Kuliah Subuh Ramadanku
Oleh: Sri Sugiastuti
Usia boleh tua, semangat harus tetap membara. Begitulah tekad Bu Kanjeng menyambut Ramadan 1442 H. Berikut sepenggal catatan Bu Kanjeng saat mengupgrade diri di bulan Ramadan hari pertama.
Sebenarnya Pak Kanjeng melarang Bu Kanjeng salat di masjid. Alasannya masjid tidak memberlakukan protokol kesehatan. Takmir dan jamaah yakin mereka sehat semua dan dalam lingkungan Allah Swt.
Rindu Ramadan rindu tadarus dan silahturahmi dengan jamaah masjid dan mohon izin pun diperbaiki dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Berbekal masker sajadah minyak kayu putih asli dan Alquran Bu Kanjeng bergegas ke masjid setelah suara peringatan imsak terdengar.
Jamaah putri lumayan banyak ada sekitar 9 sof. Bu Kanjeng ambil posisi paling depan di bagian keputren. Ia bisa salat dan berdoa khusyuk. Begitu juga saat disampaikan kultum bada subuh.
Bu Kanjeng beruntung bisa menyimak kultum yang disampaikan ustazd Danang yang berprofesi sebagai polisi. Di awal kultum setelah dibuka dengan ucapan puji syukur dan salawat dan salam pada Rasullah, Pak Danang mengingatkan bahwa kita diminta berusaha semaksimal menjalankan ibadah puasa walaupun dalam suasana Pandemi.
Perlu diingat bahwa di saat bulan Ramadan terbuka pintu ampunan. Bahkan ada obral pahala..Sangat rugi bila tidak dimanfaatkan sebaik mungkin kesempatan yang ada saat ini.
Dari Jabir RA, bahwasanya Nabi SAW naik ke mimbar. Ketika beliau naik ke anak tangga pertama, kedua, dan ketiga beliau mengucapkan, “Amiin”. Lalu para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, kami semua mendengar engkau berkata: Amiin, amiin, amiin.
Beliau menjawab, ”Ketika aku menaiki tangga pertama, Jibril datang kepadaku dan berkata: Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadan namun dosanya tidak diampuni. Maka Aku pun berkata: Amiin.
Kemudian Dia (Jibril) berkata: Celakalah seorang hamba, jika mendapati kedua atau salah satu orang tuanya masih hidup, namun keberadaan kedua orang tuanya tidak membuatnya masuk ke dalam surga. Aku pun berkata: Amiin.
Kemudian Dia (Jibril) berkata: Celakalah seorang hamba, jika namamu disebutkan di hadapannya tapi dia tidak bershalawat untukmu. Maka Aku pun berkata: Amiin.
(HR. Ibnu Khuzaimah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam shpeahih al-Tirmidzi)
Penjelasan Hadis
Obyek percakapan Malaikat Jibril AS dengan Rasulullah SAW dalam hadis ini adalah bulan Ramadan, kedua orang tua, dan Rasulullah SAW yang memiliki kemuliaan di sisi Allah SWT
Agar tidak celaka muliaksnlaj bulan Ramadan
Karena Ramadan sebagai bulan penuh ampunan, bulan penuh rahmat, bulan penuh hidayah, bulan panen kebaikan, dan bulan yang mengembalikan manusia kepada fithrah.
Rasulullah SAW menjelaskan keistimewaan bulan Ramadan yang tidak dimiliki bulan-bulan selainnya. Salah satunya hadis dari Abu Hurairah RA, ia berkata; Rasulullah SAW bersabda: “Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya. Satu bentuk kebaikan diberi pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali. Allah ‘azza wajalla berfirman; “Kecuali puasa, karena puasa itu adalah bagi-Ku dan Akulah yang akan memberinya pahala. Sebab, ia telah meninggalkan nafsu syahwat dan nafsu makannya karena-Ku.” Dan orang yang berpuasa mendapatkan dua kebahagiaan, (yaitu) kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada wanginya kasturi.” (HR. Muslim).
