KIAT SILAHTURAHMI SAAT CORONA (33)




Sri Sugiastuti


Waktu bergulir, dan tiba di penanggalan 2 Syawal 1441H. Orang biasa menyebut dengan  Lebaran hari kedua. Dalam kondisi normal hampir di setiap daerah akan dipadati kaum mudik. Tetapi tidak untuk Lebaran kali ini. Seluruh negara masih berperang melawan Covid-19. Si Virus nakal itu  menghalangi semua  rencana yang sudah ditata apik jauh hari sebelumnya.

Apakah ini masalah buat  Bu Kanjeng dan keluarga? Pastinya iya. Tetapi Bu Kanjeng berusaha menghadapinya dengan berpikir jernih. Ia tak mau stres. Di hari pertama Lebaran, Bu Kanjeng sekeluarga duduk manis di rumah dan open house sebentar untuk anak mantu dan besan. Tidak afdol rasanya  lebaran tanpa sungkeman dan makan lontong opor bareng. Momem satu hari itu  masih bisa dinikmati Bu Kanjeng dan keluarga. Alhamdulillah.

Nah di hari ke dua Lebaran, suasana rumah semakin adem dan tertata. Tiga anggota anaknya, Bapak dan Ibu berbagi tugas membersihkan rumah sebelum pergi.  Tanpa sarapan rumah sudah bersih dan rapi, mereka pun keluar rumah. Ada 3 tempat yang harus dikunjungi. Bu Kanda paham SOPnya bagaimana harus berkunjung. Termasuk perlengkapan di jalan. masker dan mengantongi handsanitizer.


Rumah Bude ( bibi) Bu Kanjeng di Mojosongo ternyata dilockdown. Akses pintu utama ditutup. Terpaksa Pak Kanjeng harus putar balik memcari jalan yang tidaka tertutup. Alhamdulillah berhasil. Mereka bertamu, sungkeman dan minum teh, ngobrol seperlunya. Yang  terpenting tradisi apa yangakitnya lumayan seriud. jadi hak Bude bisa sampai secara langsung sudah tercapai.

Lanjut ke rumah besan. Ini juga penting karena besan Bu Kanjeng sedang sakit masih dalam pemulihan setelah operasi. Penyakitnya lumayan serius, badannya pun kurus, dengan berlinang air mata mereka berpelukan dan menangis, saling memaafkan dan mendoakan. Bu Kanjeng rasanya tidak rela dan tidak percaya kalau Allah memberi cobaan berupa Penyakit yang serius. Tetapi Allah uji besannya dengan penyakit yang dalam penyembuhan perlu kesabaran dan perjuangan.

Bu Kanjeng tidak mau larut dalam suasana sedih, Ia harus mampu memotivasi dan menyemangati besannya yang sedang sakit. Untaian doa untuk kesembuhanamitan besannya dilantunkan dengan khusyuk sambil menahan tangis. Bu Kanjeng berharap besannya segera pulih dan beraktivitas seperti dulu lagi. Besannya itu  seorang ibu yang cekatan, trampil dan selalu ceria. Saat ini ia berbaring lemas tak berdaya karena penyakit yang dideritanya. Tak lama mereka pun berpamitan.

Masih ada satu rumah yang harus dikunjungi, rumah besan berikutnya yang beralamat di Semanggi tepatnya dekat asrama SMA Swasta MTA. Bu Kanjeng harus mengunjunginya dengan berbagai alasan yang utama karena Keluarga Bu Kanjeng lebih ringan geraknya mengunjungi dari pada dikunjungi. Jadi mana yang sempat dan ringan langkahnya. Selain itu ia juga kangen cucunya selama PSBB hanya jumpa via vical. Dia juga tidak mau pergi ke luar rumah. Katanya takut virus.

Besan Bu Kanjeng ini penderita kanker usus dan masih dalam tahan recovery, padahal sudah hampir 2 tahun pasca operasi, menjalani kemo sudah puluhan kali. Mungkin karena beliau seorang muslim yang rajin ibadah. Walaupun menyandang penyakit serius, tetapi tidak ada rasa was-was atau merasakan kesakitan. Aktivitasnya biasa saja padahal di dekat perutnya ada kantong buatan tempat pembuangan kotoran sementara. Ia punya prinsip penyakitnya itu datang dari Allah yang harus disyukuri dan wajib ikhtiar. Ini bagian dari cara Allah me nggugurkan dosa- dosa.

