Memoar Sobat Ambyar
Tribute to Didi
Kempot The Godfather of Broken Heart
Sri Sugiastuti
Adakah pembaca Blog Bu Kanjeng
yang jadi anggota Sobat Ambyarnya almarhum Didi Kempot? Itu loh yang
tergila-gila konsernya dan tiada hari tanpa mendengarkan lagu Didi Kempot. Bu Kanjeng
sendiri kalau diminta berkisah tentang Didi Kempot kira-kira yang ditulis dari
sisi apanya ya?karena secara pribadi
belum pernah berjumpa dengan orangnya. Walaupun sama sama tinggal di Solo.
Bu Kanjeng justru familiar dengan
lagu Didi Kempot saat sahabatnya yang di Amrik dan juga seorang Kompasianer
sempat berkabar kalau dia penggemar lagu Didi Kempot. Khususnya lagu yang Ke
Taman Asmoro.Itu sudah tahu 2010 an. Bu kanjeng juga tidak mengikuti secara
serius perkembangan music campur sari di Indonesia.
Pada akhirnya memang Didi Kempot
makin bersinar. Banyak penggemar dan lagunya bisa dinyanyikan oleh semua
kalangan. Apalagi tetangga Bu Kanjeng itu, sejak Didi Kempot belum meninggal
hingga sudah almarhum. Masih saja tiap hari menyuguhkan lagu-lagu Didi Kempot
tiada henti. Bu Kanjeng yang mendengar
musik dan lagu gratis dari tetangga sebelah ya dinikmati saja.
Pasti pembaca penasarankan kok Bu
Kanjeng bisa ikutan Nubar (Nulis Bareng) tentang Didi Kempot. Nah ceritanya Bu Kanjeng punya komunitas yang
namanya “ Merancang Buku Inspiratif” Komunitas itu lah yang menggagas hingga
ada 50 penulis dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Bu Kanjeng dkk,
sepakatmembuat satu bukuuntuk memberi penghargaan sekaligus kenangan kepada
Pembaca juga fans dari Didi Kempot mengetahui lebih dalam tentang Didi Kempot
dan kiprahnya selama masih hidup.
Bu Kanjeng ikut menorehkan satu
tulisan yang berjudul Didi Kempot di Mata Bu Kanjeng menempati urutan 10 dari
50 penulis. Dan 50 Penulis
Inspiratif Indonesia tersebut adalah; Eka
Budianta,Yosef Widhi Wijanarko, Aldita Erie Setiawan, Christianto Dedy Setyawan,
Muhammad Lutfi,Elly Jauharah’ Asriani,Eka Tyas Purwati, Rizki Ibrahim, Sri Sugiastuti, Tia Setiawati, Veronica Sri
Andayani, Hermanto, Arif Zuhdi Winarto, Ana
Rahmawati Ningsih,Tri Santoso, Vika Andriyanti, Lulu’ul Karimah, Agus Yulians, Nungky
Mia Pratiwi, Yuli Arinta Dewi, Farco Siswiyanto Raharjo, Mei Artanto, Erni
Nursanti, Arief Noer Prayogi, Tri Winarno, Eko Juliyanto, Ida Kholidah, Hetti
Arifin, Eko Marini, Mhd Ikhsan Ritonga, Mey Dyah Rahmadhani Saraswati, Tuginem,
Afriandifa Nufriani, Mohamad Bajuri, Rani Tiyas Budiyanti, Sifa Aswnd, Nurul
Syifa Inaya, Dimas Nur Fauzi, Ein Supriyono, Zaeni Gilang Darmawan, Wahyu
Lestari, Nanik Srisunarni, Ony Agustin Damayanti, Agung Pangestu, Ahmad Kharis Anggi Mahendra, Michael HB Raditya, Muhammad
Rohmadi
“Didi Kempot telah berhasil membuat patah hati
menjadi pengalaman yang tidak perlu disembunyikan. Orang tidak perlu malu karena pernah ditolak,
dibuli, dilecehkan, bahkan dicampakkan.
Yang harus dilatih hanyalah bagaimana bisa ambyar – merasakan hati
hancur berkeping-keping, sambil tetap bersyukur dan bijaksana.”
― Eka Budianta, penyair dan budayawan Indonesia
Mengantarkan kepergiaan seorang maestro campursari yang
mendapat julukan The Lord of Ambyar, The Godfather of Broken Heart tidak hanya
turut melayat seorang manusia. Tapi, kita juga melakukan peziarahan batin
terhadap karya-karyanya. Kesedihan jelas berpendar bagi keluarga dan para Sobat
Ambyar di seluruh penjuru dunia. Entah berapa juta kata yang teruntai untuk
membicarakan sosok penyanyi, pencipta lagu produktif dan melegenda ini. Kalau
hanya ucapan tentu berlalu bersama angin. Apabila dituliskan, seperti
lagu-lagunya yang direkam dan bisa diperdengarkan, konser dan aksi panggungnya
yang selalu ditunggu, dan kita mudah mengakses Didi Kempot di media sosial,
maka deretan kata-kata kenangan nyata, membekas di dalam hati para pengagum,
pecinta lagu-lagu dengan beragam tema, walau mayoritas bertema kesedihan namun
membuat kita tak sadar untuk berjoget menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri,
dan ini dilakukan oleh para memoaris di buku ini dan akan abadi.
