Kiswanto yang Dirindu

Kiswanto yang Dirindu

Oleh: Sri Sugiastuti 

 "Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya." -Ki Hajar Dewantara-

Menjadi orang yang bermanfaat dan dirindukan oleh semua orang pasti menjadi impian setiap insan di dunia ini. Pasalnya untuk menjadi orang yang bermanfaat itu tidak mudah. Menuju ke arah yang baik dan memiliki komitmen untuk menjadi orang yang bermanfaat butuh proses.

Tokoh Kiswanto, atau biasa dipanggil oleh Bu Kanjeng dan tetangga di lingkungan RW dengan panggilan Mas Kis adalah seorang tukang sampah yang selalu dirindukan. Ada banyak indikator yang dimiliki sebagai seorang pahlawan sekaligus orang yang selalu dinanti kedatangannya.

Mas Kis selalu dinanti tiap pagi oleh ibu-ibu yang ingin rumahnya rapi dan bersih. Setiap pagi Mas Kis mendatangi rumah warga dan mengambil sampah yang ada di pojok rumah masing-masing. Kadang Bu Kanjeng baru mendengar kata sampah saja sudah jijik. Hidungnya yang sensitif tidak bisa dibohongi. Tak heran bila Mas Kis berhalangan datang yang paling menderita Bu Kanjeng. Serta merta, ia mengambil solusi minta tolong orang lain untuk membayangkan sampahnya ke pembuangan sampah akhir yang letaknya lebih jauh dari rumah. 

Bu Kanjeng sering berpapasan dengan Mas Kis baik di jalan raya atau di gang kecil saat ia mengambil sampah. Gerobak yang membersamai Mas Kis kadang masih kosong, kadang sudah menggunung. Yang paling menarik perhatian Bu Kanjeng adalah bagian terdepan dari gerobak Mas Kis. Di bagian itu  banyak tas kresek yang digantung berisi makanan sisa dari tetangga. Biasanya makanan itu disortir. Bila masih layak akan dikonsumsi, bila tidak maka akan menjadi jatah hewan ternak piaraannya.

Mas Kis selain berprofesi sebagai tukang sampah, dia juga sebagai takmir masjid bagian sosial. Jadi bila ada urusan nengok orang sakit pasti Mas Kis yang  door to door untuk meminta kesediaan jamaah masjid yang bersedia ikut iuran untuk kebersamaan membeli buah tangan atau uang yang akan diberikan kepada keluarga warga atau jamaah yang sedang sakit.

Sepertinya pekerjaan sampingan Mas Kis sepele dan tiap orang bisa melakukan. Nyatanya hampir puluhan tahun tidak ada yang bersedia menggantikan pekerjaan sampingan itu. Menurut Bu Kanjeng ini juga bagian dari gerak langkah Mas Kis menjadi pahlawan di kampungnya.

Bu Kanjeng memang menjadikan Mas Lis sebagai pahlawan di kampungnya. Bahkan Mas Kis menjadi bagian dari keluarga Bu Kanjeng. Bila ada kerepotan apa pun yang bentuknya serabutan dan butuh angkat-angkat barang, Mas Kis lah yang menjadi pahlawan untuk warga di kampungnya.

Pengamatan Bu Kanjeng tidak hanya sampai di langkah keseharian Mas Kis. Tiap hari Senin di halaman rumah Mas Kis parkir  mobil box terbuka yang mengambil barang- barang yang berhasil dikumpulkan dan layak jual.
Ada botol atau galon kemasan air mineral, kardus, botol sirup dan sejenisnya. Hasil penjualan itu menjadi tambahan  income untuk Mas Kis dan keluarga.

Bagi warga kampung yang lain Mas Kis punya tempat tersendiri di hati mereka. Bu Kanjeng sudah mengamati beberapa tahun belakangan ini. Ya setiap Senin sore, banyak ibu-ibu ibu pengepul sampah kering yang mereka miliki, datang ke rumah Mas Kis yang sedang bertransaksi dengan juragannya.  Para ibu itu juga ikut menjual barang rongsokan yang mereka miliki. Walaupun nilainya tidak seberapa, para ibu itu senang saat menerima uang hasil menjual barang rongsokannya. Bahkan ada ibu-ibu  yang khusus mencari rongsokan saat  olah raga jalan pagi yang biasanya usai salat subuh.

Bu Kanjeng memang jeli bila mengamati sekaligus tadabur lingkungan. Sering bertegur sapa dengan mereka yang usai olah raga jalan kaki pulang membawa barang-barang hasil memulung di tempat sampah milik penghuni perumahan yang cukup mewah. Usaha mereka yang dengan telaten memulung jadi motivasi Bu Kanjeng untuk bersedekah barang-barang yang sudah tidak terpakai.  Sayangnya kegiatan ini kurang didukung Pak Kanjeng. Karena Pak Kanjeng justru sering membeli barang rongsokan dari Mas Kis. Menurut Pak Kanjeng, dia bisa menyulap barang bekas menjadi pot, atau benda-benda lain yang dibutuhkan. 

Kondisi seperti ini yang membuat Mas Kis juga dirindukan oleh Pak Kanjeng. Kadang Pak Kanjeng sering berpesan.
"Kalau ada barang yang bisa untuk pot atau yang lain antar ke rumah ya"

Surakarta Hadiningrat 29 November 2022.

Post a Comment

14 Comments

  1. Mantap Bunda...tulis juga di Kompasiana dong bun

    ReplyDelete
  2. Mantap bundaku. Apapun terlihat manis dan jadi catatan indah di tangan bu Kanjeng... masya Allah

    ReplyDelete
  3. Keren...sdh berbagi cerita. Betul sekali ...beliau sangat rajin .Pasti banyak rizkinya

    ReplyDelete
  4. Mantap. Salam kenal dari mojokerto

    ReplyDelete
  5. Mas Kis Yang selalu dirindu para Ibu. Keren....

    ReplyDelete
  6. Bunda kanjeng telah menuliskan hasil riset yang berasal dari pengamatan lingkungan. Sangat menarik.

    Salam rindu buat mas Kris Bun.

    ReplyDelete
  7. Heheheh memang pak Tukang smpah sll dirindu emak2

    ReplyDelete
  8. Betul sekali bunda kanjeng. Mungkin terlihat sepele, kotor bau dan sebagainya
    Namun orang macam pak Kus ini pahlawan yang terlupakan
    Dengan jasa yang tak bisa gambarkan.

    ReplyDelete