Agar tidak celaka muliakan Orang Tua.
Secara gamblang, Al Qur’an menjelaskan dua perintah yang harus berjalan seiring dan tidak bisa dipisahkan yaitu perintah menyembah Allah dan berlaku ihsan terhadap kedua orang tua serta perintah bersyukur kepada Allah dan kedua orang tua. Sebagaimana firman Allah SWT;
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak...." (QS. Al-Isra: 23)
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu." (QS Luqman:14)
Perintah berlaku ihsan dan berterimakasih kepada kedua orang tua merupakan kewajiban unlimited yaitu tanpa melihat batas usia orang tua, meski keduanya telah wafat maka perintah tersebut tetap melekat dalam diri seorang anak, tentunya dalam bentuk melanjutkan kebaikan keduanya, mendoakan, atau bershadaqah untuk keduanya
Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah saw bersabda: “Apabila seseorang enggan mendoakan kedua orang tua, maka niscara rizki anak tersebut di dunia akan terputus .” HR. Ad-Dailamy
Agar tidak celaka ketika Nama nabi Muhammad Saw disebut bershalawat.lah.
Keutamaan membaca shalawat kepada Rasulullah. Sebagai umat, kita wajib berterimakasih atas perjuangan beliau serta beretika baik dengan bershalawat ketika nama beliau disebut.
Bershalawat setiap kali disebut nama Nabi Muhammad SAW tidak bisa dipandang ringan, karena disitulah kualitas mahabbah kita kepada beliau. Perintah bershalawat memiliki kemuliaan tersendiri dalam Al Qur’an, bahwa Allah dan para malaikat-Nya selalu bershalawat dan memerintahkan umat Islam untuk bershalawat. Ini tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 56:
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab:56)
Alhamdulillah Bu Kanjeng mendapat siraman air surga yang membuat keimanannya semakin kua. Suatu amalan yang sederhana tetapi banyak ganjarannya.
Ayo masih ada 29 hari lagi untuk mengisi ibadah kita di bulan Ramadan.
#Ramadan 1
#Istikamah menulis.
19 Comments
Ide cemerlang dari kuliah subuh di bulan Ramadhan bisa jadi tulisan...... salam literasi Bu
ReplyDeletesemangat Pk semoga bisa jadi buku
DeleteSelalu menginspirasi Bu Kanjeng...
ReplyDeleteKeren
Terima kasih. Keren juga untuk ibu
DeleteMantab bunda kuliah subuhnya yg akan membawa kita untuk bermuhasabah diri dimulai di bulan suci ini
ReplyDeleteBagian dari intropeksi diri.
DeleteBunda Kanjeng selalu inspiratif
ReplyDeleteAlhamdulillah apa kabar Bu
DeleteLuar biasa kuliah subuh ini. Trimakasih Bunda🙏
ReplyDeleteTerimakasih ilmunya Bu Kanjeng
ReplyDeleteTerimakasih untuk Al - Isra:23 nya
Sehat selalu Ibu Kanjeng
Aamiin YRA. Terima.kasih Pak Indra
DeleteSalut sama Buk Kanjeng sambil beribadah tulisan bisa dijadikan sarana dakwah,👍
ReplyDeleteAyo.menulis dan berdakwah
ReplyDeleteBu Kanjengku yang inspiratif, Insya Allah kita berlomba lomba dalam kebajikan
ReplyDeleteTerimakasih Bunda sudah berbagi ilmu.
ReplyDeleteSemoga puasanya lancar bunda,dan semoga sehat selalu.
ReplyDeleteBunda terima kasih sharing ilmunya yang sangat bermanfaat, sehat dan bahagia selalu..
ReplyDeleteSharing Bunda memperkaya dan sangat berguna... salam mais selalu
ReplyDeletesharing Bunda memperkaya ilmu.... terimalkasih salam manis selalu...
ReplyDelete