Sri Sugiastuti
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari
kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu
tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”(Q.S. Ali Imran: 185)
Berbekal keyakinan ayat di atas, Bu Kanjeng dan Pak Kanjeng
menuju pondok pesantrin weekend yang bernama Husnul Khotimah. Untuk sampai ke
lokasi yang berada di Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah, Bu Kanjeng dan
rombongan menuju pondok Husnul Khotimah dengan tekad dan perjuangan yang
lumayan gigih. Penyebanya adalah denah yang diberikan panitia dan google maps
sangat berlawanan. Entahlah, mengapa bisa begitu. Sambutan yang ramah dari
panitia mengajak mereka segera berwudu dan lanjut salat berjemaah di masjid
yang cukup megah dengan ormanen etnik Jawa. Rasa kesal dan penasaran pun sirna.
Selesai salat, peserta, atau dipanggil dengan santre weekend
diberi kunci kamar sesui daftar nama peserta sekamar yang berjumlah 6 orang.
Pembagian buku materi dan alat tulis terkesan cepat dibagikan dan di buku itu
tertera lengkap susunan acara dan materi yang akan diterima selama mengikuti
Santre Weekend Husnul khotimah. Kamar Bu Kanjeng dan kelompoknya ada di deretan
sebelah timur dari masjid agak turun melalui beberapa anak tangga.
Di sekitar pondok terhampar tamanan sereh, pohon tin, kebun
bunga, pohon singkong, papaya, dan beberapa tanaman lain yang tumbuh subur.
Hamparan sawah ijo royo-royo menyejukkan mata. Sinar matahari sore yang mulai
meredup terlihat dari celah lereng Gunung Lawu. Subhanallah, betapa bersyukur
hati ini bisa menikmati semua ciptaan-Nya.
Alhamdulillah, Bu Kanjeng dan rombongan bisa langsung
menaruh barang dan melapisi tempat tidurnya dengan seprai dan sarung bantal
yang dibawa dari rumah. Itu pesan Bu Lestantun agar kami lebih nyaman. Selimut
kesayangan pun keluar dari koper kecil yang setia menemaninya. Setelah itu
mandi dan merasa segar dan syantik lanjut menuju ke masjid lagi.
Sore jelang berbuka memang sudah ada kajian yang sebelumnya
sudah diperkenalkan dulu keluarga besar yang ada di pondok. Kegiatan dari
pondok ini sengaja dibuat untuk usia 40 tahun ke atas agar mudah menyiapkan
ikhtiar husnulkhatimah.
Ilustrasi yang mengawali dengan perumpamaan hidup ini bagai
bunga dan masing-masing sudah ada takdirnya, siapa yang memetik di saat mekar,
kuncup, atau layu berguguran tak berguna. Jadi, sebagai manusia, kita harus
siap dipetik oleh malaikat penyabut nyawa, kapan pun, bila perintah Allah sudah
turun.
Bunga itu bak hidup kita. Ada yang jadi minyak wangi, bunga
tabur, penghias ruang, dipetik kuncupnya atau di saat mekar maupun layu.
Intinya, jangan pernah takut berbuat baik selama masih diberi kesempatan hidup.
Namun, semua itu harus dipersiapkan dengan amalan yang dimiliki bila ingin
husnulkhatimah.
Sambil menunggu azan magrib untuk segera dilanjutkan dengan
berbuka puasa, peserta diberi PR untuk memahami sekaligus merenungkan tentang
tahapan umur –dan sadar sudah waktunya orang berusia 40 ke atas bermuhasabah
diri, selama ini apa saja yang sudah diperbuat–, nanti malam selesai salat
tahajud, untuk bermunajat pada Ilahi agar ikhlas bila dipanggil kapan pun.
Pondok ini memang ditujukan untuk mereka yang sadar bahwa
mereka punya kampung akhirat dan tidak ingin menyesal kekak. Pondok ini tempat
yang tenang, di lereng gunung, asri dengan tanaman yang terawat rapi. Semua itu
mengingatkan kita pada Sang Pencipta, Allah Swt.
Dalam hitungan menit, azan magrib bergema. Sebelumnya
diiringi dengan pujian pada Allah menggunakan Bahasa Jawa, lalu menggelegar
suara beduk dipukul. Semua itu menggetarkan kalbu. Bu Kanjeng merasa bersyukur
ada di kegiatan ini karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan seperti
ini. Mungkin orang di luar sana masih sibuk dengan dunianya, mungkin sedang
sakit, atau memang Allah belum memberikan hidayah.
#CatatanReligiBuKanjeng
#TulisanRamadan 1440H
#Ikhtiarmenjemputhusnulkhotimah
12 Comments
terus memperbanyak ilmu keagamaan. Mantap
ReplyDeleteAsupan untuk jiwa agar tidak kering kerontang
DeleteTetap belajar agama. Terima kasih ilmunya Bu Kanjeng.
ReplyDeleteYs ada pondok Khusus untuk para penjemput husnul khotimah
DeleteBerusaha dan berdoa agar bisa menuju husnul khotimah kelak
DeleteDunia akhirat....sukses bun. Aamiin YRA.
ReplyDeleteAamiin YRA, tercurah doa yang sama buat Bu Nuraini dan keluarga
DeletePondok ini memang ditujukan untuk mereka yang sadar bahwa mereka punya kampung akhirat dan tidak ingin menyesal kekak eh kelak.
ReplyDeleteYa,pemiliknya seorang pengusaha sahabatnya Pak Jokowi. Harusnya Ramadan ini kami disana,.Tetapi corona oh corona menggagalkan rencana
DeleteSalam takzim, mohon maaf lahir dan batin.
ReplyDeleteTercurah ucapan yang sama untuk ibu Rosi dan keluarga
DeleteBarakallah. Kembali kelak ke kampung halaman.
ReplyDelete