ANTOLOGI PUISI MELAWAN CORONA




Sri Sugiastuti

“Ayo teman kita bisa melakukan sesuatu sambil bekerja dari rumah. Perasaanmu yang tak menentu, hatimu yang galau juga harapanmu agar covid 19 segera berlalu, bisa abadikan dalam bentuk puisi. “ Bu Kanjeng yang didaulat sebagai ketua Pegiat Literasi Nusantara di satu komunitas tentu saja merasa gembira. Kalau urusan literasi Bu Kanjeng sangat bersemangat. Buku ini digawangi oleh Dr. H. Marjuki, M Pd dan Editornya  Heronimus Bani dan Siti Romdiyah, M Pd. Sedangkan Bu Kanjeng cukup sebagai tim doa dan tim hore. 

Itulah awal dari terbitnya buku cantik berwarna ungu unyu-unyu. Kalau mau tau bocorannya ada disini. Bu Kanjeng berharap buku ini laris manis dan bisa mengasah kepekaan pembacanya. Menikmati puisi dari para Pendekar Aksara yang ada di dalam buku Antologi Puisi ini. Ini lah testimoni dari beberapa pembaca.

LEMBAYUNG RINDU
BUKU BEST SELLER  ANTOLOGI  PUISI

Buku Antologi Puisi +LEMBAYUNG RINDU*, telah hadir di tengah kita. Buku yang merefleksikan babak belurnya dunia akibat Covid-19. Untaian kata dalam puisi yang berkelas mampu mendudukkan persoalan sepak terjang Corona, mengurai tanpa bercerai, menyingkap tanpa menjerat, menyalakan tanpa menyalahkan, menerima tanpa menghina, dan banyak belajar dari Covid-19.

Pembelajaran dari Covi-19 menuturkan bagaimana bela negara, tugas mulia, pertaruhkan nyawa, cinta keluarga, duka nestapa, tak berdaya, rela berkorban, bertawakal, korban berjatuhan, dan menyibak misi sejati Covid-19.

Apresiasi meluas dari Para Pakar yang Terkesima dengan Hadirnya  Buku Antologi LEMBAYUNG RINDU

Pertama,

Maka, buku ini seakan mau bilang: “Duhai covid-19! Kutumpahkan seluruh rindu dan dendamku padamu!” Engkau memang mencekam, dan itu yang membuatku dendam. Engkau memang merisaukan, dan itu yang membuatku ketar-ketir atas harapan. Tapi, engkau datang untuk memberiku kesempatan menghitung ulang tentang jati diri. Engkau hadir memberiku ruang untuk mempertajam apa yang selalu kudamba sebagai spirit dan harkat manusiawi. Datangmu memang tiba-tiba, tapi akupun harus mampu menjadikanmu pintu masuk untuk mempertebal kehambaanku pada kesejatian diri sebagai makhluk sosial dan pribadi. 

Untuk itu, buku antologi puisi ini layak dibaca oleh mereka yang ingin menjadi pribadi yang lebih baik. Buku ini patut dikonsumsi oleh mereka yang mau hidup dalam kemuliaan diri. Buku ini laik dinikmati oleh mereka yang ingin menjaga takdirnya sebagai manusia sejati. Selamat menikmati rangkaian puisi untuk kesempurnaan diri.

(Prof. Akh. Muzakki, M.Ag, Grad.Dip.SEA, M.Phil, Ph.D)
Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Timur,
Guru Besar dan Dekan FISIP UIN Sunan Ampel Surabaya


Kedua,

Kumpulan puisi ini dapat mengantarkan kesadaran seseorang atas tanda kebesaran Yang Maha Kuasa, menghapus kesombongan dan  mengedukasi setiap insan selalu berjuang melawan covid 19 dan sejenisnya yang dapat mengancam kebahagiaan saat sekarang dan yang akan datang.
Selamat membaca Antologi Puisi semoga bisa menjadi vaksin Virus Corona dan sejenisnya,  tercapailah ketenangan dan kemaslahatan global.

(Prof. Dr. Aswadi, M.A. Direktur Pascasarjana dan Guru Besar UINSA Surabaya)


Ketiga,

Namun anehnya, saya menyukai puisi. Setiap ada puisi, apalagi penulisnya sudah terkenal, pasti saya baca. Saya menikmati. Puisi biasanya bisa mengungkap isi hati terdalam lewat kata-kata yang disusunnya. Puisi kadang tidak rasional, tapi bisa dirasakan kebenarannya. Aneh, seorang ilmuwan untuk menyampaikan pandangannya lewat buku tebal yg harus selesai dibaca berhari-hari. Tetapi orang yg terbiasa membuat puisi, bisa mengungkapkannya hanya lewat beberapa bait puisinya, dan terasa  jelas.

