Resensi Buku Sahabat RVL Ala Bu Kanjeng

Resensi Buku  Sahabat RVL Ala Bu Kanjeng 

Oleh: Sri Sugiastuti 

Judul buku : Epigraf Safari  yang Mengabadi.
Penulis: Telly D
Editor : Much Khoiri
Tebal: 372 halaman 
Penerbit: Pagan Press
ISBN  : 987-623-6910-79-5
Cetakan pertama 2022

Buku ini terdiri dari dua bagian. Pertama Antara Kaimana dan Sorong yang berisi 25 tulisan yang sangat menarik. Berkisah dari mulai daerah "Pecinan di Kaimana" hingga "Kalibiru yang Menawan" dilengkapi juga dengan testimoni kuliner yang lezat. Tak ketinggalan ungkapan keindahan alam Indonesia bagian timur yang memesona.

Pada bagian berikut " Saksi Safari yang Mengabadi"  yang terdiri 37 kisah ini, tak kalah asyik untuk dinikmati khususnya para pembaca pecinta traveling. Ada danau Love di Sentani, Situs Gua Binsari Bukti Kekejaman, dan safari sejarah pun ada kisahnya. Buku ini sangat mengedukasi, menginspirasi dan yang jelas bisa membawa pembaca mengubah mindsetnya. " Betapa Indonesia itu sangat indah dan kaya raya."

Bu Kanjeng hanya akan memberi sedikit bocoran saja. Intinya buku ini direkomendasikan khususnya kepada anggota RVL untuk bisa memiliki dan membacanya hingga tuntas.

"Kasihnya yang membiarkan saya bertumbuh seperti yang saya inginkan menyediakan maaf tanpa batas dan menguatkan setiap langkah yang saya ambil."

Telly.D.

Kutipan di atas diambil dari buku "Epigraf Safari  yang Mengabadi. Telly. D. Buku traveling dan kehidupan yang isinya daging semua. Layak menjadi food suplemen untuk Bu Kanjeng yang fakir ilmu.

Mengapa Bu Kanjeng mengutip kalimat tersebut? Karena yang paling utama dari seorang penulis adalah support dari pasangan yang mencintai apa adanya. Dan selalu ada saat dibutuhkan. 

Sebenarnya ada beberapa buku sahabat RVL yang sudah dibaca dan Siap diresensi. Bu Kanjeng memilih buku "Epigraf Safari yang Mengabadi" untuk dinikmati dan diresensi bukan tanpa alasan. Bu Kanjeng sudah pernah mengulas buku ini di blog pribadinya. Jadi Bu Kanjeng berkewajiban menulis kembali sesuai kaidah penulisan Resensi. Tentu saja belum sempurna. Masih fakir ilmu dalam meresensi buku sahabat RVL. 

Buku setebal 372 halaman ini, sejak awal sudah mencuri perhatian Bu Kanjeng. Ada beberapa alasan yang melatarbelakanginya. Diantaranya adalah sang  Editor adalah founder RVL (Rumah Virus Literasi) yang mempunyai nama rekaan Blantik Literasi  atau Dulgemuk sedang nama aslinya Much Khoiri dan penulisnya anggota RVL Ibu Daswatia Astuty yang mengaku sebagai penulis pemula yang ingin produkif di usia senja.

Penulis buku ini menggunakan nama pena Telly D. Jangan tanyakan D itu singkatan dari apa, karena Bu Kanjeng belum dapat bocorannya.Tertulis di bionarasi terbaca bahwa penulis mencintai dunia pendidikan dan seorang relawan yang terjun ke masyarakat. Pernah mendapatkan amanah sebagai kepala lembaga yang bergengsi di Yogyakarta.

Buku ini dikawal dan dieditori oleh Pak Blantik Literasi yang sangat kondang baik di dalam grup RVL atau pun sebagai penulis buku dan editor andal. Penulis tidak salah pilih, karena sudah datang pada sosok yang tepat untuk mengawal buku ini secara maksimal, ditambah penulis adalah pembelajar yang baik dengan segudang ilmu yang dimiliki juga kemauan yang kuat untuk menjadi penulis hebat. Penulis adalah praktisi yang mampu mengatur waktunya dengan baik dan sanggup menuangkan apa yang ingin ditulis dengan baik.

