Sri Sugiastuti
Sepasang kekasih dengan segala pertimbangan sudah menetapkan
tanggal 4 April 2020 jadi tanggal dimana mereka berikrar untuk membina rumah
tangga yang sakinah mawadah warohmah. Hal ini juga dirasakan oleh keponakan Bu
Kanjeng yang merasa sudah siap berumah tangga.
Ayah bundanya hampir sama dengan orang tua lain ingin
mengantar putrinya sampai gerbang pernikahan dengan selamat. Mereka sebagai
orang tua merancang akad nikah juga resepsi yang akan digelar usai akad nikah.
Berharap bisa berjalan dengan lancar tanpa hambatan apapun.
Tetapi rencana tinggal rencana. Tak disangka tak diduga
corona datang. Rencana berantakan. Harus banting setir ubah haluan. Kecewa
pasti, sedih apalagi. Apakah harus diundur?
Bagaimana dengan perjanjian dan kesepakatan yang dibuat
dengan pihak gedung, Katering, undangan yang beredar. Sehubungan ada larangan
berkerumun, jaga jarak dan bermasker ria. Semua diinstruksikan sebagai salah
satu langkah pemerintah mencegah penyebaran virus covid 19 dan bertambahnya
korban berjatuhan.
Bu Kanjeng hampir tiap hari memantau perkembangan yang ada.
Berharap Corona segera berlalu. Ternyata waktu diperpanjang dan di tanggal
cantik 04042020 masih diperpanjang. Tugas Bu Kanjeng menghandle tamu dari
Jakarta dan Kuala Lumpur batal.
Alhamdulillah, saatnya fokus konfirmasi di ijab kabul. Diundur atau tetap
berlangsung.
Dalam menghadapi ketidakpastian, Bu Kanjeng berusaha
mengambil hikmahnya. Ia menghibur diri karena uang yang sudah dikeluarkan untuk
persiapan bisa diuangkan kembali walaupun tidak full. Uang itu bisa bermanfaat
untuk yang lain. Itu mungkin yang terbaik menurut Allah. Bagi mereka Corona tak
membuat merana. Skenario Allah lebih dari skenario manusia, dan itu yang
terbaik.
Bagaimana dengan rencana pernikahan itu? Tetap dilaksanakan
dengan catatan, pelaksanaan akad nikah di KUA setelah itu lanjut syukuran ala
kadarnya di salah satu restro terdekat dengan jumlah tamu dibatasi sebanyak 60
orang. Yang mau hadir harus konfirmasi dulu.
Bu Kanjeng bimbang antara hadir dan tidak. Jarak Solo - Sragen
lumayan jauh. Kalau tidak hadir ya kok terlalu. Ratu tega namanya. MBu Kanjeng
punya inisiatif minta diantar anaknya supaya bisa hadir di acara syukuran usai
akad nikah di KUA. Itu salah satu cara yang teraman.
Mobil melintas di jalan yang tak terlalu ramai. Lokasi yang
dituju harus dicari dulu dengan bantuan Google map. Tidak heran bila sampai
tujuan agak molor dari yang direncanakan. Ketika sampai di lokasi Restro
Cangkir Gading, Bu Kanjeng sempat ragu. Suasana sepi seperti tidak ada
tanda-tanda kehidupan. Tiba-tiba muncul seseorang yang memberi informasi
kegiatan syukuran ada di belakang maka
diminta mobil langsung parkir di belakang.
Bu Kanjeng turun dari mobil mengamati konsep restro yang
lumayan asri dan representatif. Terlihat suasana sepi, tanpa musik dan suara.
Sepertinya ada yang janggal sebagian tamu memakai masker, tidak ada acara
salaman. Tangis Bu Kanjeng pun pecah, ia terharu melihat keponakannya dengan
baju putih terlihat pucat tanpa memakai lipstik.
Ayah pengantin putri adik kandung Bu Kanjeng melumerkan
suasana itu. Ia menghampiri Bu Kanjeng dan tak kuasa memeluknya. Bu Kanjeng pun
mencium dan memeluk pengantin putri sambil berderai air mata.
"Barakallah
ya Nduk, semoga sakinah mawadah warohmah."
"Iya Bude, terima kasih doanya." Si pengantin
putri menjawab sambil menahan tangis.
Pasti kenyataan ini tak pernah diimpikan sama sekali. Gaun
Pengantin, acara resepsi, ucapan selamat dari teman, kerabat, dan keluarga
besar. Sungkeman dan ritual pernikahan dengan pernak pernik yang ada,
kenyataannya tidak terlihat hari ini.
Ambyar kata Didi Kempot.
