Misteri 3 Pernyataan Tsauban Sahabat Nabi

Misteri 3 Pernyataan Tsauban Sahabat Nabi

Oleh: Sri Sugiastuti 

Siapakah Tsauban?Tsauban adalah seorang penduduk Yaman yang menjadi tawanan ketika terjadi perang di zaman Jahiliyah. Rasulullah membeli beliau dan kemudian membebaskan. Namun,  Tsauban tidak mau kembali ke Yaman, beliau memilih untuk tinggal dan melayani Rasulullah.

Apa keistimewaan dari sahabat Nabi yang satu ini? Tsauban memeluk islam, menjadi pelayan Nabi Muhammad dan beliau adalah salah satu sahabat yang mengetahui tentang kegiatan, dan perilaku Rasulullah yang dimasukkan dalam hadis. Ada banyak ayat atau firman Allah yang turun sebagai jawaban dari peristiwa yang dialami umat Nabi pada saat itu.

Suatu hari Tsauban bersedih. Ia sangat meyakini adanya surga dan neraka, termasuk bahwa kelak setelah mati akan dihidupkan kembali. Ia galau, apakah ia akan berjumpa dengan Nabi, kelak di kampung akhirat.  "Jika aku tidak masuk surga, niscaya aku tak dapat melihatmu lagi selamanya". Begitulah kekhawatiran Tsauban. Hal ini membuat Rasul terharu.

Menjawab kesedihan  Tsauban turunlah wahyu kepada Rasulullah, 
"Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. ( An Nisa 69) bahwa siapapun yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan bersama-sama dengan orang yang dianugerahi Allah, yaitu para nabi, para shiddiqin, para syuhada’ dan para orang saleh. 

Satu kisah yang sangat penuh motivasi adalah misteri 3 pertanyaan Tsauban yang didengar  keluarga Tsauban menjelang sakratul maut menghampirinya. Pertanyaan itu pun disampaikan kepada Rasulullah yang datang  ke rumah  Tsauban bersamaan tidak hadirnya Tsauban ke masjid untuk melaksanakan salat Subuh berjamaah. Ternyata rumah Tsauban sangat jauh. Saat itu untuk sampai ke masjid  dari rumah  Tsauban dengan berjalan kaki membutuhkan 3 jam berjalan kaki.

Istri Tsauban ra bertanya “Ya Rasulullah ada sesuatu yang jadi tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya dia bertetiak tiga kali dengan masing-masing teriakan disertai satu kalimat. Kami semua tidak paham apa maksudnya”
Rasulullah pun bertanya 
“Apa saja kalimat yang diucapkannya?” 

“Dimasing-masing teriakannya, beliau berucap kalimat ‘Aduh, kenapa tidak lebih jauh, aduh kenapa tidak yang baru, aduh kenapa tidak semua,” jawab istri Tsauban.

Rasulullah SAW pun melantunkan ayat "Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam” ( QS.Qaaf: 22)

Jadi saat Tsauban ra dalam keadaan sakaratul maut, perjalanan hidupnya ditayangkan ulang oleh Allah SWT. Bukan hanya itu, semua ganjaran dari perbuatan beliau diperlihatkan oleh Allah. 

Apa yang dilihat oleh Tsauban ra (dan orang yang sakaratul maut) tidak bisa disaksikan yang lain. Dalam pandangannya yang tajam itu Tsauban ra melihat suatu adegan dimana kesehariannya beliau pergi pulang ke masjid untuk salat berjamah lima waktu. Ia menyesal mengapa jarak rumahnya tidak lebih jauh dari masjid.

Saat ditunjukkan padanya ketika bersedekah baju yang kurang layak ia pun menyesal "Aduh mengapa bukan yang baru?" Tsauban diperlihatkan betapa ketaatannya kepada perintah Allah sudah diperlihatkan balasannya.

Sedangkan terucap pertanyaan "Aduh mengapa tidak semua?" Tsauban teringat saat ia hanya bisa sedekah makanan tidak semua yang dimiliki. Ia hanya memberikan sebagian kecil. Padahal ia diperlihatkan ganjaran yang dahsyat kepada orang yang mau bersedekah makanan atau dari apa yang dimiliki.

Penyesalan Tsauban setelah diperlihatkan balasan surga yang akan diterima adalah mengapa ia tidak optimal dalam menjalankan perintah  Allah. Apa yang dialami sahabat Rasulullah ini  walaupun sudah terjadi ratusan tahun lalu, tetap menjadi motivasi kita agar bisa beribadah dan beramal saleh sebaik- baiknya.

#Dudukditaklimjumatsubuhbarokah
#Motivasiberamalsaleh
#SemangatmenggapairidaAllah

Surakarta Hadiningrat 16 Desember 2022

Post a Comment

21 Comments

  1. terkadang penyesalan itu datang terlambat, ayo terus berbuat kebaikan.

    ReplyDelete
  2. Terima kasih telah mendapatkan sejarah sahabat Rasul Tsauban yang bisa menjadi contoh dalam baramal shaleh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sami- sami Cak, smg bisa mengamalkan yang terbaik

      Delete
  3. Maa syaa allah, janji Allah itu tdk pernah ingkar. Sangat menginspirasi, semoga kita bisa kaffah dalam menjalankan ibadah.

    ReplyDelete
  4. Masya Allah. Makasih surah berbagi tulisan yg indah bu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah ketika kita mendengar kisah sahabat Nabi selalu saja jwa ini bergetar.

      Delete
  5. Luar biasa bunda, terima kasih atas pencerahannya. Semoga kita nanti dipertemukan dengan Nabi Muhammad SAW di surganya Allah

    ReplyDelete
  6. Orang org mutakin yaitu org yg beriman kpd yg gaib, org yg mendirikan solat, menyedekahkan sebagian rizkinya, beriman kpd alqur'an dan yakin adanya akherat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Leres Bun, semoga kita termasuk orang golongan tersebut.

      Delete
  7. Subhanallah.. Tulisan bunda Kanjeng telah menyadarkan saya betapa pentingnya kita untuk selalu beribadat dan beramal shaleh

    ReplyDelete
  8. Masya Allah. Terima kasih Ibu Kanjeng sangat bermanfaat sekali.
    Semoga saya bisa mengamalkannya dari kisah ini.

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah, Ballighu Anni walai Ayyah, sampaikan walau hanya satu ayat, inilah makna kehidupan sll ada dlm alquran sbg pegangan hdp kita, bund Kanjemg motivator yg sll menginspirasi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banyak kisah para sahabat yang bisa kita jadikan.panutan
      Terima kasih sudah singgah.

      Delete
  10. Semoga kita semua selalu diberi kekuatan berbuat yg terbaik.

    ReplyDelete