REFLEKSI AKHIR TAHUN


REFLEKSI AKHIR TAHUN 

Oleh : Sri Sugiastuti


Apakah tak pernah berkaca.
Deretan kesalahan orang terbaca.
Mudahnya kau lontarkan aneka cerca

Isi hatimu penuh khianat
Tak pernah merasakan nikmat
Iri dengki dan berbagai pikiran jahat
Kemunafikan menjadi salah satu giat

Tiada sadar tentang kebaikan dan kebenaran
Jangan kau hiasi dengan kegundahan
Kapan mau intropeksi dirimu kawan
Terbersit di hati banyak pertanyaan 
Adakah sedikit catatan kejahatan 

Sesungguhnya nikmat Allah itu tidak terukur.
Tanpa sadar menjadi manusia yang kufur
Kita sering mengabaikan untuk syukur
Alih-alih mengingat Allah dan tafakur
Perlahan hati menjadi hancur
Lupa akan alam kubur.

Ciptakan suasana ceria
Jangan lupa untuk bahagia
Perlu menciptakan nostalgia
Berbuat baik itu tugas manusia
Miliki hati damai dan sikap yang setia

Mampukah membuang rasa emosi
Melangkah tanpa ada tendensi
Bersegera untuk introspeksi 
Yaa Allah kami bersaksi.

Allah sudah memberi fasilitas
Bagainama melintas tanpa batas
Tahun baru untuk peningkatan kualitas.

Surakarta Hadiningrat, 1 Januari 2022.

Puisi di atas bagian dari refleksi Bu Kanjeng saat menuju tahun 2022 yang dalam hitungan hari  akan segera ditinggalkan. Waktu setahun sebentar lagi tinggal kenangan.  Andai waktu  bisa diulang pasti akan ada  remidi untuk menggapai kebaikan. Bu Kanjeng menyadari belum maksimal dalam banyak hal untuk meraih amal saleh. Ia harus menatap tahun 2023 dengan penuh semangat dan memiliki target agar cintanya kepada  Allah semakin melekat. Keimanannya untuk bisa beramal saleh semakin kencang.

Tahun baru merupakan starting point, titik tolak bagi peningkatan kualitas individu maupun masyarakat, sebuah momentum untuk meningkatkan amal saleh kita, sehingga kehidupan kita akan jauh lebih bermakna, baik bagi diri kita sendiri,maupun bagi orang lain di sekitar kita.( Dr. Didi Junaedi di ruang inspirasi 31 Desember 2021)

Bu Kanjeng pun memejamkan mata. Berseliweran pertanyaan. "Apakah nilai-nilai kebaikan yang aku lakukan lebih banyak dari catatan kejahatanku? Ataukah justru sebaliknya." nilai-nilai keburukanku jauh melebihi catatan kebaikan yang aku kerjakan?"

Alhamdulillah, saat ini sudah berada di penghujung tahun 2022.Tidak lama lagi akan memasuki tahun baru 2023.  Karunia nikmat yang sangat besar ini patut disyukuri dimana masih ada kesempatan untuk melakukan refleksi, koreksi serta introspeksi diri atas segala yang telah  dikerjakan pada tahun yang lalu. 

Bu Kanjeng flash back  sejenak. Ada apa di tahun 2022. Diawali dari kesehatan dan ketenangan yang dirasakan Bu Kanjeng. Ini rezeki yang paling tinggi  tingkatannya. Alhamdulillah dengan menyadari riwayat keluarganya yang punya penyakit Diabetes dan Hipertensi juga kolesterol tinggi, maka Bu Kanjeng harus waspada. Kontrol rutin ke dokter spesialis jadi solusi dan menjaga pola makan. Ternyata Bu Kanjeng pun paham bahwa pola pikir pun ikut mempengaruhi kesehatan. 

Bu Kanjeng dan PMA yang dirintis tahun 2021 saat ini maju pesat. Bu Kanjeng mencermati bahwa segala sesuatu yang baik bila ditekuni dan tidak memiliki target pencapaian terlalu muluk-muluk hasilnya bisa di atas target. Alhamdulillah Bu Kanjeng bisa berbagi untuk kepentingan dunia dan akhirat.  Insyaallah Allah rida. Untuk nominal tidak perlu disebut berapa digit ya. Yang penting cukup untuk ukuran keluarga Bu Kanjeng.

Menikmati masa purna sebagai abdi negara dijalani dengan rasa  syukur. Pandemi sudah berlalu. Hobi traveling dan silaturahmi yang sempat dinikmati adalah meliput kegiatan JAMDA IX NTT di Labuan Bajo. Melancong ke Kupang sebagai narasumber  sekalian ngebolang ke pulau Semau menikmati pantai pasir putih dan birunya air laut. Kesempatan traveling ke Ciwidey bersama teman zaman SMP pun menjadi bagian yang tak terlupakan.   Begitu  juga refreshing dan tadabur alam lainnya ke Pacitan dengan beberapa obyek wisata lainnya menambah rasa syukur Bu Kanjeng.  