Jika permanensi lagu dan pertunjukan melalui audio dan video
dengan proses rekaman dan shooting,
maka para memoaris Indonesia memberi medium tulisan yang bisa dibaca kapan
saja. Medium buku ini sebagai persembahan/tribute kepada Didi Kempot. Usaha
mengenang sosok genius bermusik ini dari Didi Kempot pantas mendapatkan
apresiasi setinggi-tingginya khususnya bagi yang telah meluangkan waktu menulis
memoar istimewa ini dan semua para pembaca buku ini. Truly inspiring.
Memoar Sobat Ambyar Tribute to Didi Kempot The Godfather of
Broken Heart bisa dipesan dengan
menghubungi nomer WA Bu Kanjeng di harga Rp.145.000,- 434 halaman, 15 x 23 cm, Bookpaper 72 gram.
38 Comments
Dalam setiap lagu tersiratkan pesan patah hati yang mendalam
ReplyDeletePenggemar Dikem ya?
DeleteDidik Kempot mengajak kita keliling penjuru kota di Indonesia lewat syair lagunya.
ReplyDeletePaling suka dimana Pak?
DeleteDidi tidak hanya sebagai penyair akan tetapi juga pendakwah vudaya
ReplyDeleteYa, berdakwah lewat lagu dan menghibur yang sedang patah hati
DeleteKarya selalu menyentuh hati ... Beliau mengangkat derajad musik campur sari menjadi mendunia
ReplyDeleteKita tunggu adakah Dikem di era berikut?
DeletePatah hati tapi dibawa happy itu lah didi kempot
ReplyDeleteDia banyak belajar dari sosok Ayahnya. Bisa menciptakan ratusan lagu itu luar biasa
DeleteMulai karir dari ngamen hingga dikenal sampai seluruh nusantara hingga mendunia
ReplyDeleteDikem pakai istilah ambyar yang fenomenal menggambarkan keadaan dunia saat ni
DeletePatah hati, menangis yg dikendangi...khas Mas Dedi Kempot...
ReplyDeleteMantabz bunda
Usaha menghibur diri saat patah hati ya
DeletePatah hati, menangis yg dikendangi...khas Mas Dedi Kempot...
ReplyDeleteMantabz bunda
Keren tulisannya bun.Semoga Almarhum khusnul Khotimah, Amiiin
ReplyDeleteAamiin YRA, bisa jadi ide buat novel nih Bu Guru
DeletePatah hati yg membawa berkah👍
ReplyDeleteDan bisa menghinotis banyak orang
DeleteAlfatihah untuk Mas Didi Kempot ..🙏🏻
ReplyDeleteSmg Beliau Ditempatkan ditempat yang sebaik baiknya diSisi Allah SWT ..Aamiin YRA
Aamiin YRA
DeleteSebagai anggota tim paduan suara yang pernah menampilkan lagu "Sewu Kuto" di perhelatan yang digelar kampus, memberikan arti tersendiri pada sosok Didi Kempot. Barakallah, Bu Kanjeng.
ReplyDeleteYa lagu-lagunya memang sarat makna. Konon Ayahnya Mbah Ranto kalau mau menciptakkan lagu harus berpuasa dulu.
DeleteLuar biasa
ReplyDeleteAyo Bu jadikan inspirasi dalam bentuk puisi
DeleteThe Godfather of broken heart...begitu mendunia karyanya...paling suka lagu Suket Teki😘
ReplyDeleteTak tandur pari tukule suket teki.... di PHP ya
DeleteThe Goodfather of broken Heart,patah hati tetap bergoyang.
ReplyDeleteMenertawakan diri sendiri yang diblenjani
DeleteLuar biasa
ReplyDeleteAlfatihah utk beliau Didi Kempot
Aamiin YRA
Deletewiiidiiidaaaaaauuuu tulisannya hmhmhmhm exelent
ReplyDeleteReally Thank you Sista
DeleteKeren bun... lagu2 beliau enak didengar
ReplyDeleteKebetulan suami juga ngefans lagunya ya
DeleteIbu semangat nya luar biasa... Semua bisa jadi bahan ilmu....dan semua dapat ilmunya🙏🙏
ReplyDeleteAyo Bu Ais, terus saja menulis, besok akan muncul khas dari tulisan kita
Deleteluar biasa bunda, selalu kreatif dlm menulis setiap moment jd menarik. mksi ilmunya🙏
ReplyDelete