LAVA TOUR, SERATUS RIBU PUAS




Sri Sugiastuti

“Anda senang, saya puas”. Apa artinya uang 100 ribu buat Bu Kanjeng.? Lumayan berharga uang itu bisa untuk jatah belanja makan siang guru dan karyawan di sekolahnya. Sore tadi kepuasan Bu Kanjeng terbayar tunai seratus ribu rupiah plus setelah mengikuti Lava Tour.

Rencana refresing keluarga besar sekolahnya sudah dirancang sebulan lalu. Tujuannya Yogyakarta dengan obyek wisata, Merapi Park, Museum Gunung Merapi, dan Gardu Pandang sekaligus jadi tempat penjemputan Lava Tour bagi yang ingin mengikuti.

Pak Kanjeng menolak ketika ditawari ikut paket Lava Tour. Bu Kanjeng juga ragu karena 4 tahun lalu ia sudah ngebolang kesana dan singgah ke rumah Mbah Marijan yang fenomenal. Apalagi Pak Kanjeng yang over protect selalu mengingatkan bahwa Merapi yang tidak bisa diprediksi dan cuaca ekstrim yang kadang tidak bersahabat.



Usai salat dan makan nasi kotak yang dipesan panitia dari lokasi setempat, peserta Lava Tour bersiap. Ternyata panitia kurang cermat. Harusnya cuma 5 Jeep menjadi 6 Jeep. Artinya kurang personil. Bu Kanjeng pun berinisiatif gabung setelah dapat izin dari Pak Kanjeng. Bermodal payung ia pun duduk di samping driver Jeep warna jreng hijau pupus.

Sebelum mengikuti Lava Tour ada pengarahan, termasuk menggunakan helm, dan dilarang berdiri saat Jeep berjalan. Ada 5 titik yang akan dikunjungi museum korban erupsi, Batu Alien, Bunker, Rumah Mbah Marijan dan yang terakhir. Jelajah Kali Kuning.

6 Jeep siap berangkat dari arah Gardu Pandang langsung turun melewati vila dan taman yang ada di Kaliurang. Ketika menuju arah panah yang bertuliskan Lava Tour, petualangan dimulai. Terlihat konvoi Jeep dari dua arah cukup padat. Konon ada 1016 Jeep yang beroperasi saat liburan. Dari plat nomer yang ada bisa dilihat asal Jeep tersebut. Berplat B, N, D, AB dan juga AD.



Jalan berbatu besar, pemandangan perbukitan yang diselimuti kabut membawa perasaan Bu Kanjeng pada kepanikan penduduk saat terjadi letusan gunung Merapi termasuk saat awan panas khas gunung Merapi si wedus gembel menelan banyak korban. The house of memory jadi salah satu tujuan Lava Tour.

Di dalam rumah itu terdapat sisa-sisa keganasan erupsi. Betapa awan panas itu telah memporakporandaka harta benda yang mereka miliki, ada tulang belulang hewan ternak, kerangka sepeda motor, bebatuan juga peralatan makan dan masak yang masih tersisa. Bu Kanjeng juga melewati makam para korban bencana yang dimakamkan secara masal. Saat ini tinggal sejarah dan lahan mereka kini diawasi pemerintah daerah.

Titik berikut yang dikunjungi adalah Batu Alien, atau batu besar yang berbentuk wajah. Baru turun dari Jeep cuaca berubah jadi gelap. Kap Jeep langsung ditutup, Bu Kanjeng berlari ke Jeep. Bress, hujan lebat disertai angin kencang bisa dinikmati Bu Kanjeng dari dalam Jeep . Sangat terasa hembusan angin dan hujan lebat di kaki gunung Merapi. Tubuh Bu Kanjeng ikut basah kena cipratan air hujan. Jeep itu tak mungkin melanjutkan perjalanan. Sambil menunggu hujan reda mulut Bu Kanjeng komat kamit berdoa dan berzikir. Masih ada 3 titik lagi yang dikunjungi.

Alhamdulillah, akhirnya hujan reda. Jeep langsung melaju ke titik berikut yaitu Bunker Kaliadem. Sisa hujan lebat campur angin menumbangkan beberapa pohon. Pemandangan di sekitar Merapi ada kabut dan masih terlihat mendung. Nampak Merapi berdiri tegak dengan bentuk khas di atasnya bekas mulut tempat ia menyemburkan lava panas yang mematikan.

Bunker Kaliadem saksi bisu dimana dua Relawan yang berlindung disana tetap jadi korban. Karena Bunker itu tak kuasa menahan panas semburan dari gunung Merapi tahun 2006. Dari Bunker Kaliadem Bu Kanjeng bisa melihat dengan jelas kegagahan gunung Merapi. Tapi untuk _hunting_ foto secara utuh belum dapat yang pas.