Bu Kanjeng dan anaknya diminta untuk langsung mengambil
hidangan yang tersedia. Hidangan yang bukan khas pesta pernikahan, tetapi lebih
ke menu makan siang yang lumayan berbeda. Ya berbeda karena ada rica-rica
menthok dan kalkun bakar sebagai andalan dari Restro tersebut.
Bu Kanjeng layaknya wartawan. Ia sempat bertanya.
" Kok boleh ya Restro di Sragen buka di saat genting
begini? Siapa yang cari Restronya?
"Ya, aku hampir putus asa, ini restro ke 5 yang
kudatangi. Sebelumnya semua tidak berani buka," jawab adik Bu Kanjeng.
" Loh restro ini kok bisa?" Cecar Bu Kanjeng kepo.
"Karena pemiliknya kenal Kapolres Sragen, hari ini ada
2 akad nikah yang syukurannya diadakan di restro ini." Jelasnya
Hmmm, berarti tetap ada celah ya kalau mau ikhtiar. Alhamdulillah, Allah sudah izinkan akad nikah
terlaksana dengan baik. Bu Kanjeng pun lega walaupun gaun seragam baru sebagai
among tamu tidak jadi dikenakan.
#Sragen 04042020
#Akad nikah di saat
covid 19
#Dunia melawan Corona
#Bu Kanjeng punya
kenangan
Bersambung
41 Comments
Alhamdulillah nisa menikah di saat wabah corona merajalela. Semoga dilancarkan semuanya.aamiin.
ReplyDeleteAamiin YRA Terima kasih omjay
DeleteAlhamdulillah..masih bisa terlaksana Bunda.baarokallohu lahumaa wabaaroka alaihimaa wajama'a bainahumaa fii khoiir...
ReplyDeleteAamiin YRA
DeleteSemoga samawa amin.
ReplyDeleteAamiin YRA
Deletebuah dari usaha dan doa,
ReplyDeleteluar biasa...
Alhamdulillah Allah mudahkan. Mungkin ini yang terbaik
DeleteSip...lanjuthanks ibu kaRyan ya yang luar biasa..
ReplyDeletesiapgrak
DeleteSip..lanjutkan ibu..karyanya luar biasa...semangat
ReplyDeletedouble ya?
DeleteSemangaaat...
ReplyDeleteYang semangatpengantin barunya juga loh dan yang membaca
DeleteTetep doa terbaik semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah..aamiin
ReplyDeleteSemua pasti ada hikmahnya, masih diperintah untuk sabar, dan banyak berdoa
ReplyDeleteBetul sekaki. Makasih sudah mampir
Deletesemestinya demikian. Upacara pernikahan semestinya tidak terhalangi sebagaimana cinta tak dapat dibendung. Orang berhikmat mesti dapat menata sedemikian rupa agar semua pihak tetap dapat tersenyum. Selamat atas pernikahan itu. Kiranya mereka menjadi satu keluarga yang Islami. Terima kasih untuk artikel ini.
ReplyDeleteAamiin YRA
DeletePlong satu upacara sakral selesai
Ceritanya selalu enak dinikmati sambil ngeteh Di pagi harim
ReplyDeleteAlhamdulillah
DeleteBegitu bila mengadapi masalah yang tak seindah rencana
Kerennn idenya bund
ReplyDeleteSudah ngga penasaran ya
DeletePernikahan itu harus tetap berlangsung.. karena cinta mereka sudah tercatat dlm lauhul mahfudz.. entah bagaimana caranya.. Allah yg Paling tau.. siip Bunda...
ReplyDeleteYa bagian dari kodratullah
Deletebunda.....
ReplyDeletemoga ku bisa semangat spt bunda
Bisa dong.ayo action
DeleteSelamat atas pernikahannya. Salam
ReplyDeleteSalam kembali dan sehat selalu
DeleteCeritanya bagus terimakasih Bunda
ReplyDeleteSama sama.bisa lihat link blognya og
DeletePengalaman yang sama beberapa waktu lalu...
ReplyDeleteDibuang sayang bisa untuk berbagi
DeleteDalam kesyahduan, meresmikan sebuah ikatan. Smg ttp mendatangkan keberkahan
ReplyDeleteAamiin YRA
DeleteAlhamdulillah, tetap jadi menikah ya. Ambil hikmah Bu, baju among tamu tetap baru.
ReplyDeleteTul diberikan.alhamdulillah
ReplyDeleteAlhamdulillah...semoga pengantin berdua SaMaRa. Aamiin.
ReplyDeleteAamiin YRA. Terima kasih sudah singgah
DeleteYang penting nikahnya jadi terlaksana Bu.
ReplyDeleteIya, tujuan utama dan sah
Delete