Mamas Kancil dan Raja Singa


Sri Sugiastuti

Hari ini sangat cerah. Matahari menyinari bumi dengan kasih sayangnya. Semua penghuni bumi mensyukurinya. Ada tumbuhan yang sedang memasak. 

Ada Pak tani yang menggarap sawahnya. Terlihat Kancil dan teman-temannya sedang belajar. Mereka belajar dengan gembira di bawah pohon yang rindang.

“Ayo, kita harus semangat teman, seminggu lagi kita akan berlomba di kampung hutan sebelah sana,” teriak Mamas Kancil yang paling tua.

Salah satu Kancil ada yang mulai mengantuk. Ada juga yang merasa lapar. Mereka kembali konsentrasi belajar setelah Mamas Kancil menyemangati

“Besok kalau menang lomba hadiahnya apa, ya?” tanya Dedek Kancil yang baru pertama kali ikut lomba.

“Kita akan dapat piala yang besar, juga akan diajak jalan-jalan ke pantai,” jawab Mamas Kancil.

“Asyik-asyik!” sorak  gembira para kancil yang sedang belajar.

“Ayo, jawab satu pertanyaan lagi, ya!” pinta Mamas Kancil

“Siap!” 
“Siapa yang menjadi raja di hutan ini?”
“Gajah yang badannya besar,” jawab  Acil Kancil.
 
“Singa!” jawab Dedek Kancil. 
Karena dia ingat dongeng yang dibacakan ibunya semalam.

“Ya, jawaban Dedek Kancil benar. Singa Raja Hutan,” kata Mamas Kancil. 
Setelah berdoa bersama mereka pulang ke rumah masing-masing.

 Acil Kancil berlari lebih dulu karena perutnya sudah lapar. Ia ingin segera pulang. Terbayang masakan yang disajikan ibunya di rumah.
“Stop, jangan lari!” perintah Raja Singa yang tiba-tiba sudah ada di dekatnya.

Acil Kancil sangat ketakutan. Mukanya pucat. hampir saja dia pipis karena takut membayangkan dirinya dimakan Raja Singa.

“Izinkan aku pulang. Aku lapar. Ibuku sudah menungguku di rumah.” 

“Tidak bisa, aku sedang lapar!” seru Raja Singa.

Mamas Kancil melihat dari kejauhan. Dia segera mempercepat  jalannya dan menemui mereka.
“Ada apa ini, Raja Singa?” tanya Mamas Kancil.

“Aku lapar ingin memakan Acil Kancil!” jawab Raja Singa.

“Aku punya banyak teman dan semua siap menjadi makananmu setiap hari. Kau tak akan kelaparan sepanjang hidupmu, RajaSinga!” kata Mamas Singa.

“Benarkah?” tanya Raja Singa senang. 

“Benar, Raja Singa. Sekarang lepaskan Acil Kancil ini!” seru Mamas Kancil.

“Baiklah.” 
Acil Kancil di lepaskan, dia segera pulang. 

 “Hai, Mamas Kancil, sebelum aku memangsa dirimu aku  ingin bertanya dulu padamu,” kata Raja Singa,  “Apa yang kau lakukan seharian di dalam hutan tadi sebelum bertemu denganku? Apakah kau membuat keributan dan merusak hutan? “
  
“Tadi aku mengajak teman-temanku belajar karena minggu depan ada lomba di hutan sebelah. Aku membawa nama baik hutan di wilayah kekuasaanmu. Pemenangnya akan mendapat piala dan pemenag  juga rajanya akan diajak jalan-jalan ke pantai,” jelas Mamas Kancil

“Hebat sekali kau, Mamas kancil. Jadi diam-diam kau telah menjalin persahabat dengan warga di hutan sebelah? Aku suka itu. Besok aku akan datang ketika lomba dilaksanakan .” Pak Singa menjawab dengan rasa bangga.

“Jadi kau tidak jadi memakanku?” tanya Mamas Kancil dengan penuh harap.

“Tidak. Karena kau dan teman-temanmu telah membuat persahabatan dengan lomba dan menjaga kedamaian di hutan ini."

Post a Comment

0 Comments