Sebelum menuju Kalikuning, sang driver memenuhi janji ya. Ia berhenti di spot terindah dengan Background gunung Merapi setelah hujan di sore hari. Rasanya Bu Kanjeng terpuaskan. Sekarang ia paham mengapa banyak orang yang begitu terpikat dengan keelokan gunung Merapi.

Sudah 150 menit Lava Tour berlalu. Medan yang dilintasi Pasca hujan tentunya jadi tantangan tersendiri buat Bu Kanjeng dan rombongan. Padahal masih ada dua titik yang bisa dikunjungi sesuai dengan paket Lava Tour. Bu Kanjeng memutuskan tidak mengunjungi sisa rumah Mbah Marijan demi efisiensi waktu. Mereka langsung menuju titik yang paling ditunggu. Titik uji nyali.

Setelah melewati jalan bebatuan yang sempit. Berhenti sejenak di setiap jalan yang ada kotak untuk memasukkan dana sukarela yang sudah disepakati bersama. Tibalah jeep Bu Kanjeng menurun dan menurun menuju Kalikuning. Ini tempat paling seru untuk manuver jeep.

Kegiatan ini sangat memacu adrenalin. Sang driver berkali-kali melakukan manuver yang luar biasa. Bu Kanjeng serasa diajak ke suatu tempat yang sulit dijangkau karena transportasi darat yang rusak parah. Seperti yang sering disaksikan di TV atau layar lebar. Dan sore itu Bu Kanjeng jadi pelakunya. Langsung berada di medan itu bersama sang driver tangguh. Ini termasuk kegiatan yang berbahaya dan penuh tantangan. Cipratan air kubangan yang membasahi kaca depan mobil membuat Bu Kanjeng berteriak lepas. Jeep yang melintas di bebatuan miring 90 derajat membuat hati dagdigdug. Andai jeep itu terbalik atau remnya blong.

Tak terasa 20 menit berlalu. Badan Bu Kanjeng rasanya seperti patah dan pegel luar biasa. Tapi hatinya puas bagaikan baru saja lolos dari maut. Ketika bermanuver ada rasa takut tapi ada rasa ketagihan ingin mencoba lagi. Sang driver memberi bonus beberapa putaran. Sungguh sangat sensasional.

Dalam perjalanan Bu Kanjeng sempat bertanya kepada sang Driver bagaimana ia bisa tertarik dengan profesi sebagai driver jeep Lava Tour. Ternyata hobi ngetrack yang membawanya pada profesi ini. Ada test yang dijalani. Termasuk kelayakan Jeep untuk menjelajahi Medan.Semua jeep wajib KIR untuk diperiksa kelayakan ya setiap 3 bulan sekali oleh departemen Perhubungan.

Jeep berhenti di lokasi penjemputan. Terlihat wajah Pak Kanjeng yang penuh rasa khawatir. Dibayangkan Bu Kanjeng berbasah ria kehujanan. Apa lagi dia melihat ada dari rombongan lain yang benjol kepalanya dan basah kuyup. Itu karena Jeep terbuka dan kurang hati-hati sehingga kepala terbentur besi bagian dari Jeep.




Bu Kanjeng tersenyum puas. Ia katakan. “Seratus ribu. Puas”. Akhirnya Bu Kanjeng meminta berfoto dengan sang _driver_ yang memang “anak Merapi”.Rumahnya 6 KM dari kawasan Merapi. Jabat tangan dan saling memaafkan karena ada kebersamaan dengannya selama tiga setengah jam. Karena Jeep kami berisi 4 orang maka harus tambah jadi 500 ribu, bukan 400 ribu.

Tadabur alam.21 Desember 2019

Post a Comment

20 Comments

  1. Kereeeen kan buk.. Kpn2 ke juja lgi pinarak ke gunungkidul yaa..kita mante...hehe

    ReplyDelete
  2. Keren, gak sakit perut bun, naik mobilnya....tapi pastinya seru dan tulisan bunda mantul. Tak ada yg terlewatkan..semua diabadikan lewat tulisan..

    ReplyDelete
  3. pengalaman menarik. Sudah begitu dibagikan pula. Keren. Terima kasih telah berbagi.

    ReplyDelete
  4. Bunda keren bgt...
    Gaul penampilannya
    Jd pgn juga ke merapi ...

    ReplyDelete
  5. banyak berjalan banyak melihat. banyak melihat banyak belajar. banyak belajar menjadi bijak

    ReplyDelete