Aam Septriana


Aam Septriana

Oleh: Sri Sugiastuti 

Namanya Aam Septriana umurnya baru 10 tahun. Bu Kanjeng  sudah lama mengenalnya. Sejak berusia 4 bulan Aam biasa dititipkan di rumah Mbok Darto. Tetangga Bu Kanjeng.  Rumahnya  sederhana dengan fasilitas minim. Bu Kanjeng sempat mengkhawatirkan kesehatan dan perkembangan Aam yang dititipkan di rumah Mbok Darto setiap hari. Ternyata kekhawatiran Bu Kanjeng tidak terbukti. 

Aam tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas dan berakhir mulia. Tentu saja Bu Kanjeng penasaran. Pasalnya pagi sampai sore sejak bayi hingga usia sekolah waktunya lebih banyak dengan Mbok Darto yang buta huruf, bila bicara kadang kasar dan juga tidak sabaran. Mengapa tidak sedikit pun Aam terimbas dengan cara Mbok Darto mendidiknya sejak kecil. 

Kini Aam sudah berusia 10 tahun. Duduk di kelas 4 SD IT ( Sekolah Dasar Islam Terpadu). Ia memiliki 2 orang adik yang harus diajak bermain bila umi dan abinya sibuk. Bila tugas menjaga adik sudah selesai Aam biasanya bergabung dengan teman-teman yang usianya di bawah Aam.

Bu Kanjeng melihat dan mengamati kegiatan  Aam saat bersama orang tua dan di lingkungan sekolah. Pak Kanjeng berhasil mengulik cerita Aam, saat Pak Kanjeng mengadakan lomba story telling dalam rangka menggiatkan literasi masyarakat dengan caranya.  

Aam dengan lancar dan komunikatif bisa berkisah dengan sangat menarik di depan peserta lainnya. Bagaimana dia menceritakan kembali apa yang dilakukan setiap hari. Semacam daily activities. Tentu saja Bu Kanjeng bangga melihat perkembangan Aam yang luar biasa.

Karena Aam menjadi target pengamatan Bu Kanjeng dan Pak Kanjeng, anak tersebut sering menjadi bahan diskusi bila usai salat magrib berjemaah di masjid. 

Kali ini Bu Kanjeng berbagi kisah dengan  Pak Kanjeng masalah Aam.

"Pak, tau ngga mengapa saya agak lama di serambi masjid?" Meminta Pak Kanjeng menebak ada apa gerangan.

"Bapak tau lah, kepanjangan dari gosip mobil yang diparkir warga tanpa izin dan orangnya ngga pernah ke masjidkan? Yang beritanya jadi panjang kali lebar dengan berbagai versi." Jawab Pak Kanjeng sok tau.

"Weleh, bukan itu lah. Ngga penting gosip seperti itu dibahas." Ujar Bu Kanjeng 

"Jadi ada berita yang lebih heboh lagi? Tentang pencuri kotak amal yang masih dalam penyelidikan?" Pak Kanjeng asal menjawab saja

"Bukan yoo... Bapak tau kan kalau jamaah putri di saat magrib didominasi oleh krucil- krucil anak buahnya Aam. Dimana saya harus pasang wajah sok galak supaya mereka bisa salat dengan khusyuk." 

"Iya lalu ada apa dengan mereka?" Pak Kanjeng mulai penasaran   

"Tadi pas salat, krucil- krucil pasukan Aam penuh celoteh.Tapi saya tetap berusaha khusyuk dan tidak terpancing dengan celotehan mereka. Saya masih berdoa ketika Aam dengan lantang menegur para krucil tadi."Lanjut Bu Kanjeng 

"Kamu mau gojeg/ guyon/ngobrol atau mau salat?" Bu Kanjeng menirukan gaya Aam di depan Pak Kanjeng. 

Karena penasaran dengan kelanjutan celoteh mereka Bu Kanjeng jadi berlama -lama di masjid. Bu Kanjeng nguping dan pura-pura tidak tau dengan ulah Aam dan krucil-krucil. 

"Ini aku bawa stiker, ada yang utuh ada yang eceran." Terdengar suara Aam menawarkan sesuatu.

"Kalau yang eceran  harganya 500 dapat 2 stiker kecil, kalau yang utuh 5000, isinya banyak." Lanjut  Aam. 

"Mba Aam, aku minta. Yang  gambar halo kitty aku suka." Rengek Shafira, salah satu krucil yang akrab dengan Aam.

"Ngga bisa. Harus beli. Mau yang mana?" Timpal  Aam.

"Mau semuanya."jawab Shafira.

Kesimpulannya di masjid bada salat magrib ada transaksi jual beli. Dan pelakunya Aam dan krucil-krucil itu.

Bu Kanjeng suka dengan jiwa entrepreneur  Aam yang sudah tampak sejak kecil. 

"Siapa yang mengajarkan ya? Saya juga dulu pernah jualan karet gelang dan kelereng." Kenang Bu Kanjeng pada masa kecilnya. 

Tiba-tiba, Bu Kanjeng dikagetkan dengan suara Pak Kanjeng yang memberi komentar tidak nyambung. 

" Sudah saya duga kalau  Aam akan jadi  anak yang cerdas, santun dan pintar bicara. Lah wong bentuk bibirnya tipis pasti cerewet." Hadeh.

Surakarta Hadiningrat,13 November 2022.

Post a Comment

13 Comments

  1. kirain Aam Nurhasanah, ternyata aam yg lain hehehe.

    ReplyDelete
  2. Terima kasih Bu kanjeng dan banyak ilmu yang saya temukan karena urian kata yang tersusun rapih dan apik ,salam sehat selalu dan jangan lupa bahagia

    ReplyDelete
  3. Tulisan enak. Membuat orang kecelek ternyata ...oh ternyata

    ReplyDelete
  4. Bunda Kanjeng penuh dengan ribuan ide.. Tulisannya selalu baru dan selalu menggelitik. Salut dengan semangat literasi bunda yang selalu berkobar. Sangat menginspirasi..

    ReplyDelete
  5. Hehee.. kirain Aam Nurhasanah..
    Mantul ..

    ReplyDelete
  6. Bu kanjeng diam-diam riset perilaku krucil-krucil untuk bahan menulis, Good job bunda semangat everytime, everywhere

    ReplyDelete
  7. Ada saja yang jadi bahan menulis.....saluut

    ReplyDelete
  8. Tulisan bunda kanjeng selalu menarik, runtut dan bikin penasaran...dan akhirnya, ..oh!! Ternyata.. hadeh!! hehe... pf bunda, selalu menginspirasi,

    ReplyDelete