REFLEKSI DAN RESOLUSI BU KANJENG



Oleh: Sri Sugiastuti

Ukirlah di hatimu bahwa setiap hari adalah hari terbaik dalam setahun.”
 Raplh Waldo Emerson

Desember penghujung bulan menuju Januari. Waktu bergulir selama 12 bulan yang artinya kesempatan hidup bagi Bu Kanjeng semakin berkurang. Waktu tidak bisa diulang. Berada di akhir tahun dan menuju pergantian tahun sangat penting bagi Bu Kanjeng untuk merefleksi dan membuat resolusi di tahun depan.

Banyak hal yang terjadi dan perlu disyukuri. Bagaimana Bu Kanjeng harus ikhlas saat kehilangan adik kandungnya.Terngiang percakapan via WA saat sang adik pamitan ke RS untuk PCR dan pulang ke rumah 10 hari kemudian, disalati di masjid terdekat setelah itu dimakamkan  di tempat yang sudah dipesan jauh hari sebelumnya. Allah telah memanggilnya. Tak bisa diundur dan tak bisa dimajukan. Kodratullah sang adik meninggal awalhya disebabkan Covid-19. Visual terakhir ia terbebas Covid-19. Begitu indah semua ketetapan Allah. 

Usianya baru 58 tahun namanya Sri Subiantari. Bagi Bu Kanjeng sosok adiknya ini bagian dari hidupnya. Maklum, mereka tumbuh bersama. Beda usia mereka hanya 1 tahun. Ketika menghabiskan masa kecil bersama mereka punya sifat yang berbeda. Bu Kanjeng terkesan ramah, mudah terpengaruh dan banyak teman, sementara adiknya sosok yang cerdas, tegas dan agak galak. Kecerdasan itulah yang mengatarkannya menjadi seorang dokter. Ia punya rezeki berlebih dan sangat murah hati. Bu Kanjeng ikut menikmati kebaikannya.
-
Sekarang Bu Kanjeng hanya bisa mengenang dan memeluknya dalam untaian doa panjang agar adiknya dilapangkan kuburnya, diampuni dosanya dan diterima amal ibadahnya. Untuk mengenang sang adik Bu Kanjeng membuat buku traveling salah satu kenangan tiga bersaudara saat ke Turki selama 10 hari. Sebuah kenangan yang tak terlupakan. Atas kebaikan adiknya yang memfasilitasi traveling tersebut. Allah menggerakkan hati sang adik sekaligus memudahkan semuanya menjadi penuh keberkahan.

Satu Mei 2021 menjadi tanggal istimewa buat Bu Kanjeng. Tugasnya sebagai abdi negara telah purna. Genap 35 tahun berdasarkan SK, ia menjadi Guru dan menjabat sebagai Kepala Sekolah di tahun 2018 hingga pensiun. 35 tahun bukan waktu yang singkat. Ia sudah membersamai peserta didiknya. Saat ini mereka ada yang menjadi anggota DPR, Aparat, pengusaha dan ada juga yang menjadi cleaning servis. Nasib mereka tidak sama. Bagi Bu Kanjeng saat pensiun bukan akhir segalanya. Semangat belajar dan berbagi dalam berliterasi justru dikelola secara profesional tetapi bergantung kepada Allah SWT.

Juni 2021 juga menjadi catatan khusus Bu  Kanjeng. Sebagai orang tua kewajiban menikahkan anaknya harus ditunaikan. Suasana Pandemi Covid-19 menyelimuti perlehatan yang dikemas secara sederhana. Tanggal 16 Juni 2021 Bu Kanjeng meminta doa restu dari kerabat dan para tetangga diadakan di rumah dan di masjid dipantau satpol PP. Pelaksanaan akad nikah dan resepsi diselenggarakan tanggal 19 Juni 2021 di Bekasi di rumah mempelai putri. Alhamdulillah  semua berjalan lancar. Suasana di Solo dan di Bekasi berbeda. Bila di Solo sangat ketat dengan prokes dan aturan yang berlaku, sedangkan di Bekasi justru aman damai bahkan ada  hiburan Campur Sari. Yang terpenting tugas Bu  Kanjeng sebagai orang tua sudah dilaksanakan.

Terbayang punya mantu tambah keluarga mungkin juga segera punya cucu. Semua berproses dengan derap langkah yang full semangat. Sementara Bu Kanjeng masih diminta menyelesaikan  tanggung jawabnya sebagai Kepala Sekolah hingga tahun ajaran  2021-2022 berakhir. Semangat berliterasi Bu Kanjeng tetap membara. Ia ingin sebagai pegiat literasi Nusantara dengan sepenuh hati punya kaki tangan  dan pikiran terus bergerak ikut menebar virus cinta literasi. Berharap generasi penerusnya menjadi generasi hebat yang bermartabat.

Juli 2021 Bu Kanjeng semakin bersemangat berliterasi. Pekerjaan yang dirintis sejak tahun 2009 harus menebar banyak manfaat dan menginspirasi di komunitas menulis yang diikuti. Ia bersama anaknya, Mas Yassin namanya, punya komitmen untuk mengawal para penulis pemula mewujudkan mimpinya punya buku sekaligus, bisa melayani banyak permintaan dari Bapak Ibu guru yang sadar bahwa mereka punya potensi dan bisa menjadi penulis andal.

Berdirilah PMA ( Perusahaan Milik Allah) Literasi Istikamah, digunakan Bu Kanjeng  sebagai wadah untuk mengawal Bapak Ibu yang ingin punya buku Antologi maupun buku Solo. Bu Kanjeng memiliki kerjasama dengan penerbit Oase yang memiliki visi dan misi yang sama. Alhamdulillah  PMA bisa melayani dengan sepenuh hati. Tak heran bila dari satu kabupaten Gunungkidul ada 200 judul buku puisi guru TK yang dikawal. 

