Oleh : Sri Sugiastuti
“Menuntut ilmu adalah takwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang-ulang ilmu adalah zikir. Mencari ilmu adalah jihad.”
- Abu Hamid Al Ghazali
Apa yang ditulis dalam kutipan di atas benar adanya. Apakah tulisan Bu Kanjeng kali ini bagian dari berbagi ilmu yang didapati saat salat Subuh berjamaah di bulan Ramadan 1444 H? Hanya pembaca yang bisa menjawab. Bu Kanjeng hanya berusaha istikamah dalam berliterasi di sisa usianya yang sudah senja.
Bu Kanjeng punya banyak kesempatan untuk mengais ilmu dan siap membagikannya. Seperti diketahui bahwa di bulan Ramadan banyak sekali amalan yang bisa dilakukan oleh umat Islam. Seperti kata Pak Ustadz ketika mengisi kultum atau ceramah baik sebelum teraweh atau di saat kultum bada salat Subuh.
Di Ramadan hari ke 5, saat bada Subuh, ada ceramah yang disampaikan oleh Ustadz amatiran. Mengapa Bu Kanjeng mengatakan amatir? Karena Mas Iqbal (salah satu lulusan TPA yang ada di masjid Al Fath dimana Bu Kanjeng sebagai pengurus sejak 25 tahun lalu). Mas Iqbal yang dulu sebagai santri kecil yang aktif kini menjelma menjadi pemuda yang santun berakhlak mulia.
Subuh di bulan Ramadan ini, Mas Iqbal mendapat kesempatan menjadi imam. Ia juga bertugas sebagai pengisi kultum bada Subuh. Saat salat Subuh Mas Iqbal, di rakaat pertama yang dilafalkan secara keras Surat Al Baqarah ayat 1-20. Pada rakyat 2 dilanjutkan ayat 21-25. Bu Kanjeng ikut menghayati setiap lantunan ayat yang dilafalkan.
Ternyata Mas Iqbal memilih Surat Al Baqarah ayat 1-25 sudah direncanakan. Isi kultum yang disampaikan pun keseluruhan dari ayat 1-25 yang dikupas tuntas dengan penyampaian yang bisa dipahami oleh jamaah yang mengikuti salat Subuh pagi ini. Dalam kultumnya Mas Iqbal menjelaskan bahwa ada tiga golongan manusia yang menghadapi Al Qur'an dengan sebutan. 1. Golongan Mukmin, 2 golongan Kafir dan 3. Golongan Munafik.
Perhatikan dan telaah golongan orang mukmin ada di ayat 1-5. Dijelaskan bahwa Alquran itu merupakan bimbingan bagi orang-orang bertaqwa. Mereka adalah yang percaya pada yang gaib, yang menegakkan salat, menginfakkan rezekinya, dan yang percaya kepada Alquran dan kitab-kitab sebelumnya, dan percaya pada hari akhir. Mereka yang meyakini akan rukun iman secara keseluruhan.
Dijelaskan juga bagaimana keadaan dan sikapnya. Mereka mempunyai ciri-ciri itu yang mendapat petunjuk dari Allah, dan merekalah orang-orang yang akan merasakan hasil iman dan amal mereka di akhirat nanti, mereka memperoleh keridaan Allah dan tempat tinggal mereka di akhirat ialah di surga yang penuh kenikmatan. Di dalamnya mereka menikmati kebahagiaan yang abadi.
Sedangkan manusia yang termasuk golongan Kafir dijelaskan QS Al baqarah di ayat 6-7. Seperti yang dijelaskan bagaimana Asbabun Nuzul dari QS Albaqarah Ayat 6-7 "Dua ayat turun berkenaan dengan perang Ahzab yaitu, 'Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka,...' sampai, '..., dan mereka akan mendapat siksaan yang berat.' (Al-Baqarah: 6-7)
Hal itu telah diketahui oleh Allah, maka janganlah kamu berharap mereka akan beriman. Sedangkan
Tafsir Jalalain (Sesungguhnya orang-orang kafir) seperti Abu Jahal, Abu Lahab dan lainnya (sama saja bagi mereka, apakah kamu beri peringatan).
Lalu bagaimana dengan yang golongan ketiga? Golongan munafik ada dijelaskan di ayat 8-20. Begitu banyak ayat yang membahas tentang golongan Munafik. Ini golongan yang paling memprihatinkan.
Karena orang munafik itu tidak sehat keyakinannya, maka akhirnya pendiriannya tidak menentu, terombang-ambing ke sana dan ke mari. Orang munafik itu bisa diibaratkan seperti kambing yang bingung antara dua kambing, kadang-kadang tersesat ke sini dan kadang-kadang tersesat ke sana (Shahih Muslim). Sekalipun demikian, mereka tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang dan tidak adil, sebab mereka masih dapat diharapkan kembali kepada kebenaran, insya Allah, dan dengan tegas Rasulullah melarang berbuat sewenang-wenang kepada mereka.
Diantara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian,” padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman (8) ini bagian dari ayat yang mengarah pada orang munafik. Begitu juga dengan ayat lanjutannya di Al Baqarah ayat 9-20. Mereka sangat ngeyel. Tak heran bila Allah turunkan ayat 18. "Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar)"
Apa balasan atau janji Allah untuk orang yang beriman? Di ayat 21-25 dijelaskan bagaimana martabat dan tingkat yang dapat dicapai oleh orang yang beriman yang menerima petunjuk Allah. Bagaimana manusia yang mempergunakan akalnya mengerti jalan mana yang akan dia tempuh, jalan selamat atau jalan celaka. Bagaimana manusia dengan pikiran yang tenang memikirkan hubungannya dengan Allah.
Bu Kanjeng merasa kajian dari QS Al Baqarah ayat 1-25.Bagian dari berkah Ramadan di tahun ini. Walaupun puasa baru berjalan 1 minggu, hikmahnya sudah dirasakan. Keyakinannya untuk terus bebenah diri di usianya yang sudah senja. Semoga ia dimudahkan dalam menggapai rida Allah. Aamiin YRA.
12 Comments
Subhanallah...luar biasa, masih ada makmum yg mau mendengar imam sholat membaca Al Baqarah sampai 25 ayat. Kalau ditempat sy, keburu kabur, ditunggu pacul masing2, karena mereka petani.
ReplyDeleteAlhamdulillah bergetar hati saat dilantunkan QS Albaqarah. Apa lagi lanjut dibahas
DeleteAlhamdulillah, terima kadih atas pencerahannya..
ReplyDeleteSami2
DeleteOase dipadnag pasir bunda terima kasih
ReplyDeleteAlhamdulillah
DeleteMasya Allah bunda semangat ibadahnya patut jadi panutan. Bukan cuma semangat menulis, belajar bahkan ibadah. Semoga baarakallah dan Allah SWT meridhoi dan menerima ibadah kita nggih bu Kanjeng. Aamiin
ReplyDeleteAamiin YRA
DeleteTulisan dan ceramahnya sangat bagus.....
ReplyDeleteHasil menyimak kultum Pak
DeleteSubhanalloh, Bundaaa! Tulisan dan dakwah yang renyah! Terimakasih Bun! Terimakasih! insyaAllah menjadi bahan refleksi diri!
ReplyDeleteBener banget Bu Mimin
Delete