Flash Fiction ALA Bu Kanjeng

MBOLOS SEKOLAH

Oleh : Sri Sugiastuti 

Seperti hari-hari sebelumnya, Ratih merasa bosan mengikuti  pelajaran matematika yang jadwalnya setelah istirahat kedua.Terbayang wajah Bu Kiwin yang jutex. Pasti Bu Kiwin bakal mencecarnya dengan pertanyaan atau maju ke depan menjawab soal yang disiapkan Bu Kiwin.

Di mata  Bu Kiwin Ratih siswa yang cerdas.  Sehingga sering dijadikan  role model saat di kelas. Ratih merasa dimanfaatkan dan sampai pada titik bosan. Serasa tidak ada murid lain. Selalu dia yang menjadi sasaran Bu Kiwin saat mengajar.

"Tidak, tidak. Banyak solusi buat menghindar dari menjadi  role model. Lebih baik mbolos.Merdeka sesaat dari belenggu Bu Kiwin.   

Sandra, Mira, Aji dan Aldi sudah masuk satu paket untuk  membolos berjamaah  usai istirahat kedua. Mereka sudah kompak, pas istirahat diatur meninggalkan kelas dan bablas lewat pintu rahasia yang dimiliki Pak Bon.

Mira dan Sandra sudah menunggu dekat pintu rahasia. Aji dan Aldi yang akan menerima tas yang dilempar Ratih dari lantai 2 sudah paham dengan skenarionya. Setelah misi dijalankan, Ratih tersenyum lega. Aman setelah 5 tas dilempar dan ada yang menerima di bawah.

"Yes, tugas selesai, aku bisa santai sejenak melupakan wajah Bu Kiwin dan matematika yang membosankan."

Dituruni anak tangga untuk menuju pintu rahasia. Ratih tetap tenang. Tiba-tiba terdengar ada suara yang memanggilnya. Ia pun menoleh.

Bu Kiwin sudah  ada di hadapan  Ratih dengan membawa tas Ratih yang belum lama dilempar ke bawah. 


DASTER PETAKA

Oleh : Sri Sugiastuti 

Malam hampir larut, dua kakak beradik baru saja masuk rumah. Mereka dua ibu muda paruh baya, yang baru pulang dari takziah. Diana sang kakak menawarkan adiknya untuk bermalam di rumahnya.
Pintu segera dikunci. 

"Mas Firman sudah membawa kunci sendiri. Sewaktu-waktu dia pulang tidak merepotkan orang rumah." Batin Diana menenangkan.

"Mba, kasian ya Bude Miyono. Sudah menghabiskan banyak uang tetap saja nyawanya tidak tertolong." Kata Mira sang adik membuka percakapan membahas almarhumah budenya.

"Namanya umur Allah yang punya. Dan kematian itu sudah menjadi rahasia-Nya." Balas Diana.

"Dik, ini pakai dasterku  kalau mau tidur. Ngga bawa baju ganti kan?" Ucap Diana sambil menyodorkan daster warna biru.

"Nanti tidur di kamarku aja, Mas Firman pamit tadi ada seminar di luar kota. Aku mau menemani Lucky belajar dulu ya."

Mira yang sudah ngantuk menuruti apa yang disarankan kakaknya. Setelah nempel bantal ia pun langsung tertidur.

Tengah malam Diana dibuat kaget dan terbangun 
Karena mendengar orang berteriak memanggil namanya dari kamar.

"Mba Diana...Mba...Ini suamimu mengira aku ini dirimu. Dia tiba-tiba memelukku. Aku kaget Mba. Sungguh ini daster petaka."

"Mama kenapa ngga bilang sih kalau ada tamu menginap di rumah." Firman menggerutu dengan wajah malu campur  kesal. 

NENEK ROSIDAH

Oleh : Sri Sugiastuti 

Suara azan subuh berkumandang. Nenek Rosidah baru  saja mengakhiri ayat terakhir surah Al baqarah. Rutinitas membaca al quran jelang azan subuh sudah dilakukan sejak ia memasuki masa monoupose. Hampir semua ritual mendekatkan diri kepada Allah  baik yang wajib maupun yang sunnah bisa dijalani dengan Istikamah. 

Seperti Subuh kemaren, pagi ini pun, nenek Rosidah sudah berangkat ke masjid. Biasanya ia ditemani si Suryani  cucunya yang kelas 1 SMA. Walaupun sudah berusia 75 tahun, ia masih terlihat sigap dan sehat. Rencana nanti sore dia mau mengundang anak-anak dan untuk  mengikuti pengajian yang digelar tiap Kamis sore di rumahnya.

Dalam perjalanan pulang dari masjid,  nenek Rosidah kurang fokus. Ia membawa kunci pagar. Pekerjaan ini biasanya tugas Suryani. Sesampai di depan pintu pagar ada seekor anjing yang sedang mengantuk. Kejadiannya sangat spontan. Nenek Rosidah kaget melihat keberadaan si anjing. Sementara anjing itu pun kaget. Dan menggigit nenek Rosidah hingga tak sadarkan diri. Ketika dibawa ke rumah sakit, nyawa nenek Rosidah tak bisa diselamatkan.

#GolAGongtantangan
#Flashf8ction
#Pegiatliterasi
#Writingismyfashion

Post a Comment

10 Comments