Dunia literasi semakin dicintai Bu Kanjeng. Kepuasan batin yang dirasakan ketika naskah yang dikawal sebagai buku sampai di tangan penulis. Lalu mendoakan Bu Kanjeng sehat selalu dan diberikan umur panjang yang bermanfaat. Doa itu sangat membahagiakan dan menguatkan hati dan pikirannya.  Selain itu Bu Kanjeng merasa menjadi orang kaya sedunia, memiliki sahabat di pelosok nusantara.

Sejak Desember 2019 Bu Kanjeng sering diundang sebagai narasumber untuk kegiatan Literasi secara luring. Nah saat Pandemi Bu Kanjeng diminta Bapak Wijaya Kusumah  atau Omjay memperkuat barisan narasumber di kelas Belajar Menulis Bersama PGRI via Daring  Gratis. Saat ini sudah ada 22 gelombang. Tentu saja semua itu bukan kebetulan. Tetapi atas izin Allah. Bu Kanjeng merasa Allah telah mengabulkan doa panjang Bu Kanjeng selama ini. Permohonan sederhana  dari Bu Kanjeng, ia ingin sisa hidupnya bermanfaat untuk orang lain, dimudahkan menggapai rida Allah dan saat dipanggil menghadap Allah dalam keadaan husnul khatimah.

Bu Kanjeng merasa punya banyak PR yang belum dilaksanakan dengan baik. Targetnya membaca Riyadus Sholihin setiap hari masih belum rutin. Mengkaji Fikir Wanita bersama Ustadzah Mulyani juga  belum tuntas. Hal ini membuat Bu menyesal. Betapa dzalimnya dia dalam memanfaatkan waktu.

Tahun 2022 segera tiba. Sudah beberapa agenda yang dibuat Bu Kanjeng untuk mengisi kegiatannya di tahun 2022. Ia ingin segera mengadakan kelas menulis gratis bersama Narsum khusus dengan latar belakang  dunia pendidikan  dan Literasi. Kelas  menulis batch 2 bagi orang berminat mengembangkan keterampilan menulisnya.

Sepertinya tahun 2022 Bu Kanjeng akan dianugrahi dua orang cucu. Tentunya ini sangat membahagiakan. Sedangkan urusan sekolah, Bu Kanjeng  di pertengahan tahun 2022 akan selesai masa tugasnya sebagai kepala sekolah sehingga dia punya banyak waktu  untuk berliterasi  dan bersilahturahmi. 

Bu Kanjeng punya rencana besar Bila Allah mengizinkan, dia ingin mengunjungi  Papua. Ada  adik sepupu di sana dan juga keponakan. Bu Kanjeng ingin
memenuhi undangan berapa sahabat literasinya. Dia ingin mengenal Papua lebih dekat dan dari kunjungan itu ada buku sebagai produk jalan-jalan.

Dari sekian banyak resolusi yang didambakan yang paling utama  adalah bagaimana agar ia bisa istikamah memanfaatkan waktu 24 itu dengan bijak supaya kelak ketika diminta pertanggungjawaban ia bisa menjawab. 

Surakarta Hadiningrat, 6 Desember 2021.

Post a Comment

21 Comments

  1. Wao... Catatan menarik yang tidak akan terlupakan. Menulis hal-hal seperti ini yang tidak butuh pengetahuan luar biasa tentang ilmu kepenulisan. Sederhana namun berkesan. Model bercerita seperti ini yang sangat sering saya sampaikan kepada banyak sahabat bila berniat untuk menulis. Terima kasih telah membagikan kisah ini

    ReplyDelete
  2. semoga laincarkan semua urusannya, aamiin, selamat menjadi ulama, usia lanjut masih aktif, hehehe

    ReplyDelete
  3. Selamat atas keluarga baru putra putrinya, dan selamat atas cucunya yang baru...selamat atas prestasi literasinya di tahun 2021 dan semoga resolusi 2022 semakin sukses . Aamiin. Semoga kita ikut tertular semangat literasinya. aamin.

    ReplyDelete
  4. Tahun yg penuh warna Bunda. Semoga sehat selalu dan terus berkarya.

    ReplyDelete
  5. MasyaAllah.Tabarakallah.Sangat menginspirasi.
    Aamiin.

    ReplyDelete
  6. Luarbiasa Bun.....
    Pantas jadi teladan.......

    ReplyDelete
  7. Sehat selalu bunda, barokah usianya mencerdakan bangsa

    ReplyDelete
  8. Wah. Resolusi yang keren. Semoga bisa juga membuatnya

    ReplyDelete
  9. Begitu mudah bunda merangkai paragraf demi paragraf yang terjalin jadi cerita yang berkesan. Semoga kebaikan bunda dibalas Allah Subhanallah. Semoga bunda sekeluarga dalam kondisi sehat Walafiat. Terima kasih sudah berbagi ilmu bunda. Saya sudah merasakan manfaat dari guru2 menulis. Semoga saya bisa mencontoh semangat nya bunda yang selalu memberi manfaat untuk orang lain

    ReplyDelete
  10. Semoga sehat selalu dan penuh barakah. Amin.

    ReplyDelete
  11. Masya Allah, Ibu tulisan yang sangat menginspirasi. Banyak cerita di sepanjang tahun yang dikisahkan dangan begitu apik. Ingin rasanya seperti itu suatu saat nanti. Bisa menulis seperti Ibu.

    ReplyDelete