"Marhaban yaa Ramadan. Ramadan kau tamu istimewaku. Sejak kecil aku sudah mengenalmu. Dalam bimbingan orang tua ku dan lingkunganku yang kental dengan suasana kehidupan orang Betawi."
Tak kuasa bendungan air di kelopak mata Bu Kanjeng ambrol. Sungguh tak pernah dibayangkan sebelumnya kalau tahun cantik dengan angka kembar 2020 jadi tahun pagebluk. Konon sebenarnya sudah fenomena ini sudah diingatkan oleh sesepuh yang pernah meramalkan akan adanya wabah ini.
Sementara beredar juga berita yang membahas bahwa virus corona itu bagian dari perang antara China dan Amerika. Nalar Bu Kanjeng mikir dong. Kok tega ya mengorbankan banyak orang hanya untuk satu kepentingan. Tetapi Bu Kanjeng tidak mau larut ikut berpikir yang terlalu berat.
Sekarang setelah 1 bulan lebih berada di kehidupan antara percaya dan tidak percaya tetapi nyata
Banyak kebiasaan yang berlaku jadi hilang. Awalnya cangkung. Tanpa salaman, tanpa salat berjamaah di masjid, tanpa duduk manis di taklim. Pokoknya yang identik dengan pul kumpul jadi dibatasi. Atau tidak sama sekali.
Sampai akhirnya tiba juga apa yang dikhawatirkan Bu Kanjeng dan umat Islam di dunia. Ramadan hadir dalam sunyi dan sepi. Semua dikondisikan di rumah saja.
Sebenarnya di masjid dekat rumah Bu Kanjeng, salat 5 waktu dan salat taraweh dilaksanakan dengan jaga jarak dan tanpa kultum/ tausyiah. Bu Kanjeng lebih nyaman beribadah di rumah. Untuk kegiatan di masjid cukup dipantau via group.
Bu Kanjeng semakin sedih ketika memikirkan santri TPQ yang kegiatannya selama Ramadan ditiadakan. Bu Kanjeng juga rindu tadarus bareng di masjid bada subuh sambil menunggu waktu syuruf ( salat dhuha di awal waktu) yang pahalanya bagaikan ibadah umroh.
Amalan dan kegiatan selama bulan Ramadan kali ini memang ada yang berbeda. Tetapi Bu Kanjeng yakin walaupun ada yang berbeda selama tidak menyalahi tuntunan yang ada di Al Quran dan Assunnah, tentu diperolehkan.
Hari pertama puasa Bu Kanjeng, usai sahur ia mulai tadarus bersama keluarga bada Subuh. Dengan bergantian membaca satu ayat terasa lebih cles di hati. Apalagi pangeran Bu Kanjeng membaca al Quran yang ditulis tangan yang jadi saksi kelak, bahwa tangannya pernah digunakan untuk menulis dengan pena 30 juz lengkap. Target mereka untuk bulan Ramadan ini harus katam 30 juz. Ayo semangat. Corona jangan jadi penghalang untuk taat pada perintah Allah.
Bu Kanjeng orang Jawa masih ingat dengan falsafah Jawa bahwa orang yang paling beruntung di dunia itu adalah orang yang eling lan waspodo. Maksudnya mereka yang sadar tidak tersesat dan orang yang selalu waspada.
Jadi falsafah itu bisa dijadikan peringatan sekaligus untuk merefleksi dirinya yang kadang belum bisa menahan emosi dan berkiblat pada dunia semata.
Jelang Ramadan Bu Kanjeng sempat membuka catatannya saat ia duduk manis di taklim bersama komunitas pengajiannya. Catatan itu ringkasan materi tausyiah dengan judul Pemanasan Jelang Ramadan.
Bu Kanjeng bisa introspeksi dan berusaha menuju ke arah kebaikan yang diajarkan agamanya.
Ada materi yang didapat Bu Kanjeng untuk Pemanasan jelang Ramadhan. Ya diawali dengan puasa di bulan Syaban. Bu Kanjeng semangat karena mereka bertiga ayah ibu dan pangerannya kompak puasa daud dan puasa tgl 13,14,15 Syaban. Jadi untuk puasa hari ini tidak ada masalah. Sudah terlatih.
Persiapan berikut yaitu merutinkan atau istikamah melaksanakan salat tahajud. Sebenarnya salat tahajud itu ibadah sunnah yang dikerjakan malam hari. Orang yang sudah rutin salat malam maka ketika Ramadan tiba ketika menjalankan ibadah salat taraweh tidak kaget atau terbebani.
