Saat Hati Memaknai Kalam-Mu
Oleh: Sri Sugiastuti
Nuansa Idul Fitri masih bergema. Bu Kanjeng menata hati saat harus berpisah dengan Ramadan 1442 H. Ya Ramadan kali ini memang berbeda. Ramadan ke 2 dalam balutan pandemi covid-19.
Catatan Harian Bu Kanjeng kali ini ingin berkolaborasi dengan sang penulis puisi sahabatnya di dunia maya. Berkunjung ke blog Bunda Hasanah membuat hati Bu Kanjeng tenang sekaligus bergetar. Betapa sang penulis dimudahkan merenda setiap aksara dan menjadikan prasasti di hati.
Simaklah puisi di bawah ini. Resapi
SUMPAH
Oleh: E. Hasanah
Bersumpah dengan malam
Saat hilang cahaya merah di ufuk barat
Menuĺtupi sinar merata di alam semesta
Bersumpah dengan siang
Saat terang benderang matahari bercahaya
Menampakkan sinar merata di cakrawala
Bersumpah dengan penciptaan manusia
Laki-laki dan perempuan
Berbeda jenis, sifat, serta kodratnya.
Berpasangan positif dan negatif
Namun tingkah laku beraneka ragam
Sungguh usaha bermacam-macam
Siapa yang memberi harta
Menolong antar sesama manusia
Zakat infak shodaqoh dari kekayaannya
Siapa yang bertaqwa
Mengikuti perintah-Nya
Menjauhi larangan-Nya
Siapa yang membenarkan kalimatnya
Mengakui nikmat yang diterimanya
Lalu mensyukurinya
Ada balasan yang tersedia
Melapangkan jalan menuju bahagia
Terbentang jalan menuju surga
Namun siapa yang kikir
Merasa diri cukup tak perlu pertolongan lain
Lupa akan nikmat dan aturan main
Jalan terbuka menuju kesulitan
Musibah kesengsaraan dan ketersiksaan
Harta benda tak lagi berguna kemudian
Padahal telah ditunjukkan jalan yang benar
Sang pemilik segala mengingatkan neraka menyala
Tak kan masuk ke dalamnya kecuali yang celaka
Berpaling darinya tak mengikuti kebenaran
Namun yang bertaqwa akan dijauhkan dari neraka
Yakni yang menginfakkan harta dan bersih dari tamak
Membantu sesama mengharap ridho semata
Sungguh akan mendapatkan kepuasan surga-Nya
QS Al-lail
Barisan aksara telah mengingatkan apa yang terkandung dalam QS Al Lail. Bu Kanjeng mendapat pencerahan bahwa Surah al-Lail merupakan replika kehidupan manusia. Surah ini berbicara tentang bagaimana manusia menyikapi kehidupan yang ia alami. Terutama terkait harta dan kenikmatan, yang nantinya mengarahkan mereka menjadi dua golongan; apakah golongan yang beruntung, ataukah yang merugi.
1. Demi malam apabila menutupi (cahaya siang).
2. dan siang apabila terang benderang.
3. dan penciptaan laki-laki dan perempuan
Pada permulaan surah, Allah bersumpah dengan menyebut ciptaan-ciptaan-Nya. Malam, siang, dan penciptaan laki-laki serta perempuan.
Menurut para ulama, hikmah saat Allah bersumpah dengan menyebut malam dan siang dikarenakan, kebenaran malam dan siang tidak bisa dibantah.
Mereka saling terikat, siang adalah waktu dimana manusia beraktifitas. Dan malam, adalah waktu untuk manusia beristirahat. Dengan pembagian itu manusia akan dapat menjalani kehidupan dengan baik.
Begitupun saat Allah bersumpah dengan menyebut laki-laki dan perempuan, penegasan bahwa hanya Dialah yang mampu menciptakan dua golongan tersebut.
Berawal dari setetes mani kemudian menjadi segumpal daging, lalu akan dijadikan laki-laki atau perempuan, hanya Dia yang Maha menentukan.
إِ
4. sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.
5. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa.
6. dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga).
7. maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.
Allah menerangkan bahwa segala sesuatu pasti memiliki perbedaan. Begitupun siklus kehidupan manusia. Tentu ada yang baik dan kurang baik. Ada yang tampan ada yang pas-pas-an.
Dalam ayat ini Allah mengingatkan bahwa bagi mereka yang bertakwa kepada Allah serta senantiasa menginfakkan sebagian hartanya untuk kebaikan. Maka Allah menjanjikan kepada mereka kemudahan.
Yaitu, kemudahan untuk beramal baik, serta kemudahan untuk menjalankan ketaatan dan meninggalkan larangan.
8. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup
9. serta mendustakan pahala terbaik. 10. maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.
11. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.
12. Sesungguhnya kewajiban Kamilah memberi petunjuk.
13. dan sesungguhnya kepunyaan Kamilah akhirat dan dunia.
14. Maka, kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala.
15. Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka.
16. yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman).
Menurut Ibnu Abbas kriteria yang disebutkan Allah pada ayat 8 adalah mereka yang tidak mau menginfakkan harta serta merasa cukup dari rahmat Allah Swt.
Mereka juga berani mendustakan adanya balasan kebaikan berupa surga. Sebab itulah Allah menjanjikan jalan kesukaran untuk mereka baik di dunia atau di akhirat. Harta yang mereka kumpulkan didunia dan tidak diinfakkan, akan habis dan sia-sia. Sebab harta itu tidak bisa memberikan manfaat kepadanya sedikitpun saat di hadapan Allah.
Oleh karena itu, Allah peringatkan bahwa Dialah yang berhak memberi petunjuk kepada hambanya. Segala kehidupan dunia dan akhirat adalah kekuasaan Allah.
Bagi mereka yang meminta kepada selain Allah, maka mereka sedang berada dalam jalan yang salah, yang bisa menghantarkan mereka kepada jurang api neraka.
17. Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu.
18. yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya. 19. padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya.
20. tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi.
21. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan.
Pada ayat 19, sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa ayat tersebut sebagai pujian kepada Abu Bakar al-Shiddiq yang mengeluarkan hartanya untuk membebaskan Bilal bin Rabah dari perbudakan. Tanpa mengharapkan balasan selain ridha dari Allah.
Kesimpulan dari ayat-ayat diatas adalah, sudah seharusnya kita menyadari bahwa segala sesuatu itu milik Allah, salah satunya adalah harta. Karena itu titipan, maka seyogyanya kita kembalikan kepada pemiliknya, yaitu dengan cara menginfakkan harta tersebut. Bukan justru menunjukkan rasa angkuh, merasa cukup, dan lupa untuk berbagi.
Balasan bagi mereka yang bertakwa dan berinfaq, tidak lain melainkan surga dengan segala kenikmatannya. Sedangkan balasan bagi mereka yang angkuh, sudah pasti neraka dengan segala siksaannya.
Bu Kanjeng mengutip sumber dari
BincangSyariah.Com dengan CRIS Foundation.
Alhamdulillah hari ini sudah ada catatan yang insyaallah bermanfaat dunia akhirat. Keyakinan akan kalam ilahi harus tetap ditadaburi dan diamalkan
Catatan 05 Syawal 1442.
16 Comments
Luar biasa bu...
ReplyDeleteAlhamdulillah saya mendapat pencerahan
DeleteWah tulisan bu Kanjeng jauh lebih keren. Pemahaman terhadap QS Al-Lail jauh lebih mendalam. Banyak pelajaran yg bisa kita ikuti dan pedomani. Yakin itu jalan yang terbaik bagi kita untuk menggapai kebahagiaan hidup dunia akhirat. Sukses bu Kanjeng. Sangat tajam penglihatan mata hatinya. Terimakasih pencerahannya.
ReplyDeleteKalam Ilahi itu sangat diperlukan oleh hamba Allah yang beriman.
DeleteSemoga kita termasuk orang - orang yang bertaqwa dan mendapatkan surga dengan segala kenikmatanya.Aamiin.
ReplyDeleteAamiin YRA
DeleteSetiap apa yang kita lakukan akan mendapatkan balasannya. Bismilah semoga kita di golongkan hamba-hambaNya yang bisa beramal solih hingga kita mnjdi golongan yang beruntung. Aamiin
ReplyDeleteAllahumma aamiin YRA
DeleteSubhanallah. Catatan yang inspiratif Bu. Terima kasih atas inspirasinya.
ReplyDeleteBerkolaborasi dengan penyair puisi alhamdulilah menginspirasro
DeleteMaha benar Allah dengan segala firman_Nya...Masya Allah kolaborasi yang keren dan inspiratif, sukses buat bund Kanjeng dan bund Hasanah
ReplyDeleteAyo Bun berkolaborasi
DeletePuisi yang luar biasa indahnya dari Bu Hasanah. Saya hanya bisa menikmati keindahannya dan berusaha memahami maknanya yang memang luar biasa. Ditambah pencerahan yang luar biasa dari Bu Kanjeng. Terimakasih kedua Bunda ini memang luar biasa.
ReplyDeleteTerimakasih untuk apresiasinya
DeleteLuar biasa. Semoga kita termasuk hamba Allah yg pandai bersyukur. Tidak lupa untuk ber infaq, zakat, sadaqah kepada org2 yg berhak.
ReplyDeleteLuar biasa
ReplyDelete