Musibah atau Hadiah

Musibah atau Hadiah

Oleh : Sri Sugiastuti

"Setiap musibah mengandung permata yang berharga, tapi hanya orang-orang yang bersabarlah yang berhak mendapatkannya."

Sangat tepat kalimat hikmah yang mengawali tulisan ini. Berbagi tulisan tentang musibah akan menguatkan hati dan akan lebih ikhlas dan sabar saat mendapat berbagai ujian hidup. Ujian yang berupa materi, diberi sakit, baik rohani maupun jasmani biasanya datang dan pergi tanpa permisi.

Musibah atau hadiah yang diterima Bu Kanjeng belum lama ini, sangat  bermanfaat bila direnungkan dan dibaca dengan seksama. Dalam keadaan bersyukur diberi umur panjang, memiliki pasangan yang pengertian dan sangat penuh perhatian menjadikan Bu Kanjeng merasa cukup dengan kondisi yang sederhana.

Perbedaan usia 10 tahun bukan masalah karena mereka baik- baik saja saat menua bersama. Kondisi umur memang tidak bisa bohong. Seprima apa pun bila usia sudah di atas 70 tahun harus waspada. Semangat boleh saja 45, tetapi raga tetap harus dijaga. Tetapi yang namanya manusia kadang tidak menyadari ada faktor U. (umur maksudnya). Itulah yang dialami Pak Kanjeng belum lama ini.

Kronologi kejadiannya terlihat sepele. Tetapi karena ini sudah serangan kedua, maka menjadi catatan khusus buat Bu Kanjeng sekeluarga. Mungkin Bu Kanjeng bisa flash back sejenak saat serangan pertama datang. Serangan pertama yang menimpa Pak Kanjeng terjadi pukul 01.30 dini hari 4 bulan yang lalu. Tiba-tiba Pak Kanjeng kejang dan pingsan 30 menit. Tentu saja kejadian ini membuat Bu Kanjeng dan anak- anaknya panik tingkat dewa.

Saat sadar Pak Kanjeng tidak ingat apa yang telah terjadi, Tensi saat serangan di angka170/105. Setelah cek darah di lab, terdeteksi trigliserida dalam darah tinggi  alias tidak normal. Solusinya lari ke dokter spesialis penyakit dalam  dan diberi obat untuk sebulan dengan catatan obat habis harus kontrol. Alih- alih obat  habis, bersegera kontrol, yang ada  karena ada himbauan setelah booster 2, agar tidak minum obat, Pak Kajeng patuh. Sejak itu obat tidak diminum, cek tensi untuk kontrol hipertensi pun tidak , apalagi kontrol mengunjungi dokter  spesialis. Intinya Pak Kanjeng terlalu pede.

Bulan berganti. Kegiatan rutin Pak Kanjeng mengalir saja. Beliau memang termasuk lansia yang aktif baik fisik maupun pikirannya. Tak heran bila ia masih gesar geser meja kursi saat ada pertemuan atau untuk pengajian. Kadang ia juga ke kebun sekadar memanen mangga, pisang atau alpokat hasil kebunnya yang rajin berbuah. Baginya kegiatan itu sangat membahagiakan apalagi bila ia bisa berbagi dengan tetangga atau tamu yang datang ke rumah.

Pak Kanjeng juga punya kewajiban mengawal kegiatan Bu Kanjeng dengan motor Revo tuanya. Mereka sangat menikmati alat transportasi yang dimiliki.  Yang penting  sampai di tujuan dan nyaman. Kadang ke pasar, ke ATM, ke sekolah atau silahturahmi nengok besan dan cucu-cucunya.

Rupanya Jumat di bulan Syaban, atau orang Jawa menyebutnya bulan Ruwah, Bu Kanjeng punya agenda nyekar ke makam orang tuanya. Aihh, ternyata Pak Kanjeng juga punya niat yang sama ingin nyekar ke makam orang tuanya yang berjarak 20 km dari makam orang tua Bu Kanjeng. Sudah diatur agar hari berikutnya saja ke makam orang tua Pak Kanjeng.  Alasan Sabtu mau puasa Ndawud plus sekalian yang keluar rumah,  acara nyekar dari ujung timur ke barat pun terlaksana.

"Puas rasanya sudah bisa nyekar sebelum Ramadan tiba. Pak Kanjeng masih punya kesempatan puasa sunnah besok hari Sabtu." Kata batin Bu Kanjeng. Persiapan sahur sudah tersedia. Malam mereka tidur lebih awal.

