Sri Sugiastuti
Kiat menulis ala Bu Kanjeng di tengah covid-19 bisa simak di
artikel berikut ini. Ia hanya menulis apa yang ingin ditulis. Ia banyak
membaca, mendengar, mengamati dan bertanya pada dirinya sendiri. Selanjutnya
terserah pembaca. Yang jelas Bu Kanjeng sudah menunaikan hajatnya yaitu
menulis. Yuk dilanjut membacanya. Siapa tau terinspirasi dan sedikit memberi
pencerahan.
Tak terasa Indonesia berada di tengah Covid-19 genap 2
bulan. Korban pun berjatuhan terutama di garda terdepan. Paramedis dan dokter
yang menangani langsung pasien yang terkena virus tersebut. Kenyataan ini bagi
Bu Kanjeng seperti mimpi buruk di siang bolong.
Data yang terekam di tanggal 21 Mei 2020 ada tambahan 973
kasus positif Covid-19 baru di Indonesia, sehingga total 20.162 kasus. Memang
kalau dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang lebih dari 270 juta masih
kecil. Santai saja lah.
Indonesia tidak sendiri, seluruh negara di dunia baik itu
negara maju atau berkembang semua kena wabah pandemi Covid-19. Bahkan WHO pada
hari Selasa (19/5), mencatat 106.662 kasus baru dalam sehari dari seluruh dunia
juga tidak mengubah apapun.
Konon akhir Mei atau awal Juni 2020 jadi booming tingkat
penyebaran virus yang paling besar. Jadi tidak salah dong, kalau pemerintah
memperpanjang masa PSBB. Sayangnya Bu Kanjeng dibuat gemes dengan ulah
masyarakat yang nekad semau gue tanpa menghiraukan peraturan yang dibuat
Pemerintah untuk melindungi rakyatnya.
Sedih pasti, ngga bisa mudik, ngga bisa salat Ied di
lapangan, nggabisa merayakan hari kemenangan dengan makan enak, ngga bisa
berbagi atau refreshing setelah sebulan berpuasa. Pokoknya banyak lah tradisi
yang luput untuk jalani padahal sudah mendarah daging sejak zaman dulu.
Aparat yang bertugas di lapangan pun dibuat geram.
Sepertinya aturan yang dibuat itu untuk dilanggar. Tak heran banyak cara yang
dilakukan oleh oknum yang kesadarannya kurang atau berusaha mencari celah untuk
mengelabui aparat yang bertugas.
Kembali Bu Kanjeng dengan kaca mata 5 dimensinya mengerutkan
dahinya.
"Manusia itu memang banyak akal dan cara untuk
mengatasi masalah yang dihadapi. Anggapannya ada peraturan ya harus dilanggar
kalau dianggap mengganggu kepentingannya."
Akibatnya ya ambyar. Kurva pertumbuhan kasus Corona di
Indonesia belum menunjukkan trend melandai, malah kurva kasus menuju pada
klimaks serangan pertama Covid-19. Kita tidak ada yang tahu kapan kurva itu
akan turun dan kita bisa sedikit lega. Kurva kasus masih terus menanjak dengan
angka-angka yang makin mengerikan.
Setiap saat Satuan Gugus melaporkan angka yang cenderung
meningkat, tetapi masyarakat tak terpikat. Mereka tetap cuek bebek seakan punya
daya tahan tubuh yang super duper. Walaupun penyebaran Covid-19 kemarin sangat
tinggi, tetapi tidak membuat mereka sadar
untuk diam di rumah.
Berbagai keinginan muncul saat uang THR sudah di tangan.
Mereka pun sibuk ke mall, ke pasar atau sekedar ngabuburit jelang berbuka
puasa. Jadi bimbauan jaga jarak, diam di rumah, menghindari kerumunan dan
bepergian kalau tidak penting hanya dijadikan slogan. Mengamati kenyataan ini
Bu Kanjeng hanya berdecak kagum.
"Saudaraku memang hebat dan kuat, jiwa ngeyelnya juga
luar biasa"
Masyarakat dengan
argumentasinya berontak. Ada yang lebih penting dari pada diam di rumah.
Tuntutan perut yang harus diisi dan kebutuhan lain yang harus dipenuhi. Mereka
sudah tidak peduli 1278 jiwa meninggal karena Covid-19.
"Emang gue pikirin, kalau memang jatahnya mati ya mati.
Yang penting bagaimana keluarga bisa bertahan ya harus ikhtiar. Kalau cuma
duduk manis di rumah dan menunggu bantuan datang, itu tidak mungkin
banget."
Ini fakta bukan hoax. Jadi siap siap saja kalau Pemerintah
putar haluan menuju ke heard imunity. Saat masyarakat dicuekin. Ngga perlu
mengikuti program Pemerintah. Orang Jawa bilang sak karepmu, pikiren dewe.
Siapa yang kuat, dialah yang menang. Terserah mau bertindak seperti apa untuk
bisa bertahan. Nah, semakin
runyamkan!
Bu Kanjeng cuma bisa mengajak keluarga dan lingkungannya
untuk "Berserah"mengikuti aturan. Berpikir positif dan bertindak
cerdas dan kreatif. Yakini saja kalau kita bisa keluar dari masalah ini dan
semua akan kembali normal.
#Ramadanharike30
#Soloraya23052020
#Duniamelawancorona
#Faktaatauhoax
10 Comments
Istimewa ibuk...
ReplyDeleteKarena ditulis di akhir Ramadan ya
Deletemantap jiwa bu kanjeng
ReplyDeleteAlhamdulillah tetap semangat
DeleteItulah bagian dari pengamatan Bu Kanjeng
ReplyDeleteSama bu di daerah saya juga gitu.
ReplyDeleteSepertinya kita "dibolehkan" hidup "berdampingan" dengan covid.
Semoga kita punya daya imun yang kuat dan bisa bertahan
DeleteSemoga kita punya daya imun yang kuat dan bisa bertahan
Deletekita tidak akan kembali ke posisi semula yang normal, kita akan terus masuk dalam sesuatu yang normal plus, kembali dalam rutinitas yang normal ditambah kewaspadaan.
ReplyDeleteSelamat menyongsong Idulfitri. Raihlah kemenangan imanmu, sahabat.
Terima kasih. Bersiap dengan budaya baru dan tetap waspada
Delete