Berbekalkan menyenangi puisi itu, buku kumpulan puisi ini juga saya baca. Isinya bagus, menyentuh hati. Saya bisa menikmatinya. Jika anda seperti saya, menyukai puisi, silahkan dibaca. Terasa enak, menyentuh hati, dan indah.

(Prof Dr. Imam Suprayogo, Guru Besar UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)


Keempat,

Selamat untuk Pak Marjuki dan Para Para Pegiat Literasi Nusantara, atas karyanya, mewakili indahnya hati dan tingginya rasa berbahasa dalam mengungkap makna di lubuk hari terdalam. Semoga untaian kata menjadi asa dan harap yang diijabah Sang Pencipta untuk segera mengangkat wabah ini, dan menggantikannya dengan kedamaian dan ketenteraman di bumi ini. Aamiin. Salam hangat, terus berkarya, sukses selalu ...

(Prof Dr. Siti Zubaidah, M.Pd. Guru Besar Universitas Negeri Malang)


Kelima,

Membaca buku kumpulan puisi ini menambah  spirit kita untuk melawan Covid-19 serta menambah pengakuan kita akan keagungan Allah s.w.t sebagai  Maha pencipta"

(Prof. Dr. Suyatno, M.Si Kaprodi Pendidikan Sains dan Guru Besar Unesa Surabaya)


Keenam, 

Dalam kondisi yang tidak mudah ini, ternyata justeru memicu munculnya berbagai karya hasil kreativitas. Salah satunya adalah "Lembayung Rindu", sebuah antologi puisi yang diciptakan oleh komunitas pegiat literasi yang bernama PLN (Pegiat Literasi Nusantara). Sebanyak 57 puisi tercurah mewakili berbagai rasa yang berkecamuk dalam benak setiap penulis. Ada kegalauan, keprihatinan, kesedihan, harapan, hikmah, bahkan rindu dan cinta.

(Prof. Dr. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd)
Guru Besar Unesa Surabaya, Penulis, Tim Penggerak Literasi Nasional


Ketujuh,

Jika saya mengutip sebuah ungkapan bahwa “menulis merupakan kerja untuk keabadian”, maka Buku Antologi Puisi ‘Lembayung Rindu’ merupakan wujud pengabadian kondisi pandemi Covid-19 yang dilakukan penulis sebagai Pegiat Literasi Nusantara. Dalam Antologi ini, penulis secara literat menorehkan diksi-diksi baru tentang Covid-19 ini, yang mungkin selama ini awam bagi kita, seperti Covid-19, lockdown, virus, isolasi, karantina, hand sanitizer, disinfektan, ODP, PDP, suspesct, dan sejenisnya,  diabadikan dalam sentuhan puisi sebagai istilah-istilah yang sudah sangat dekat dengan kita. Tidak hanya pengabadian dalam diksi, penulis juga mengabadikan dengung suara, tatapan mata, keresahan jiwa, kepiluan hati, keperihan memilih antara penghidupan dan kematian, antara keputusasaan dan pengharapan, yang dialami setiap insan pada situasi pandemi Covid-19 dalam untaian kata nan indah..

(Prof. Dr. Wahyu Sukartiningsih, M.Pd)
Guru Besar di Universitas Negeri Surabaya


"Ya Allah ternyata ketika Allah turunkan wabah, banyak sekali hikmahnya." Bu Kanjeng terharu bisa mendadak membuat puisi di tengah corona. Yang penasaran dengan puisi Bu Kanjeng dkk bisa memesan bukunya.

#Berkaryabersamalewatpuisi
#Tetapoptimisditengahpandemik
#Duniamelawancovid-19
#Soloraya06052020

Post a Comment

14 Comments

  1. Terima kasih telah menempatkannya di sini.🙏

    ReplyDelete
  2. Bun, ingin ikutan nulis bareng lagi padahal mah

    ReplyDelete
  3. Ya bu hebat,mungkin msh banyak,hanya blm sempat terkirim.

    ReplyDelete
  4. Mantap,Menurut Temen temen siapakah Sosok Bu kanjeng tersebut ?
    apakah Dewi Nawang Wulan,atau Putri Keturunan keraton atau Ibu Guru yang pintar ,cantik dan hebat? 🙏🙏🙏👏👏👏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kasih tau ngga ya.Pokoknya yg ingin menebar virus cinta. literasi dan bermanfaat dunia akhirat

      Delete
  5. Unik ya...puisi tentang berkaitan corona, semoga para penulisnya..mendapatkan limpahan kebaikan..

    ReplyDelete