Sri Sugiastuti
Hari Sabtu di era kenormalan baru memang agak sedikit berbeda dalam agenda Bu Kanjeng. Biasanya ia sibuk di depan laptop atau sibuk di dapur mengeksekusi apa yang ada di kulkas untuk diolah jadi menu istimewa ala Bu Kanjeng.
Pukul 7.00 ia sudah di sekolah, beberapa orang guru juga terlihat duduk di kursi yang ada di koridor sekolah, tak lama datang bus pariwisata. Lho Bu Kanjeng mau kemana? Ternyata mereka mau refreshing tipis-tipis. Tujuannya ke arah timur kota Solo sekitar 45 km jaraknya. Tepatnya di lereng gunung Lawu. Jarak tempuh tidak terlalu jauh. Tepat pukul 8.00 setelah berdoa, mereka pun berangkat.
Bermodalkan niat kebersamaan, menebar kebahagiaan, hari ini Bu Kanjeng dan teman-teman berani mengadakan refreshing dengan mengendarai bus pariwisata ukura n tanggung berisi 35 penumpang karena jaga jarak bus hanya berisi 20 penumpang.
Suasana di dalam bus penuh ceria. Maklum sudah 6 bulan semua acara kebersamaan dipending. Bus baru merayap sampai batas kota. Perangkat karaoke yang ada di dalam bus mulai bekerja. Tembang Didi Kempot pun menemani perjalanan mereka.
Dus snack mulai dibagikan. Ada arem-arem, kacang dan puding roti sebagai jadi camilan. Suasana kebersamaan sangat terasa. Bu Kanjeng sangat senang hatinya. Bapak ibu guru karyawan juga staf yayasan bisa bergabung di acara refreshing hari ini.
Melintasi jalan yang halus mulus. sambil menikmati pemandangan di sekitar membuat Bu Kanjeng kembali mengingat banyak kenangan. Daerah lereng gunung Lawu bagian utara memang begitu memesona. Ada perkebunan teh Kemuning, ada banyak air terjun, resto baru yang menjual konsep dengan views yang alam hijaunya hutan dan juga hamparan perkebunan sayuran.
Terlalu banyak kenangan yang membekas di hati Bu Kanjeng di lereng Lawu. Baik semasa remaja, zaman jadi mahasiswa, saat jadi guru yang mendampingi siswa pramuka kemah, gathering bersama keluarga besar atau bersama komunitas.
Ini penampakan air terjun jumog
Akhirnya bus itu tiba di lokasi air terjun Jumog. Pengunjung yang menggunakan transportasi bus harus jalan 800 meter atau naik ojek PP 10 ribu. Sudah bus ditebak ya Bu Kanjeng pilih yang jalan atau ngojek. Untuk hemat tenaga Bu Kanjeng pilih ngojek, bisa tiba di pintu masuk lebih awal.
Sambil menunggu rombongan tiba, yang dilakukan Bu Kanjeng ya menuju ke penjual buah dan makanan khas daerah itu. Makanan yang berdasar dasar ubi selalu menggugah selera. Belum juga masuk lokasi, sudah mikir oleh-oleh. Transaksi pun terjadi. Ada pisang mas, getuk frozeen, dan aneka camilan.
Melangkah menuju pintu masuk, terdengar suara petugas meminta pengunjung cuci tangan dan memakai maskernya. Suara itu berbaur dengan musik irama senam yang menghentak. Mata Bu Kanjeng mencari sumber suara itu, ternyata kelompok senam ibu-ibu berbaju hijau dan celana doreng sedang bersenam ria dengan semangat.
Sambil menikmati musik senam Bu Kanjeng mengayunkan langkahnya menuju lokasi air terjun. Udara sejuk dan cipratan air gunung dinikmati Bu Kanjeng. Ini tadarus alam yang paling disukai. Gemercik air di sela bebatuan besar mengundang Bu Kanjeng untuk segera turun dan mencelupkan kakinya di dalam sungai kecil yang jernih dan landai.
Yes, "keceh" juga deh, lihat air jernih di sela bebatuan mengundang Bu Kanjeng pun datang menghampiri. Kakinya menyentuh air gunung yang mengaliri anak sungai yang tepat berada di bawah air terjun itu.
