GURU DI DAERAH KHUSUS

Sri.Sugiastuti

"Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya". 

Ki Hadjar Dewantara


“Di Kampung Caringin yang rusak dan sepi, negara yang dirasakan anak bangsa lewat para guru yang mengajar di SD Negeri Caringin, Desa Nangela, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Di dusun yang tak dialiri listrik, tanpa aspal mulus, dan tiada irigasi itu, guru berbakti menjaga negeri. Salah satu sudut dusun, tempat sekolah berdiri, seketika meriah saat anak-anak menyambut kehadiran guru mereka, Sarino (32) dan Riki Sonjaya (30), pada pekan ketiga November 2015.”https://arsip-interaktif.kompas.id/pendidikan.

Informasi di atas mengantarkan saya pada gambaran perjuangan para guru yang bertugas di daerah khusus. Inilah salah satu yang melatar belakangi saya sangat bersemangat ketika diajak berkolaborasi ikut membidani lahirnya buku antologi yang idenya murni dari sang kurator, salah satu guru daerah khusus di umatera Utara.

Perkenalan saya dengan Kurator buku Antologi “ Secercah Harapan dalam Keterbatasan"  (Antologi Kisah Guru Daerah Khusus) bukan lah suatu kebetulan. Saya bisa mengenal Bapak Sahat Serasi salah satu pelaku atau tokoh sang guru di daerah khusus ini saya yakini sebagai kodratullah. Kami sesama guru, sesama pegiat literasi punya visi misi yang sama untuk terus bergerak dan berkolaborasi membangun negeri melalui literasi.

Sebenarnya ada keinginan saya untuk bisa ikut menulis tentang kiprah guru di daerh khusus. Tetapi pasti berbeda tulisan dari true story dengan tulisan saya sebagai pengamat. Maka saya putuskan cukup membuat rangkaian aksara sebagai apresiasi saya kepada teman-teman yang mendapat paket dari Tuhan berupa kenikmatan merasakan suka duka sebagai guru daerah khusus dengan besarnya harapan yang ingin dicapai.

Rupanya gagasan Pak Sahat menyatukan teman seperjuangannya saat mendapat pembekalan hingga  menjadi guru di daerah khusus  dalam sebuah buku antologi bisa terlaksana. Akhirnya 21 Penulis di buku antologi ini  menyuguhkan true story mereka yang selama ini. Bagaimana mereka bisa memutuskan untuk tinggal jauh dari keluarga, dan menebar harapan di daerah khusus dengan sarana dan prasarana yang terbatas.

Saya yakin saat mereka menulis kembali, perjuangan, kenangan dan harapannya sebagai guru di daerah khusus punya kisah menarik untuk dinimati. Bagaimana mereka menggambarkan suasana kenyataan yang dihadapi. Bagaimana mereka harus beradaptasi sekaligus kerja keras untuk bisa ikut mencerdaskan kehidupan anak negeri. Berbekal potensi diri yang mereka miliki, tanpa ragu dan bimbing, mereka bulatkan tekad bagaimana mereka bisa memberikan sumbangsih kepada generasi di daerah khusus yang sangat membutuhkan pendidikan yang layak.

Mereka dituntut cerdas dalam bertindak juga dalam berpikir. Menguasai medan dan bisa merangkul siswanya dengan penuh kasih sayang. Kemanusiaan, rasa memiliki dan bercita-cita mencerdaskan mereka jadi target para guru yang ada di daerah khusus. Mereka tidak ingin kalah bersaing dengan guru yang ada di daerah yang lebih maju.

Saya pribadi  patut memberikan apresiasi kepada para Guru Penulis yang sudah mengisahkan sebagian perjalan hidupnya sebagai guru daerah khusus. Bagimana ikhtiar mereka dalam keterbatasan mampu menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Kelak tak bisa dipungkiri bahwa apa yang sudah mereka lakukan akan selalu diingat oleh mantan siswanya.

Saya ucapkan selamat kepada 21penulis hebat yang sudah mengabadikan kisah suka duka dan harapannya sebagai guru di daerah khusus dalam bentuk buku spesial yang akan jadi warisan untuk anak cucu khususnya dan untuk generasi Indonesia ke depan.

Berharap buku ini bisa membuka wawasan pembaca sekaligus memberikan apresiasi yang layak kepada Pahlawan tanpa tanda jasa  di bumi pertiwi.


Surakarta , September 2020

Sri Sugiastuti

Pegiat Literasi, motivator dan Penulis buku

Post a Comment

4 Comments

  1. Sayangnya saya belum berkenalan akrab dengan dunia literasi. 12 tahun di DAS Rawas, sebuah daerah pedalaman di kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Dokumentasi foto pun banyak yang musnah terndam banjir yang setahun pasti tidak kurang dari tiga kali terjadi. Bagus ya jika bisa dikisahkan.

    ReplyDelete
  2. kisah -kisah inspiratif yang tentunya merugi jika tidak dibaca..

    ReplyDelete