HIDUP BAGAI TALANG



Sri Sugiastuti 

Bisa berbagi pada yang lain. Sudahkah kita lakukan? Pertanyaan itu menohok hati Bu Kanjeng. Kadang merasa sugih dewe, pinter dewe, nguyu dewe. Itu juga susah. Jadi sebaiknya kita itu pandai - pandai berbagi pada yang lain. 

Ada perumpamaan yang cantik dari sebuah lampu. Ya Lampu bisa menyalurkan pada yang lain. Ada saklar mahal kalah dengan saklar murah bila tidak bisa menyalurkan sia-sia. Jangan sampai malu karena ada tuntutan dari tetangga. Pasti tidak bisa tidur. 

Artinya tidak  mukmin bila ada tetangga yang masih lapar. Pernahkah ngabsen tetangga  yang belum  makan. Disinilah, fungsi  kekhalifahan harus hidupkan. 
Kita harus bisa sebagai penyalur kasih sayang Allah. 

Banyak cara yang bisa dilakukan. Contoh kecil dan sepele yang dilakukan teman Bu Kanjeng seorang guru di sekolahnya. Hampir tiap Jumat, ada saja yang dibawa ke Sekolah untuk berbagi dengan teman-temannya. 

Bu Kanjeng tidak kaget, karena memang sering menerima dan langsung disalurkan. Layaknya sebuah talang yang menyalurkan apa yang sudah diterima. Ada 2 kg mie basah, 3 ikat sawi sendok, dan 5 ikat besar bayam cabut. 

Otak  Bu Kanjeng langsung bekerja. Ini Jumat barokah, gizi santri TPA pun harus dipikir. Secepat halilintar menu menari di benaknya. Untuk guru karyawan mie goreng dan pecel oke. Untuk santri TPA nanti sore, nasi goreng dan bola- bola daging giling. Lalu yang mengerjakannya siapa Bu Kanjeng? Mungkin ada pertanyaan itu ya? Bagi- bagi tugas sesuai tupoksi masing- masing. Ada ibu kantin yang biasa ia mintai tolong. Artinya Bu Kanjeng bisa berbagi lagi. Berbagi pekerjaan tepatnya. 

Setelah jelas perintahnya. Bu Kanjeng beralih ke tugas lain. Ia ingin silahturahmi ke rumah besannya yang menderita kanker. Sejak idul fitri Bu Kanjeng belum berkunjung lagi. Ia tidak ingin menyesal karena menunda. Senin lalu hal itu terjadi. Ia mengingkari kata batinnya. Sudah direncanakan Sabtu akan menengok besannya yang juga menderita kanker stadium lanjut. Bu Kanjeng menunda karena ada kegiatan lain. Nah penyesalan pun datang. Allah memanggilnya untuk menghadap- Nya.

Padahal Bu Kanjeng paham mendoakan dan mengunjungi orang sakit itu wajib hukumnya. Sekaligus sebagai pengingat betapa rezeki sehat itu sangat berharga. Selain Itu juga sebagai introspeksi diri bahwa di saat kita diberi ujian sakit, maka materi itu tidak ada nilainya. 

Maka hiduplah seperti talang yang bisa menyulurkan apa yang sudah didapat. Ada juga yang memberi perumpamaan bahwa rezeki itu bak air yang ada di dalam sumur. Tidak boleh ditimbun. 

Sumur bila tidak ditimba, maka air itu akan tidak enak, bau, airnya pun keruh. Begitu juga rezeki yang kita peroleh, bila ditumpuk pasti mubajir. 

Gambaran hidup bagaikan talang membuka wawasan Bu Kanjeng untuk selalu bisa berbagi dan bersyukur punya kesempatan memikirkan orang lain.Bu Kanjeng yakin hidupnya pun sudah ada yang mikir. 

Bagaimana menurut anda? 

Soloraya, Jumat 7 Agustus 2020

Post a Comment

47 Comments

  1. Subhanallah.....ibu Kanjeng sangt rendah hati....dan semua kebaikan akan emnajdi contoh buat kita...dan Allah yang mebalas seberapa besar hadiahnya buat ibu....🤲😥

    ReplyDelete
  2. Subhanallah.....ibu Kanjeng sangt rendah hati....dan semua kebaikan akan emnajdi contoh buat kita...dan Allah yang mebalas seberapa besar hadiahnya buat ibu....🤲😥

    ReplyDelete
  3. Subhanallah berbagi TdK akan merugi bahkan Alloh ganti melebihi. Betul air sumur semakin diambilairnya semakin kecang sumbernya. Terima kasih Bu Kanjeng

    ReplyDelete
  4. Puji Tuhan,bu Kanjeng yang baik,semoga semakin dimurahjan rezekinya.Amin

    ReplyDelete
  5. Luar biasa bunda semangat berbagi

    ReplyDelete
  6. Setuju, Bunda. Rezeki kita sudah Allah jamin. Yang tidak dijamin adalah nasib kita di akhirat sehingga kita wajib ikhtiar untuk hidup nyaman di akhirat. Salah satunya dengan menjadi talang bagi orang lain yang membutuhkan.

