf, kita ada di group apa ya? Atau dapat nomer saya dari mana?" Balas Bu Kanjeng penuh tanya.

Hmm, Bu Kanjeng pun menunggu jawabannya. Biasanya langsung menjawab. Si penyapa  mengetahui secara garis besar siapa Bu Kanjeng. Dan percakapan pun nyambung.

Chat tetap muncul dan Mba Nita ingin sharing masalah pribadi yang agak rahasia. (waduh masalah apa ya) Bu Kanjeng jadi bertanya-tanya. Ternyata ia ingin sharing tentang suaminya yang tidak romantis. Badalah!
Bu Kanjeng pun mulai GR, apa dikiranya ia pasangan romantis dengan foto DPnya bersama Pak Kanjeng berkaos merah yang tampak mesra. Bu Kanjeng istiqfar. Mungkin foto itu membuat orang iri. Padahal memang style Bu Kanjeng kalau foto dengan keluarga ya seprti itu. Dia dengan lepas berbagi kebahagiaan.

Dengan niat baik Bu Kanjeng menjawab pertanyaan Mba Nita. Tentu saja ia tidak asal jawab, justru Bu Kanjeng yang lebih banyak bertanya. Bu Kanjeng mendadak jadi konsultan keluarga orang yang dikenal di dunia maya. Bertanya perbedaan usia, kapan menikah, sudah punya anak belum, apa pekerjaan suami. Bagaimana karakternya.

Jiwa penulis Bu Kanjeng muncul dan jadi kepo. Ia pun terus mengikuti alur chatnya. Anehnya Mba Nita mulai menanyakan hal yang sangat pribadi. Padahal pertanyaan Bu Kanjeng bersifat umum dan berniat membantu dalam bentuk saran atau solusi terbaik untuknya. Karena dia mengeluh ada masalah dengan suaminya.

Ternyata Bu Kanjeng salah persepsi dan mulai curiga. Kiriman chat Mba Nita koq semakin aneh. Bu Kanjeng jadi yakin kalau ini bukan akun asli . Mba Nita pasti seorang penyusup yang punya kelainan. Walau dengan bahasa yang halus , dia mohon maaf kalau berkisah agak vulgar. Bu Kanjeng pun langsung sadar  dan mengakhiri chat tersebut.

"Maaf Mba, ternyata Anda salah berbagi dengan saya. Kalau usia anda 35 tahun dan suami anda berusia 23 tahun dan tidak romantis dengan anda, itu bukan urusan saya. Apalagi untuk memberikan saran secara teknis." Bu Kanjeng masih memberikan satu masukan lagi sebelum memblokir nomer tersebut.

" Saya tidak punya passion seperti itu atau diskusi masalah teknis romantis. Anda lebih paham. Silakan gunakan kata kunci yang pas untuk googling dan dapatkan jawabannya.” Gubrak !

Olala, modus apa pula ini! Untuk mengakhiri chat, Bu Kanjeng masih bebasa-basi menanyakan pekerjaan dan kegiatannya, ternyata dia balik bertanya.
Ketika Bu Kanjeng menjawab:
"Tidak menyimak ya? Dari awal sudah  disebutkan bahwa saya seorang guru, penulis dan konsultan kesehatan dari Herbalife.”

Badallah, ngga paham ya. Alhamdulillah chat selesai dan nomer itu pun diblokir. DP yang hanya memperlihatkan sepasang kaki yang bersepatu garis-garis warna biru itu sudah lenyap dari layar WA Bu Kanjeng.

Ingin romantis dan sharing? Be yourself is oke.

Tulisan 1 tahun lalu dipoles dan tetap tersenyum ketika membacanya.

Sebuah catatan Sri Sugiastuti, berbagi cerita, dalam iringan  derai hujan yang tak kunjung reda sambil menunggu sinkronisasi UNBK persiapan hari Senin 25 Maret 2019.

#Duniamelawancorona
#Stayathomeworkfromhomestudyfromhome
#Bukanjengdanliterasi
#24April2020diberlakuakanPSBB

Bersambung

Post a Comment

30 Comments

  1. ha ha ha... Good. Rupanya pernah diperdaya oleh para penikmat yang beda itu. Semoga di bulan Ramadhan ini tidak terjadi, tapi kemesraan jangan berlalu dari rumah tangga. Mantap.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu sebabnya saya ceritakan disini. Ternyata memang banyak orang aneh berkeliaran di Dunia maya

      Delete
  2. saya banyak belajar dari kisah bu kanjeng

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menulis yang remeh temeh dan didaur ulang, untuk menebar virus cinta literasi

      Delete
  3. Masya Allah ... Menarik untuk dibaca ni, luar biasa Bu kanjeng

    ReplyDelete
    Replies
    1. Intinya waspada kalau ada chat yang sok akrab dll, walaupun cewek kalau semakin nggak jelas ya blokir aja

      Delete
  4. Luar biasa ibuk.. ..hehe. jd pingin curhat nich..

    ReplyDelete
  5. Saya nyimak bun...diam diam menyerap😂😂

    ReplyDelete
  6. Bunda nulis ini tdk di blog ya, mantulll idenya sll menyenangkan

    ReplyDelete
  7. Keren ceritanya mengalir saja. ringan, renyah dan menghibur. heheh

    ReplyDelete
  8. Sederhana tapi luar biasa ... saya kepingin menulis seperti ibuk, mudah saja menyusun dan merangkai kata sehingga menjadi sebuah cerita

    ReplyDelete
  9. Semua orang bisa asal mau menulis dan banyak membaca.nanti akan punya ciri khas tersendiri

    ReplyDelete
  10. Mantap bu,ssya kok msih sulit merangkai kata,ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ibu tulis saja ngfa usah takut atau merasa g bagus tulisannya
      Biar berproses

      Delete
  11. Selalu asyik membaca tulisannya Ibu Kanjeng.

    ReplyDelete
  12. Replies
    1. Dari catatan 1 tahun lalu menghadapi chat yg rada aneh pdhl ngakunya ibu muda

      Delete