Jangan lupa juga dengan salat dhuha dan doa usai salat. Lafalkan untaian doa dan memohon kepada Allah dengan sungguh-sungguh. Malah kadang doa kita sedikit memaksa. Kalau masih jauh dekat. Kalau masih ada di langit turunkan. Boleh dong meminta pada Allah. Karena Allahlah yang berhak kita mintai. Untuk jumlah rakaat sesuai kemampuan. Allah maha bijaksana.
Kegiatan berikut adalah Tilawah baca quran. Amalan mentadaburi Al Quran bagian dari perintah Allah karena Al Quran itu pedoman hidup. Terbentur masalah apapun kalau larinya ke Al Quran insyaallah ada solusi yang didapat. Hiduppun akan penuh kebaikan dan full barokah.
Lanjut ke persiapan sedekah karena amalan yang baik bila dikerjakan di bulan Ramadan kata Pak ustadz pahalanya dilipat gandakan. Jadi jangan pernah ragu untuk sedekah. Bersedekah dalam keadaan sempit dan lapang.
Amalannya yang juga perlu disiapkan saat Ramadan adalah lisan ini disarankan beristigfar dan mengucapkan kalimat toyibah. Terutama di saat itikaf di masjid. Bertafakur dan introspeksi diri. Mohon ampun dan mohon ketika menghadap dalam keadaan husnul khotimah.
Dan pada akhirnya kita diminta menjaga wudu. Nah ini senjata utama melawan vitus covid 19. Asalkan berwudu dengan cara yang benar, kita akan selalu bersih dan insyaallah sehat dengan diimbangi pola makan yang benar.
Semua yang dipaparkan Bu Kanjeng tadi sebenarnya rangkaian ibadah setiap muslim di dunia. Nah diharapkan pada bulan Ramadan agar ditingkatkan supaya lebih istikamah dan semangat meraih rida Allah
SWT.
#DuniamelawanCorona
#Ramadandatangsaatcoronamelanda
#Amalanyangharusdingkatkansaatramadan.
#Pageblukdisaatramadan
Bersambung
27 Comments
Semoga esensi Ramadhan tetap sama meski dengan kondisi yang berbeda
ReplyDeleteSemoga Ramadhan kali ini lebih bahagia
ReplyDeleteSeperti apa pun keadaannya kita hrs bersyukur
DeleteAamiin..smg amalan2 sunah di bulan ranadhan bisa d lksanakan. Dg baik.
ReplyDeleteTulisan yang inspiratif semoga Allah memudahkan langkah bunda untuk meraih ridhoNya dibulan penuh berkah ini. Bund.
ReplyDeleteAlhamdulillah Bucan tetap semangat dan produktif dengan amalan kita ya
DeleteTerima kasih bunda selalu mengingatkan kami
ReplyDeleteAamiin YRA. Tercurah doa yang sama buat bucan yang selalu ceria
ReplyDeleteBagus sekali ... tamu kita di bulan Ramadhan
ReplyDeleteMaro kita muliakan
DeleteTulisan bermakna ingatkan kita semua
ReplyDeleteSejatinya di bulan Ramadan jadi kesempatan emas untuk meningkatka ketakwaan
ReplyDeleteSemoga kita dijadikan orang yang sabar.....dalam kondisi apapun tetap dalam keimanan.....Aamiin
ReplyDeleteAamiin YRA. Jaga kesehatan dan mensyukuri yang sudah ada
ReplyDeletemantul!
ReplyDeletelanjutannya ditunggu!
Siap.smg mencerahkan
DeleteKerennnn abis
ReplyDeleteApanya yg keren ? Cuma sedih aja.Ramadan datang di saat covid menghadanh
DeletePuasa tahun ini harus menyepi menjauh dari hiruk pikuk dunia. Puasa hanya untuk Allah Dia Saja yg mengawasi.
ReplyDeleteSelamat menjalankan ibadah puasa Bunda Kanjeng.
Bu Husnul,smg ibadah puasa ta pol dan Allah Rida
DeleteAamiin... smoga senantiasa qt d beri kesh shg bs khusyu menjalankan ibadah d Bulan Mulia ini
ReplyDeleteAamiin YRA. Indahnya Ramadan bersama.covid 19
DeleteSemoga kita masih bisa melaksanakan berbagai amalan Ramadan dengan baik meski di bawah bayang-bayang wabah virus corona...
ReplyDeleteAamiin YRA termasuk ngaji di youtube ya Pak kemarin sayaokut ngaji bareng Pak Cepga
ReplyDeleteSemoga sehat selalu.
ReplyDeleteRamadhan yg berkah
ReplyDeletesemoga Ramadhan tahun ini membawa berkah dan wabah Corona segera sirna , Aamiin YRA
ReplyDelete