Jauh di Mata Dekat di Medsos
Oleh : Sri Sugiastuti
"Janganlah berjalan di belakangku, karena mungkin aku tak bisa memimpinmu. Jangan pula berjalan di depanku, mungkin aku tak bisa mengikutimu. Berjalanlah disampingku dan jadilah sahabatku."
Untaian kalimat indah mengawali tulisan ini, untuk sekadar mengabadikan persahabatan unik di era digital. Bu Kanjeng punya banyak sahabat di dunia maya. Ia selalu menjaga silahturahmi dengan sahabat tersebut. Itulah yang menjadi kekayaan batin yang dimiliki Bu Kanjeng dan harus disyukuri. Karena tidak semua orang menyadari akan kekayaan batin yang dimiliki.
Sejak Bu Kanjeng menerima kabar bahwa Bu Nana atau Ibu Raihana Rasyid mendapat musibah, ia membayangkan kesedihan dan ketidak berdayaannya berada di kursi roda. Terbayang betapa sahabatnya itu sangat tergantung untuk minta tolong kepada orang yang ada di sekitarnya.
Siapakah Bu Nana atau Bu Raihana yang masuk dalam kategori unik menurut versi Bu Kanjeng? Beliau adalah sahabat literasi Bu Kanjeng yang ada di Gurusiana. Jarak yang memisahkan mereka, tanpa melihat fisik nyata bukan halangan untuk menjalin satu persahabatan.Hampir tiap hari komunikasi di Gurusiana via kolom komentar mereka saling menyapa.
Pada suatu hari Bu Raihana tidak muncul tulisannya di Gurusiana. Padahal tulisan beliau selalu ada dia besar. Tentu saja Bu Kanjeng merasakan ada sesuatu yang hilang dan kurang lengkap. Maklum Bu Kanjeng saat itu merasakan sedang ada di menara Gading. Yang secara tidak langsung bersaing secara sportif dalam hal posting tulisan di Gurusiana.
Karena kecelakaan itu kegiatannya menulis di Gurusiana terhenti sejenak. Dan Bu Kanjeng pun merindukan banyak ide dan tulisan dari Bu Nana yang sangat menginspirasi dan tak lelah berbagi. Tentu saja Solusi terbaik komunikasi digagas via WA. Sehingga Bu Kanjeng bisa memantau kondisi Bu Nana pasca operasi hingga menemani saat recovery.
Setiap hari Bu Kanjeng memantau tulisan Bu Nana. Bagaimana ia berusaha untuk sembuh dan tetap menulis. Semangat dan kegiatan Bu Nana di saat sakit membuka mata hati dan juga pikirannya betapa menulis di blog menjadi satu solusi membantu penyembuhan ketika tertimpa musibah atau penyakit.
Alhamdulillah Bu Nana, tidak manja dan tetap bertekad untuk sembuh dan bisa beraktivitas normal. Bu Nana berusaha menyapa penggemar tulisannya. Ini bagian dari caranya agar terobati rasa rindunya pada dunia literasi yang mereka bangun. Selalu ada aksi dan reaksi saat mereka posting tulisan. Bukan pula kebetulan bila tulisan yang mereka unggas serasa saling melengkapi.
Semua itu bisa dibuktikan dari pengamatan Bu Kanjeng di blog Gurusiana. Ya, seminggu terakhir , tepatnya di akhir Juli 2018. Rasa kangen dan cintanya pada Gurusiana kembali membuncah. Hasilnya bisa kita dilihat langsung di kolom tulisan popular saat itu maupun urutan 6 teratas dari penulis Gurusiana. Di awal bulan Agustus, Bu Nana bersaing ketat dengan Pak Edi Prasetyo yang sejak awal Juli 2018 selalu membayangi Pak Syaihu dan Bu Nana.
Rupanya musibah yang menimpa Bu Nana justru menjadi keberkahan buat pembaca Gurusiana. Bayangkan setiap hari bu Nana bisa menulis 3 sampai 4 artikel yang fresh, berbobot dan sangat bermanfaat bagi pemula yang sedang semangat menulis.
Masalah sedikitnya komentar, tidak perlu dirisaukan. Termasuk siapa yang ikut menikmati atau mengklik link Gurusiana pun tak perlu diurus. Biarlah data bicara dan membuktikan bahwa blog kroyokan Gurusiana yang digawangi oleh Pak Muh Ikhsan dkk, semakin mendapat tempat di hati guru seIndonesia, terutama yang gemar membaca dan menulis.
Kemunculan wajah baru, atau menghilangnya wajah lama merupakan hal biasa dalam sebuah blog keroyokan. Bu Kanjeng yang mulai aktif November 2017 pun kadang harus mencuri waktu untuk bisa membaca atau ikut memposting artikel yang dimiliki. Begitu juga dengan Bu Nana, mungkin Bu nana ingin menjadikan Gurusiana sebagai saksi kesabarannya ketika menerima musibah, ketika tak berdaya dan tetap berprasangka baik terhadap Allah. Maka di akhir tulisannya selalu terselip kalimat EDISI MENGUATKAN HATI. Bu Kanjeng ikut merasakan bagaimana bu Nana Berjuang untuk bisa menerima keadaan dan terus bersabar agar cidera di kakinya segera pulih dan bisa beraktivitas normal seperti dahulu. Betapa uniknya persahabatan lewat dunia maya di era digital.
Bu Nana memang salah satu teman Bu Kanjeng yang unik dalam berliterasi maupun berdakwah lewat tulisan. Bagaimana dengan sahabat unik pembaca?
"Andai jarak Solo Medan bisa ditempuh dengan bantuan baling-baling Dora Emon, pasti Bu Kanjeng akan mengunjungi Bu Nana dan menguatkan hatinya. Akan dibisikkan di telinganya bahwa ia adalah pilihan Allah untuk menerima musibah ini, dan pasti Allah punya rencana lain dari musibah ini.Bu Nana, ada di rindu di hatiku dan akunberharap teruslah menulis dan menginspirasi. Barakallah salam sehat dan sukses selalu."
9 Comments
Ass wr wb.
ReplyDeleteAlhamdulillah .
Kereeen baca 👆 nich,
Ibunda ku. Selamat eksis Bu Kanjeng . "ajari dan tuntun aku ya, selalu jgn lah bosan, tuntun sampai aku nulis Buku walau 1" !
Krn aku agak malas di waktu tua ku. Maaf curhat . .. terimakasih.
Pasti bisa..semangat Bun
DeleteSaya dulu di Gurusiana juga mengenal Bu Nana, bahkan beliau mengapresiasi buku perdana saya. Beberapa kali berbalas chat. Insyaallah beliau sehat selalu. Amin... Demikian juga Bu Kanjeng dan para pembaca.
ReplyDeleteYa..beliau sangat menginspirasi
DeleteTulisan Bu kanjeng selalu membahana buana. Menginspirasi gas pol. Salam sehat bunda. I Miss you.
ReplyDeleteAlhamdulillah. I miss you too. Thank you
DeleteSelalu keren Bu Kanjeng teh! Wilujeng Bun! Barokallah
ReplyDeleteBu KS juga hebat.. saya nilainya ua remeh-remeh saja
DeleteBetul sekali dimanapun, kapanpun,. situasi apapun medsos membantu kita untuk reach our friends, relatives etc.
ReplyDelete