Bu Kanjeng kembali merefleksi tentang dirinya dan Literasi. Ia pun sangat bersyukur karena memiliki banyak sahabat Literasi baik di dunia maya maupun di dunia nyata. Hampir tiap hari saling menyapa di sosmed. Allah memberikan   kesempatan supaya Bu Kanjeng bersinergi dalam Kebaikan sehingga bisa menularkan apa yang disukai dan kuasai dalam hal Literasi sehingga ia tidak bosan berbagi. Tak heran banyak naskah yang dikawal menjadi buku.

Bu Kanjeng tersenyum bahagia saat terlintas bagaimana dalam waktu 3 bulan punya target menyelesaikan 3 buku Solo. Alhamdulillah ia punya blog tempat ia menabung tulisan. Cukup waktu 3 bulan untuk  memoles dan melengkapi bahan untuk naskah yang akan  dijadikan buku. Maka terwujudlah 3 buku Solo yang berjudul  "Healing with Traveling ", " Suara Atma dalam  Aksara ", dan  "Jejak Napak  Tilas". Lengkap sudah ada buku Traveling, puisi dan motivasi. 

Begitulah Literasi Bu Kanjeng berkisah. Sementara peristiwa dalam keluarga yang merupakan bagian dari kehidupan pun harus dilalui  Bu Kanjeng.  Tanggal 30 Maret 2022 Allah memberikan hadiah terindah untuk Bu Kanjeng.  Bayi perempuan mungil yang kelahirannya membuat Bu Kanjeng harus  bersabar sekaligus was-was. Bayi itu diberi nama Bunga Chyaira  Amaya. Dia lah generasi ke dua Bu Kanjeng. 

Dalam kehidupan ini selalu ada dua sisi. Suka dan duka,  datang dan pergi, sakit dan sehat, hidup dan mati. Hal ini pun dialami Bu Kanjeng.  Tanggal 10 Oktober 2022, adik kandungnya Tri Subiantoro memenuhi panggilan Allah untuk kembali ke kampung akhirat di usia 58 tahun. Ya Bu Kanjeng kehilangan adik  untuk yang kedua kali. Tahun 2021 adiknya Sri Subiantari di usai 58 tahun juga sudah mendahului. Sejatinya hidup dan mati itu mutlak urusan Allah. Manusia hanya menjalani dan taat kepada-Nya. 

Menatap tahun 2023 Bu Kanjeng punya sebongkah harapan. Bagaimana di sisa usianya bisa menjadi lebih baik lagi. Bagaimana agar kesehatannya tetap terjaga agar bisa nyaman saat beribadah dan juga beraktivitas lain agar ia dipermudah menggapai rida Allah.

Tentu saja ada target buku solo terbit di tahun 2023. Judul dan ide sudah  ada.  Buku Catatan Religi yang ingin ditulis. Bu Kanjeng juga punya wacana ingin traveling ke daerah Indonesia bagian timur. Ada  anak, adik  sepupu  dan kerabat yang akan dikunjungi di sana. Berharap hasil traveling itu bisa dibukukan. 

Memulai langkah baru di tahun baru nanti dengan muhasabah, perhitungan atas segala kebaikan dan keburukan kita di masa lalu, insyaallah akan menjadikan kita manusia-manusia yang arif, yang sadar akan eksistensi kita sebagai makhluk Allah di muka bumi ini. ( Pesan Dr. Didi Junaedi dalam Catatan Inspirasinya)

Semoga tahun baru nanti membawa kita pada kehidupan yang lebih baik dan lebih bermakna.

"Ya Allah, terima kasih untuk semua takdirku. Beri hamba-Mu ini memberi manfaat di sisa hidupnya dan panggillah kelak dalam keadaan husnul khotimah. Aamiin YRA. 


Surakarta Hadiningrat 14  Desember 2022

Post a Comment

21 Comments

  1. Wih wih kerenn sdh agenda refkeksi, bertambah lagi usia kita, bismillah sll berjuang yg terbaik aamiin

    ReplyDelete
  2. Jadi ingin membuat refleksi juga, semoga bisa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih Bu Kanjeng sudah menginspirasi

      Delete
    2. Ayo bu Ari.. buat refleksi dan dijadikan naskah antologi.. seperti bunda kanjeng ini..
      Semangat..

      Delete
  3. Refleksi yang mampu menggugah kesadaran. Bahwa kita suatu ketikan ditinggalkan dan meninggalkan. Sungguh naif kalau kita tidak berbuat kebaikan untuk sesama dan selalu bermunajat kepada yang maha kuasa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin YRA. Mengingatkan diri sendiri satu saat akan sampai pada takdir yang menjadi rahasia-Nya.

      Delete
  4. Refleksi akhir tahun yang sangat bagus. Semoga Allah senantiasa meridhai. Aamiin

    ReplyDelete
  5. Sangat bagus tulisan terkait refleksi akhir

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setidaknya rasa syukur kita. Bertambah dan selalu berprasangka baik kepada Allah

      Delete
  6. Semangatnya Bunda Kanjeng.. semoga menular kepada yunior2..

    Ayo bpk ibu.. dibukukan yukk.. refleksinya..

    ReplyDelete
  7. Sangat menginsipirasi.Semoga tahun depan lebih baik lagi

    ReplyDelete