    ReplyDelete
  7. Indahnya berbagi...dan tetap berbagi...utk kehidupan yang lebih Bermakna

    ReplyDelete
  8. Alhamdulilah sangat infiratip semoga tulisannya semakin byk yg baca dan suka

    ReplyDelete
  9. MasyaAllah luar biasa ibuk.. Smg kita bs sll sprti talang..

    ReplyDelete
  10. MasyaAllah luar biasa ibuk.. Smg kita bs sll sprti talang..

    ReplyDelete
  11. Semangat berbagi yg indah
    Semoga rezeki selau ditambah
    Bagi diri sendiri jelas cukup sudah
    Dinikmati orang lain menjadi berkah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hidup bagaikan talang
      Berkah akan membentang
      Tanpa harus diundang
      Karena Allah tak mau Berhutang

      Delete
  12. setuju b.kanjeng,...... tangan d atas tentu bernilai lbh drpd yg d bawah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Brbagi dan kebersamaan wujud darisyukur nikmat yangtelah kita peroleh

      Delete
  13. Luar biasa motivasi berbagi Bu. Kreatif dan inspiratif

    ReplyDelete
    Replies
    1. Catatan untuk memotivasi diri agar terus berproses dan naik kelas

      Delete
  14. Betul ibu.. Sebenarnya berbagi pd orang lain itu akan berbalik untuk diri sendiri.

    ReplyDelete
  15. Semoga berkah, dermawannya bu Kanjeng terimakasih pencerahannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bagian dari tugas manusia di muka bumi untuk saling berbagi

      Delete
  16. Teeima kasih berbagi kisah nyatanya bunda kanjeng

    ReplyDelete
  17. Bunda Kanjeng dalam Grup Belajar Menulis Gelombang 15 sudah pun menjadi talang menulis bagi kami, penulis pemula. Kedermawanan materi kebendaan belumlah lengkap jika belum berbagi materi bukan benda semisal ilmu. Kita sama maklum, ilmu itu mahal. Setelah saya telisik ternyata mahalnya tidak selalu berkonotasi uang. Mahal itu karena proses memerolehnya yang memersyaratkan sesuatu. Jika baca cerita silat, sorang murid yang ingin memelajari jurus tertentu apalagi yang mengandung unsur kesaktian, harus menjalani "laku" (tindakan atau perbuatan yang dipersyaratkan gurunya. Semoga semangat berbagi selalu terpatri dalam sanubari.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin YRA, apa yang menjadi potensi diri bisa diamalkan dengan rasa syukur, sehingga Allah akan tambahkan nikmat-Nya.Terima kasih untuk apresiasinya

      Delete
  18. Memang Bu Kanjeng hebat,

    Motivasi bagi penulis pemula👍

    Salam literasi Bund🙏

    ReplyDelete
  19. Senang kalau bisa berbagi ya Bu Kanjeng. Tapi saya pernah dikira pamer karena berbagi. Sedih, tapi jadi bahan introspeksi juga. Bahwa tak cukup benar dan baik, tapi harus baik dan benar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kita tidak perlu komentar dari orang yang nyinyir. Singkirkan saja

      Delete
  20. keren bunda .....setuju dengan tulisan bunda. salam kenal. monggo barang x mau berkunjung ke blog saya

    http://nurhidayati2010.com/?p=187

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah ... Petani di desa juga bisa jadi teladan, mereka lebih giat membagikan apa yang mereka hasilkan ketika panen kepada saudara, tetangga, sahabat, bahkan orang yang lewat dan menyapa pun mereka bagi hasil panennya itu. Semoga kita senantiasa bisa berbagi, aamiin

    Terimakasih Bu Kanjeng inspirasinya...salam dari Gunungkidul Yogya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itulah yang saya tulis. Indahnya berbagi. setelah kita menerima, ya kita kasih lagi ke yng ain sehingga barokah

      Delete
  22. pengalaman hidup selalu jadi pelajaran terbaik. semoga bunda sri selalu dalam limpahan keberkahan dari Allah.

    ReplyDelete