LODAYA MEMBAWAKU NGEBOLANG

LODAYA MEMBAWAKU MGEBOLANG

Oleh: Sri Sugiastuti 



Di stasiun KA Bandung  dini hari tanggal 26 Agustus 2022

Saat kita memutuskan untuk traveling pasti pikiran kita langsung konek deng an transportasi yang akan kita gunakan. Begitu juga dengan Bu Kanjeng yang akan ngebolang ke Jawa Barat dan lanjut ke Bekasi dan Jakarta. Pasti seru ya, Traveling ala Lansia.

Yuk kenalan dulu dengan "Lodaya". Ia nama dari kereta api yang akan ditumpangi Bu Kanjeng dari  Solo menuju Bandung. Bu Kanjeng juga penasaran loh dengan nama Lodaya.

Saat ini Bu Kanjeng googling ternyata kata lodaya  dalam bahasa Sunda modern untuk menyebut harimau, atau maung sejenis "macan" hewan dalam genus Panthera. Wah keren juga ya artinya.

KAI memiliki kereta api yang bernama Lodaya. Kereta yang memberi layanan  penumpang kelas eksekutif dan ekonomi premium yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero), melayani lintas Solo Balapan–Bandung dan sebaliknya. Kereta api ini menawarkan perjalanan sebanyak dua kali (pagi dan malam) perjalanan pulang-pergi.

Di spot cantik yang ada dekat pintu keluar sebelah utara Stasiun KA Bandung. Jumat dini hari tanggal 26 Agustus 2022.

Sudah lama Bu Kanjeng tidak ke Bandung menggunakan KA terakhir 12 tahun lalu. Kali ini. KA Lodaya eksekutif menjadi pilihannya. Bu Kanjeng membeli tiket  lewat KAI Access,  mudah dan praktis. Dengan harga tiket
310.000 rupiah,  Bu Kanjeng mendapatkan kursi nomor 2A gerbong 1.Eksekutif. 

Sebenarnya ada dua pilihan. Mau berangkat yang jadwal pagi atau senja. Bu Kanjeng pilih yang senja. Bila sesuai jadwal, berangkat pukul 18.40, dari Solo  dan akan tiba di stasiun Bandung pukul 03.39. Alhamdulillah kereta yang ditumpangi Bu Kanjeng berangkat dan datang sesuai dengan jadwal.

Fasilitas untuk penumpang Eksekutif berupa masker, selimut dan bantal kecil. AC lumayan sejuk dan tempat duduk nyaman. Kebersihan oke. Tetapi yang membuat Bu Kanjeng terganggu saat diumumkan setiap stasiun pemberhentian dengan suara yang keras. Otomatis mengganggu penumpang yang sedang tidur. Padahal di hampir setiap kota yang dilalui, kereta Lodaya berhenti.

Dari Solo, Klaten, Yogyakarta  lanjut hingga Kiara Condong dan terakhir Stasiun Bandung tepat pukul 03.39. KA tiba. Bu Kanjeng sudah dibantu porter untuk membawakan koper kecil dan 2 tas tentengan oleh-oleh. Sambil melihat  sekeliling stasiun Bu Kanjeng mengikuti langkah cepat sang porter. 

Wow ternyata  stasiun Bandung sudah banyak perubahan. Lebih bagus dari stasiun Gambir. Ada escalator yang memanjakan penumpang yang naik atau turun dari  Kereta Api. Bu Kanjeng ambil pintu keluar  yang sebelah utara. Tiba-tiba  matanya tertuju pada dua spot bagus yang sayang  bila dilewatkan. Tanpa sungkan, Bu Kanjeng minta tolong porter untuk mengambil gambarnya.
Yes foto ini bisa jadi saksi bahwa Bu Kanjeng berkunjung ke Bandung.

Suasana masih gelap dan sepi. Tujuan Bu Kanjeng musala tempat ia menunggu azan Subuh berkumandang. Dihirup udara Bandung yang konon sejuk dan mendapat julukan Paris van Java karena keindahannya. Sebutan lainnya adalah kota Kembang. Di zaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon dan bunga-bunga yang tumbuh di sana. 

Porter meletakkan barang bawaan Bu Kanjeng  di serambi masjid. Bu Kanjeng kagum dengan kebersihan masjid kecil nan cantik ini. Ada beberapa orang  terlihat tidur di serambi masjid.
Di masjid ini Bu Kanjeng berkesempatan salat Subuh dan ngaji saat menunggu azan Subuh.
Serambi masjid Al Mu'min yang ada di sebelah utara Stasiun KA Bandung.

Masjid mungil bersih nyaman dan membuat Bu Kanjeng semakin bersyukur mengawali perjalanannya dan transit di masjid ini.

Karena masih ada waktu 30 menit jelang azan Subuh, sementara Bu Kanjeng sudah berwudu. Ia bisa melaksanakan rutinitas yang biasa dilakukan di masjid dekat rumahnya bersama Pak Kanjeng.  Rasa syukur Bu Kanjeng tak terbatas. Ia sangat menikmati awal traveling sekaligus silahturahmi ke rumah sahabat Literasi yang dikenal lewat dunia maya.

Tepat pukul 5.00, jemputan yang ditunggu pun datang. Mereka berpelukan layaknya saudara yang lama tak berjumpa. Padahal mereka selama ini hanya ngobrol lewat dunia maya. Bu Asih yang setiap malam selalu berkomunikasi untuk saling support dan berbagi. Profesinya sebagai seorang dosen di SD sekaligus pegiat Literasi  sangat klop dengan Bu Kanjeng.

Siap ngebolang ke Ciwidey bersama Bu Asih.

Lodaya telah mengantarkan Bu Kanjeng ngebolang, silahturahmi sekaligus takabur alam di bumi Jawa Barat nan memesona.

Post a Comment

6 Comments