Pak Kanjeng hanya geleng-geleng kepala melihat keceriaan Bu Kanjeng bertemu dengan air sumber kehidupan itu. Air sahabat kita bila dimanfaatkan dengan baik, dan dijaga sumbernya.
Puas "keceh" Bu Kanjeng merapat menuju gelaran tikar yang ada di tepi sungai. Sementara aroma asap pedagang sate kelinci menyebar itu, membuat cacing di perut Bu Kanjeng bernyanyi. Segelas susu jahe terhidang dan sepiring aneka gorengan juga tersaji. Menikmati kuliner ndeso dalam kebersamaan memang sesuatu yang harus disyukuri.
Alunan lagu Didi Kempot yang fenomenal pun ikut memeriahkan hati Bu Kanjeng dan teman- temannya. Refreshing di tengah Pandemi dengan penuh doa itu ngeri ngeri sedap. Kami tetap optimis Pandemi segera berlalu. Sepenggal hari di lokasi wisata air terjun Jumog Karanganyar Solo sudah jadi kenangan tersendiri di hati Bu Kanjeng.
34 Comments
Selamat menikmati liburan Bu..
ReplyDeleteSemoga pandemi segera berlalu...
Aamiin YRA, refreshing sejenak, tadabur alam
DeleteWow...luar biasa...refreshing hati dan diri di tengah pandemi Bunda Sri...dan sangat menginspirasi..
ReplyDeleteYang dekat dekat saja yang penting bisa mewujudkan kebersamaan dan tetap ikuti protokol kesehatan
DeleteWaaw terasa ikut bermain di air terjun jumog bund.. Mau donk getuk frozzen nya
ReplyDeleteAyo makanan berbahan singkong selalu menyelera
DeleteWaaw terasa ikut bermain di air terjun jumog bund.. Mau donk getuk frozzen nya
ReplyDeletekapan saya bisa rekreasi ya bunda. Seneng bisa lihat pemandangan alam,.menikmati gemericik air. Alangkah damainya hati ini.
ReplyDeleteBagian dari rasa syukur dengan apa yang Allah sediakan untuk umat - Nya
DeleteSehat dan berbahagia. CAtatan yang menggembirakan.
ReplyDeleteAlhamdulillah Pak Naim, tetap semangat menulis dengan "Ngemil"
DeleteMantaap jalan jalan Bu Kanjeng
ReplyDeleteTadabur alam
DeleteAssssykkkk
ReplyDeleteSelamat berwitasa bunda
ReplyDeleteTadabur alam ya
DeleteJadi pengen kesana. Siapa ya yg mau mengajak? Hehe..
ReplyDeleteAyo saya ajak kesana
DeleteJadi pengen kesana. Siapa ya yg mau mengajak? Hehe..
ReplyDeletewah ini dia ada kenangan di air terjun jumog, ketika itu th 1989 bulan oktober pernah ke sana menikmati masa" indah bersama seorang gadis dr Sragen, jd menitik air mata nih bunda😂
ReplyDeleteSimpan aja kenangan itu ya
DeleteSenang membaca ceritanya, sangat indah pilihan katanya. Subhanalloooh.
ReplyDeleteWujud syukur yang diungkapkan lewat tulisan
DeleteMenyenangkan sekali bunda...
ReplyDeletePengin deh ke sana
Ayo dong nanti mampir ke Solo.ya
DeleteJalan jalan terus bunda, semoga selalu sehat
ReplyDeleteSaya senang membacanya, pilihan kata ibu sangat indah dan menyentuh bu.
ReplyDeleteSaya jadi semangat menulis bu.
Ayo Bu,teruslah menulis
DeleteMantap ya bu setiap kegiatan dapat menjadi karya tulisan yg indah.
ReplyDeleteSekaligus untuk melawan lupa
DeleteMantap ya...Bunda sudah berbagi cerita dengan kami ketika membaca tulisan Bunda menjadi motivasi bagi saya.
ReplyDeleteMari berbagi tulisan, Terima kasih sudah mampir
DeleteAduh pengen ikut bu Kanjeng, segarnya liat air bersih yang sudah langka di zaman now
ReplyDeleteAlhamdulillah bisa menikmatinya
ReplyDelete