Membaca buku ini sama asyiknya ketika Bu Kanjeng ngopi bareng atau sarapan bersama dan berbagi pengalaman dengan sang penulis. Bagaimana ia saat  menceritakan hal-hal yang  pernah dilakukan selama ini dan selalu dikenang. Safari atau Kisah Perjalanan ini memang bukan kisah perjalanan ecek-ecek seperti yang pernah Bu Kanjeng baca, ini karya buku traveling,   atau catatan perjalanan yang luar biasa. Safari di Keimana dan sekitarnya membuat Bu Kanjeng kepincut dan ingin mengikuti jejaknya. Bagimana penulis berhasil mengajak Bu Kanjeng larut dalam pemikiran, suasana dan juga kebahagiaan penulis menikmati safari tersebut. 

Ada dua jagoan hebat yang menemani saat mengadakan safari.  Bu Kanjeng bisa menarik benang merah, bahwa buku ini juga bagian healing batin penulis bagaimana ia harus move on dari kesedihan yang baru saja dialami. Dan yang terpenting rasa syukur penulis terungkap indah juga menohok hati Bu Kanjeng yang selalu ingin berlomba dalam kebaikan. 

Walaupun disadari atau tidak Allah sudah memberikan paket-paket khusus kepada hamba-Nya. Sesungguhnya belajar di universitas kehidupan tidak ada batasnya, selama kita mau belajar dan belajar. Kesempatan membaca buku ini pun dalam rangka belajar di universitas kehidupan Bu Kanjeng.

Sang editor buku ini secara tegas menggarisbawahi bahwa penulis telah berhasil menuntaskan karyanya. Penulis yang mengaku pemula, karena kerendahan hatinya dan juga penulis yang ingin berproses untuk menjadi penulis yang tulisannya berkembang bukan hanya dari segi kuantitas tetapi juga berupaya bagaimana tulisannya agar berkualitas.

Penulis punya harapan terdalam yaitu mencoba bertindak sebagai  katalisator kecil yang ikut menjadi salah satu simpul kontinuitas  pengetahuan dari yang sudah diabadikan ke dalam tulisan. Sungguh satu pemikiran mulia yang harus segera ditindaklanjuti.

Bu Kanjeng merasa bahagia diberi kesempatan membaca setiap kalimat yang disajikan penulis.  Di bagian Prakata. Penulis menjabarkan apa yang didapat dari gurunya.

"Seorang penulis  prolifik, Much Khoiri, telah mengajari saya menggunakan pena untuk mengurai kesedihan dan menguatkan diri untuk terus berjalan. Saya mulai serius menekuni bidang menulis, sampai saya terinspirasi oleh artikelnya " Berkarya Saat Senja" dalam bukunya yang berjudul "Kitab Kehidupan "(Genta Hidayah, 2021)"

Hal ini dibuktikan penulis dengan semangat terselesaikannya buku ini yang diluncurkan bersamaan dengan acara kopdar perdana RVL dan workshop penulisan yang digelar pada tanggal 21-23 Oktober 2022. Sayangnya di momen peluncuran buku ini, penulis perlu rehat karena kelelahan.  Berlaku bahwa sesuai skenario Allah, itulah yang terbaik.

Semoga apa yang menjadi harapan penulis agar pembaca semakin bertambah wawasan tentang betapa beruntung menjadi orang Indonesia dan agar lebih mencintai tanah air dengan mengunjungi berbagai tempat di pelosok negeri ini dengan rasa bangga.

Keistimewaan buku ini sudah disampaikan Bu Kanjeng.  Untuk kekurangannya hampir tidak ada. Hanya sependek pengetahuan Bu Kanjeng cover warna coklat dengan konsep siluet kurang cetar. Belum mewakili isi buku sepenuhnya.

Ada  satu kutipan yang sangat Bu Kanjeng sukai seperti;
"Senja adalah pertanda bahwa siapa pun yang hidup di dunia tidak akan pernah abadi"

Surakarta Hadiningrat, 8 Februari 2023


Post a Comment

10 Comments

  1. Mantab bund..resensi yang keren. Jadi pingin mmbaca buku seutuhnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Monggo pesan bisa diterima pas ko0dar 2 di yogya

      Delete
  2. Keren...berbagi cara memberi penilaian terhadap buku yg dirensi. Tambah pengalaman untuk emak. Trimks

    ReplyDelete
  3. Resensi yang menggugah, Bunda. Aku pesan satu ya Bunda Telly....pengin merasakan sensasi food suplemen dari buku keren ini

    ReplyDelete