Tepat pukul 01.00 Sabtu dini hari serangan ke 2 datang menimpa Pak Kanjeng. Kejadiannya persis seperti 4 bulan lalu. Kejang dan tidak sadarkan diri. Kali ini Bu Kanjeng lebih sigap. Ketika ia menolong belum ada reaksi, ia langsung buka pintu pagar dan berteriak minta tolong. Alhamdulillah masih ada orang di pos ronda yang berjarak 25 meter dari rumahnya,

Pertolongan segera datang. Tetapi  Pak Kanjeng belum sadar juga. Berbagai upaya dicoba. Minyak kayu putih, balsem, dipijat bagian kaki, dada, ketiak juga jempol kaki, Pak Kanjeng belum siuman juga. Mobil tetangga disiapkan. Akhirnya Pak Kanjeng sadar, tetapi sulit untuk berkomunikasi. Sementara anggota tubuh terlihat normal. Tindakan selanjutnya minta pertolongan di IGD  RS Kasih Ibu Solo.

Pelayanan pihak RS sangat cekatan. Oksigen, infus dan obat yang dimasukkan lewat infus langsung bekerja. Perlahan Pak Kanjeng bisa diajak komunikasi.  Tindakan selanjutnya  rekam jantung. Karena ada riwayat kejang maka dibutuhkan pemeriksaan CT Scan. Bu Kanjeng hanya pasrah dengan hasilnya. Prosedur cari kamar berjalan. Pak Kanjeng harus rawat inap. Melihat kondisi Pak Kanjeng tidak terlalu mengkhawatirkan lagi, Bu Kanjeng bisa bernapas lega. Sambil memikirkan bagaimana hasilnya besok.Yang penting Pak Kanjeng sudah ditangani dengan baik. Ada dr. Didit spesialis syaraf yang akan mengobservasi perkembangan Pak Kanjeng.

4 hari di RS, Bu Kanjeng mengamati perlakuan anak- anak terhadap bapaknya, Bu Kanjeng sangat bahagia. Setidaknya  mereka sangat rukun dan sangat perhatian dengan bapaknya yang sedang sakit. Bagi Bu Kanjeng dan Pak Kanjeng ini satu hadiah yang luar biasa  dari Allah. Bu Kanjeng  bisa melihat kembali senyum dan canda Pak Kanjeng yang sempat membawa sebagian jiwanya pergi. Cara Allah memberi kejutan berupa kebahagiaan disertai dengan musibah tertimpa sakit lebih dahulu.n Begitulah cara Allah menegur hamba-Nya yang lalai usia seperti Pak Kanjeng.  Ia terlalu pede. Hmmm badan Rambo, kalau Allah mau memberi peringatan apa pun bisa terjadi.

Kartu Askes yang hampir 40 tahun tidak digunakan di RS akhirnya ada manfaatnya. Kalau dulu saat ada keluarga yang sakit pasti, hati berdebar dan jantung pun dag  dig dug. Berapa biaya untuk tindakan  A, B, C. Persiapan uang untuk DP Perawatan di RS. Namun kini  setelah hampir semua warganegara memiliki BPJS  bagi yang mampu dan KIS ( kartu Indonesia Sehat) untuk yang kurang mampu. Semua pengobatan yang standar, tidak dipungut biaya sepeser pun. Ini  pun bisa dimaknai sebagai hadiah dari BPJS buat Pak Kanjeng yang insyaallah  Oktober 2023 akan berusia 73 tahun.


Surakarta Hadiningrat, 19 Maret 2023

Post a Comment

8 Comments

  1. Tulisan yang selalu renyah. Terimakasih Bu!

    ReplyDelete
  2. Moga Pa Kanjeng cepat sembuh. Aamin

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah bu Kanjeng sigap dan kuat menghadapi ujian sakit Pak Kanjeng. Semoga keluarga ibu selalu diberi kesehatan. Tulisan ini sangat bagus. Runtut dan mudah dipahami.

    ReplyDelete
  4. Ya Allah.... Semoga Pak Kanjeng dan Bu Kanjeng sehat selalu. Amin...

    ReplyDelete
  5. Semoga pak Kanjeng dan bu Kanjeng selalu diberikan kesehatan yang prima.. Aamiin

    ReplyDelete
  6. Ya Alloh...
    Kuat dan sehat bunda...
    Semangat..

    ReplyDelete
  7. Bu Kanjeng sekeluarga semoga selalu dalam lindungan Allah.

    ReplyDelete