BÈLI DUA DAPAT TIGA


Beli Dua Dapat Tiga

Oleh: Sri Sugiastuti 

Ketika kita bepergian urusan perut dan makan menjadi skala prioritas. Kita harus sehat dan prima saat bepergian keluar kota baik menggunakan transportasi umum maupun pribadi. Bu Kanjeng mau berbagi pengalaman mengenai perbekalan makanan saat perjalanan.

Perjalanan Solo- Jakarta untuk urusan makanan beres. Karena sudah lewat jam makan malam. Yang dibawa untuk sarapan cukup buah kiwi dan pear, kodratullah yang ada di rumah hanya itu. Alhamdulillah untuk perjalanan Solo-Jakarta masalah mengisi bahan amunisi untuk mengikuti kegiatan Temu Penulis di gedung Guru dan ngebolang sambil menikmati transportasi umum dan wisata sekitar Jakarta Pusat. Alhamdulillah. 

Bukan Bu Kanjeng namanya bila bepergian hanya fokus pada satu tujuan. Prinsip satu kali dayung dua atau tiga pulau terlampau harus berlaku. Kisahnya akan ada beberapa tema. Dan akan siap tayang.

 Kali ini Bu Kanjeng ingin berliterasi sekaligus mengedukasi pembaca ketika menjadi konsumen, khususnya ketika membeli makanan di restorasi KA atau  restoran lain yang kita rekomendasikan.

Mungkin judul yang di atas mengundang tanya atau sudah dianggap biasa karena bagian dari trik berdagang atau memasarkan produk, dengan banyak trik dan kejutan. Oh tidak. Ini realita tanpa setingan. Beli Dua Dapat Tiga. Penasaran? Begini kisahnya. 

Sebenarnya Prinsip Bu Kanjeng bila bepergian dengan kereta api sangat antipati membeli makanan di restorasi Kereta api. Selain harganya mahal makanannya kurang menyelera. Eit itu zaman dahulu. Saat ini makanan yang disediakan di restorasi sangat menarik dan lumayan recomended.

Gegara nasi ayam goreng yang dipesan Bu Kanjeng lupa tidak diambil. Maka saat jam makan siang tertunda di perjalanan dalam KA Jakatingkir, Jakarta -Solo. Bu Kanjeng dan Bunda Muda pun terpaksa menuju restorasi untuk menyiapkan amunisi di perjalanan yang masih cukup lama.

Melewati tiga gerbong di belakang akhirnya sampai juga di gerbong restorasi. Setelah duduk manis, menu pun dipilih. Bu Kanjeng memilih Nasi Rendang dan Bunda Muda memilih Nasi goreng bakso.  Minumnya Bunda Muda pilih wedang jahe dan Bu Kanjeng air mineral.  Karena Nasi dikemas semi frozen, jadi harus sabar saat pesanan dipanaskan.

Sambil menunggu pesanan datang, Bunda Muda sibuk bertiktok ria sementara Bu Kanjeng asyik  menikmati senja dari balik kaca jendela yang bergetar karena bantalan rel KA yang melaju pesat.

Akhirnya tersajilah pesanan mereka. Setelah berdoa dibukalah 2 packing Nasi box yang dipesan. Bu Kanjeng salah satu pengamat Nasi Rendang langsung menyantapnya. Menurut Bu Kanjeng porsinya besar rasanya menyelera.  Tetapi karena porsinya besar, Bu Kanjeng hanya sanggup menghabiskan setengah porsi.  Sementara Bunda m
Muda yang sedang bermasalah dengan pencernaannya Menurut Bu Kanjeng salah pilih menu. Nasi goreng bakso  yang terhidang dimakan tanpa selera. Bu Kanjeng ikut mencicipi. Sesendok Nasi goreng meluncur ke mulut Bu Kanjeng.

Mendadak Bu Kanjeng mengambil tisue dan mengeluarkan yang ada di mulutnya. 
"Jelas ini tidak layak dimakan.  Sudah ngiler kata orang Jawa." Jelas Bu Kanjeng ke Bunda Muda.

"Stop! Makan saja Nasi Rendang saya ya. Supaya tidak masuk angin." Saran Bu Kanjeng. 

Saya akan sampaikan ini ke mba pramusaji, kalau Nasi goreng bakso tidak layak dijual. Kasihan bila ada pembeli lain. Sudah harganya mahal, tidak layak dimakan pula. 

Bu Muda belum selesai makan nasi Rendang, pembeli di restorasi mulai antre pesan aneka menu. Kebetulan meja yang ditempati Bu Kanjeng berhadapan langsung.

"Waduh banyak yang pesan Nasi goreng. Sepertinya harus segera di sampaikan bahwa Nasi goreng tidak layak dimakan alias basi."

Bu Kanjeng langsung berdiri sambil membawa Nasi goreng Bunda Muda yang sudah terbuka.

" Mba maaf ya, sebaiknya pesanan Nasi goreng diganti saja, karena sudah basi. Silakan diicipi!" Bu Kanjeng menyodorkan Nasi goreng Bunda Muda.
Mba Pramusaji pun mengambil se sendok Nasi goreng tersebut dan mengicipinya. Dan ia pun sependapat bila Nasi goreng tersebut tidak layak dijual.

" Kalau Nasi Rendangnya sangat enak. Maaf ya Mba, " puji Bu Kanjeng.

Akhirnya yang tadinya pesan Nasi goreng dialihkan ke menu lainnya. Sehingga tidak ada korban seperti pesanan Bunda Muda.

Mba Pramysaji menghampiri Bu Kanjeng. "Untuk Nasi goreng yang tidak dimakan mau ganti menu apa?" 
"Hmm, tidak usah diganti Mba, kami sudah kenyang," tolak Bu Kanjeng.

" Bisa dibawa pulang Bu," balasnya.
" Kalau begitu boleh lah," Bisa untuk Pak Kanjeng di rumah bisik batin Bu Kanjeng. 

"Hmm, ini yang namanya beli Dua Dapat Tiga ya Bun," Ucap Bunda Muda lirih.

" Kita niatnya untuk pembelajaran supaya bisa menjaga mutu dan bisa memberikan pelayanan yang prima"

Perjalanan  Jakarta- Solo dengan KA Jakatingkir tanggal 28 Desember 2022.

Post a Comment

9 Comments

  1. Hhhhh menginspirasi perjalanan dg tdk mudah beli di restorasi yg mehong

    ReplyDelete
  2. Kalo lagi jalan jalan ke Jakarta atau Jawa, bus way dan kereta api selalu saya gunakan, nda ada macet nya.. apalagi kalo di kereta api tersedia makanan. Dan yg paling saya suka nasi gorengnya.. aromanya menarik untuk disantap.

    ReplyDelete
  3. Kalo Saya jarang makan di kendaran. Karna faktor usia yang masih kepala 4.
    Tapi selalu sedia cemilan kaya biskuit . Kebiasaan sejak jaman remaja.

    Sehat selalu bunda kanjeng dan bunda muda. Guruku

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kemaren sudah pesan untuk bekal tetapi lupa ngga diambil
      Ini juga faktor U

      Delete
  4. Replies
    1. Kasihan bila ada korban lagi.Sudah mahal tidak enak dan layak dimakan

      Delete
  5. Keren...sarapan pagi dapat menu tambahan

    ReplyDelete