Si Kuman dan Isoman (Puisi Telelet)



doc. Roni Bani
Si Kuman dan Isoman

Oleh: Sri Sugiastuti 

Bumi Pertiwi yang kucinta
Saat ini kami sedang berduka cita
Atas segala musibah yang di depan mata.

Awalnya kami tak percaya
Pertiwi terserang virus berbahaya
Katanya sang virus takut hangatnya cahaya
Nyatanya kita semua dibuat terpedaya.

Hari, pekan, bulan perlahan berlalu
Berat dirasa bak tertimpa palu 
Menatap dan mendengar berita pilu
Hati kami semakin tersayat sembilu
Kenyataan ini membuat lidah kelu

Sirine meraung terdengar dari kejauhan
Bersedir hati siapakah yang mendapat giliran 
Ambulan pun datang menolong korban
Semua kembali kepada keputusan  tuhan
Berharap jiwanya terselamatkan
Malaikat masih memberi kesempatan


Kita diminta agar bisa bertahan
Selama  masih terselip satu  keyakinan
Mari berjuang dan mohon pertolongan
Banyak cara yang bisa kita lakukan
PPKM darurat dan penerapan kedisiplinan

Saat menjamurnya Isoman
Menjadi  kisah penuh guyonan 
Berbagai cerita bisa jadi hiburan
Untuk  mengurangi sedikit kegalauan

Duhai covid-19 dengan segala varian
Sungguh kalian pun ciptaan tuhan
Mari hidup damai tapi jangan mematikan.

Surakarta Hadiningrat 16 Juli 2021

Post a Comment

19 Comments

  1. Replies
    1. Sehat Bu Panca? Terinspirasi dari kejadian tiap hari selama ini

      Delete
  2. Puisinya bagus bunda... Smg pandemi ini segera pergi, rindu aktifitas normal kembali...

    ReplyDelete
  3. Luar biasa Bunda. Virus delta memang ujian yang luar biasa. Semoga kita selalu sehat dan terhindar dari virus corona

    ReplyDelete
  4. Jangan lelah tetap bertahan
    Di tengah himpitan yang menyakitkan
    Lakukan segala anjuran
    Semoga kita terselamatkan
    Usaha dan doa telah di lakukan
    Pada akhirnya Pasrah pada Tuhan

    ReplyDelete
  5. Mantaapp .... peka sekali bund.... 👍👍

    ReplyDelete
  6. Tiap akhir baris di setiap bait ditulis tanda titik (.) seperti pada patidusa nggak Bunda..?

    ReplyDelete