Ephesus Turki dan Grand Theater
Sri Sugiastuti
Hari ketiga Bu Kanjeng di Turki berkesempatan mengunjungi Ephesus. Dalam bayangan Bu Kanjeng Ephesus itu kerajaan Romawi yang megah seperti yang sering disaksikan di film kolosal kerajaan zaman Romawi dengan pakaian kebesarannya. Hups ternyata salah besar.
Letak tempat parkir lumayan jauh dan dihadapkan pada penjual cindera mata walaupun tak seramai di lokasi makam Bung Karno Blitar. Udara sejuk menyusup di tubuh Bu Kanjeng yang sudah memakai baju lumayan tebal.
Bayangan Bu Kanjeng ternyata melesat jauh. Apalagi setelah Mr Bullent mengatakan bahwa Ephesus terkena gempa dan tertimbun. Baru ditemukan reruntuhan beberapa abad kemudian. Jadi yang dilihat sisa-sisa keruntuhan yang berusaha dirangkai kembali walaupun tidak bisa utuh.
Di bawah pohon zaitun yang cukup tua di bawahnya berjatuhan buah zaitun yang sepintas berwarna ungu tua seperti buah duwet. Bullent berkisah bahwa
di dalam kompleks Ephesus ini terdapat Grand theater.
Bukan peninggalan bangsa Romawi kalau tidak ada amphitheater. Apa sih amphitheater? Amphitheater merupakan sebuah teater terbuka yang berfungsi sebagai tempat pertunjukan. Teater yang berada di tengah-tengah taman tersebut memiliki kapasitas 300 Orang (menurut Brainly)
Jadi di zaman Romawi Grand Teater merupakan teater terbesar dan paling mengesankan. Terletak di punggung sebuah bukit, teater ini berbentuk setengah lingkaran dengan undakan-undakan tempat duduk layaknya stadion dan di bagian tengahnya terdapat sebuah tempat panggung pementasan.
Jadi ternyata orang Romawi sejak dulu senang pertunjukan dan hiburan. Sambil berjalan menuju lokasi, Bu Kanjeng membayangkan orang Romawi yang sedang bersantai menyaksikan pertunjukan dengan gegap gempita. Hali ini bisa dibuktikan bahwa Grand Theatre pada masa kerajaan Romawi dulu, karena saat ini saja kemegahannya masih terlihat.
Grand Theater dibangun pada periode Helenistik namun sering direnovasi beberapa waktu di periode Romawi. Perbedaan utama antara Teater Helenistik dan Teater Romawi adalah bahwa orang-orang Helenistik bersandar di atas bukit. Inilah orang-orang Romawi yang menemukan tembok besar yang berdiri bebas.
Butuh waktu 60 tahun untuk menyelesaikannya. Grand teater merupakan teater terbesar di Asia Kecil dengan kapasitas 24.000 kursi dan 1000 tempat berdiri. Awalnya bertingkat dua dan meningkat satu tingkat di kemudian hari.
Teater ini selain sebagai tempat pertunjukan seni dan pementasan drama juga merupakan balai pertemuan serta adu gladiator dengan binatang khas dinasti Romawi.
Para gladiator di masa itu sebenarnya adalah para budak yang pekerjaannya bertarung atau dipaksa bertarung oleh raja/ pemiliknya untuk menunjukkan kekuatan kerajaan yang dipimpin dan kekuatan panglimanya. Budak pada zaman itu bisa membeli dirinya untuk bebas atau dipaksa melayani birahi sang permaisuri ataupun selir sang raja/ penguasa.
Tetapi tidak semua kisah tentang Gladiator itu benar loh. Ada berbagai versi yang berbeda tinggal mau percaya yang mana. Begitu juga yang dikisahkan di film - film yang berkisah tentang Gladiator.
Lagi-lagi Bu Kanjeng dimasukkan ke lorong waktu yang berkisah kejayaan bangsa Romawi yang akhirnya dikakahkan oleh Ottoman.
#Day20AISEIWritingChallenge
37 Comments
Sungguh luarbiasa bisa mampir di tempat inspiratif senantiasa memberikan keberkahan
ReplyDeleteAlhamdulillah
Deletewao... cerita menarik. Kitab Suci umat Kristen mencatat kota ini dalam satu kitab.
ReplyDeleteKota yang terkubur ratusan tahun karena gempa ternyata luar biasa
DeleteWow....hebat bunda....kisah2 perjalanannya begitu menggelora jiwa pembacanya
ReplyDeleteSemoga ada jejak dalam.bentuk buku
DeleteLorong waktu bunda Astut Jos bnget, plesiran manca negara. Ada oleh2 buat saya ya bun. Motivasi e sllu nulis top
ReplyDeleteYang traveling basi yang dikemas kembali
DeleteTerimakasih bunda..msh di ajak jln2 yg bgitu bnyk mndptkn ilmu sejarah yg luar biasa..
ReplyDeleteAlhamdulillah insyaallah lanjut
DeleteJadi tambah pengetahuan, trims bu Kanjeng
ReplyDeleteSama2
DeleteTambah pengetahuan.. matur suwun
ReplyDeleteBuku buku sejarah Romawi Pak guru
DeleteMenapaki tempat bersejerah Ephesus yg didalamnya terdapat grand teatre amphiteatre. Imajinasiku bermain
ReplyDeleteTernyata sdh naluri manusua butuh hiburan
DeleteJadi pingin bisa seperti nJenengan, Bu, semoga
ReplyDeleteBisa Pak banyak membaca dan ikhtiar
DeleteDeeply learning Mas Pak Prof Eko, ngena untuk sebuah touring writing. Mantul bu.
ReplyDeleteNyangkut ya. Inginnya begiti Bu bgm anak2 kita ketika diajak wisata mau masuk ke lorong waktu
DeleteWah luar biasa..kapan saya bisa ke mana-mana seperti bu sri
ReplyDeleteBismillah By insyaallah bida
DeletePerjalanan yang luar biasa, kangen Bunda 🌹
ReplyDeleteGeopark Sumbar kapan ya. Seperti perjalanan Dharmasrata Bukittinggi amazing
DeleteSo pasti ngga mau kalah sama Pak Edi nih
ReplyDeleteSungguh menakjubkan, kisah yang membawa saya seolah sementara dalam suasana menonton filmnya👏👏👏
ReplyDeleteMasa kecil saya juga sering nonton film kolosal perang romawi
DeletePerjalanan yang mengasyikkan.
ReplyDeleteKami bertiga saudara
DeleteBanyak baca tambah ilmu. Makasih ya Bu Kanjeng 👍🙏👋
ReplyDeleteAlhamdulillah. Terima kasih sudah berkunjung
DeleteKunjungan suatu tempat pasti ada tulisan ya bu,wah saya weekend kmrrnblm sempat buat, jadi pingin nulis juganih walau hanya jalan jalan di daerah setempat.
ReplyDeleteMari kita menulis
DeletePengalaman yang tak terlupakan tentunya. Salam literasi
ReplyDeleteOiya Bu sudah 5 tahun masih membekas
Deletesalut bisa sampai ke tempat2 bersejarah. tentunya memberi makna dan pelajaran hidup yg berharga
ReplyDeleteBenar sekali bapak
Delete