Saat Bu Kanjeng dan Pak Kanjeng berkunjung beliau malah sedang puasa menggantikan puasanya yang bolong karena 3 hari lalu ia menjalani kemo dengan minum obat 1 hari 4 kali. Terpaksa tidak boleh puasa. Begitulah kenyataannya walaupun sakit puasa dan ibadah lainnya bisa dijalani dengan baik. Tentu saja ini jadi motivasi Bu Kanjeng dan Pak Kanjeng, bahwa orang diuji dengan penyakit beratpun masih bisa ibadah dengan baik. Bagaimana dengab ibadah orang yang Sehat? Harusnya lebih baik lagi.

Bu Kanjeng serasa mendapatkan pembelajaran yang baik dari mengu jungi dua besannya yang sakit, dan budenya yang sudah 80 tahun ke atas. Bude Bu Kanjeng punya masalah dengan bulu yang ada kelopak matanya. Bulu itu tumbuh ke atas dan sangat mengganggu. Sudah operasi dua kali tetapi belum tuntas. Ternyata rambut halus yang tumbuh di bukan tempatnya sangat mengganggu. Ya, itu juga salah satu ujian yang harus dijalani Si Bude.

Oya Bu Kanjeng juga harus membesarkan hati Budenya. Karena menurut rencana, April 2020 ia bersama anak dan mantunya berangkat ibadah umroh, tetapi karena corona rencana itu tinggal wacana. Bude yang sudah sepuh harus bisa menerima kenyataan ini.

Sepenggal kegiatan Bu Kanjeng bersilahturami di saat Covid-19 sangat bermakna semoga Allah rida. Itu yang jadi harapan Bu Kanjeng. Wallahu alam bishowwab

#Duniamelawancorona
#Catatanharianbukanjeng
#Soloraya26052020
#Kegiatan2 Syawal1441H

Post a Comment

23 Comments

  1. Semoga yg sakit kembali sehat. Mari kota saling mendoakan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silaturahmi idul fitri.dan menjenguk orang yang sakit.dua kegiatan yang penuh makna
      . Alhamdulilah

      Delete
  2. Alhamdulillah kita telah memasuki hari lebaran ketiga di bulan Syawal. Baru saja saya siaran langsung di http://youtube.com/wijyalabs. Sekedar menyapa dan memberitahukan isi email peserta belajar menulis dan menerbitkan buku. Alhamdulilah lumayan banyak yang menyimak. Anda bisa menonton siaran ulangnya di link yang saya bagikan ini. Kita bisa berlebaran virtula walaupun tak bisa bertemu secara langsung. https://wijayalabs.blogspot.com/2020/05/kisah-omjay-di-lebaran-virtual.html

    ReplyDelete
  3. Semoga wabah ini segera sirna. Yang sakit segera diberi kesembuhan. Yang akan berangkat umrah dimudahkan segala urusannya.
    Dan buat bu kanjeng sehat selalu, supaya terus dapat berkarya

    ReplyDelete
  4. Lancar silaturrahminya.bunda..semoga semua sehat bun

    ReplyDelete
  5. Tetap menjalin silaturrahmi di tengah pandemi covid 19
    Semoga saudara bunda kanjeng bisa segera sembuh ...
    Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya hrs ada skala prioritas dari pada menyesal.silahturahmi itu penting

      Delete
  6. Semangat silaturrahmi tak tertandingi

    ReplyDelete
  7. Semangat silaturrahmi tak tertandingi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya, kekuatan silahturahmi semata mencari rida Allah Pak Doktor

      Delete
  8. Semangat silaturrahmi tak tertandingi

    ReplyDelete
  9. Pelajaran dan hikmah sangat luas terbentang ya, Bu Kanjeng..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya bagian dari pembelajaran untuk memaknai semua yang adadi depan mata. Terima kasih Bu Lina sudah berkunjung

      Delete
  10. Wah, bisa juga nih dipraktikkan. Makasih. Manteb Bu Kanjeng...

    ReplyDelete
  11. Silaturakhmi yang membawa berkah, menambah syukur karena kita diberi kesehatan...
    hebat Bu...ikut berdoa semoga besan segera pulih, tetangga saya bs pulih setelah operasi kanker usus...memang harus selalu khusnudzon pada Allah SWT.

    ReplyDelete