Pinjam Uang
Oleh: Sri Sugiastuti
Pesan WA di hape Bu Kanjeng berulang kali dibaca. Semakin disimak hatinya semakin galau. Ini bukan yang pertama. Sebenarnya ia sudah mengubah prinsipnya. Meminjami uang kepada orang sudah tidak berlaku di kamusnya.
Terbayang berapa banyak uang yang dipinjamkan kepada tetangga, saudara dan teman yang tidak kembali. Memang ada yang mengembalikan tetapi perlu perjuangan ketika memintanya. Padahal jelas di awal bahwa sifatnya membantu. Uang yang dipinjam itu sementara karena bukan uang nganggur tetapi untuk keperluan lain dalam jangka pendek.
Herannya Bu Kanjeng tak pernah jera dan sering merasa iba bila mendengar seribu alasan yang disampaikan oleh si peminjam. Biasanya alasan yang sering meluncur dari mulut si peminjam adalah orang tua sakit, urusan sekolah anak, suami di phk, suami difitnah masuk penjara, uang bantuan pemerintah belum turun hingga dana bidik misi anaknya kuliah pencairan terhambat. Ada juga teman yang meminjam dana talangan, dengan janji bila uang sertifikasi cair.
Peminjam di zaman dulu biasa mereka ke rumah di tanggal muda kadang pagi hari menjelang Bu Kanjeng mau berangkat sekolah. Jumlah yang dipinjam tidak banyak senilai persediaan uang Bu Kanjeng yang untuk membayar listrik. Jadi saat Bu Kanjeng membutuhkan uang dia jadi bingung sendiri, karena saat mereka meminjam manis dan halus lembut. Giliran diminta dan ditagih seribu alasan nyembur dari mulutnya.
Sebenarnya saat mau meminjamkan Bu Kanjeng sudah perang batin. Iya tidak, iya tidak. Banyak pertimbangan dan rasa iba. Akhirnya banyak ",iya" ya.
Bu Kanjeng menyadari bahwa dalam ajaran Islam, ternyata membantu orang dengan meminjamkan uang merupakan hal yang baik. Ada beberapa yang bisa membuat kita ikhlas meminjamkan uang kepada orang yang membutuhkan
1. Mendapatkan pahala yang melebihi amalan sedekah
Abu Umamah ra mengatakan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
“Ada orang yang masuk surga melihat tulisan pada pintunya: ‘Pahala bersedekah adalah sepuluh kali lipat, sedangkan (pahala) memberi pinjaman adalah delapan belas kali lipat’.” (HR. Thabrani dan Baihaqi).
Selain itu, terdapat pula perkataan dari Sulaiman bin Buraidah dari ayahnya,
“Barang siapa memberi tenggang waktu pada orang yang berada dalam kesulitan, maka setiap hari sebelum batas waktu pelunasan, dia akan dinilai telah bersedekah. Jika utangnya belum bisa dilunasi lagi, lalu dia masih memberikan tenggang waktu setelah jatuh tempo, maka setiap harinya dia akan dinilai telah bersedekah dua kali lipat nilai piutangnya.” (HR. Ahmad, Abu Ya’la, Ibnu Majah, Ath Thobroniy, Al Hakim, Al Baihaqi. Syekh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 86 mengatakan bahwa hadis ini sahih)
2. Mendapatkan syafaat di hari kiamat
Rasulullah SAW bersabda,
“Ada seseorang didatangkan pada hari kiamat. Allah berkata (yang artinya), “Lihatlah amalannya.” Kemudian orang tersebut berkata, “Wahai Rabbku. Aku tidak memiliki amalan kebaikan selain satu amalan. Dahulu aku memiliki harta, lalu aku sering meminjamkannya pada orang-orang. Setiap orang yang sebenarnya mampu untuk melunasinya, aku beri kemudahan. Begitu pula setiap orang yang berada dalam kesulitan, aku selalu memberinya tenggang waktu sampai dia mampu melunasinya.” Lantas Allah pun berkata (yang artinya), “Aku lebih berhak memberi kemudahan”. Orang ini pun akhirnya diampuni.” (HR. Ahmad. Syekh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadis ini sahih)
3. Mendapatkan naungan Allah SWT
Rasulullah SAW bersabda,
“Barang siapa memberi tenggang waktu bagi orang yang berada dalam kesulitan untuk melunasi utang atau bahkan membebaskan utangnya, maka dia akan mendapat naungan Allah.” (HR. Muslim no. 3006)
Tiga poin di atas sebagai hiburan dan harapan Bu Kanjeng. Dia tidak perlu mengingat kembali berapa banyak uang yang ia pinjamkan kepada orang yang datang ke rumahnya untuk meminjam uang. Jumlahnya tidak banyak tetapi Allah sudah ganti lebih dari yang ia inginkan.
Hidup tenang, hati riang, dan tetap merasa menjadi orang yang kaya hati bisa berbagi hingga hari ini. Itu yang diharapkan hingga kini.
Surakarta Hadiningrat 15 Juli 2021
18 Comments
Masya Allah Ibu kanjeng...sore menginspirasi ... terimaksh bu..
ReplyDeleteAlhamdulillah. Masih bisa berbagi tulisan
DeleteWow, I want to be like you. Titik.
ReplyDeleteBe yourself dan just do it
DeleteMasyaallah tulisan bu Kanjeng memang selalu menyegarkan. Sispan hadis selalu lekat dalam setiap narasi ibu. Luarbiasa panutanš
ReplyDeleteKetika kita ingin menyampaikan apa yang ada di hati lalu berikan solusi insyaallah endingnya sejuk
DeleteNiatnya utk menolong orang lain. Semoga diganti yg lebih baik
ReplyDeleteAamiin YRA
DeleteTulisan yang menyejukkan hati. Pengalaman yang serupa juga saya alami, tetapi membaca bu kanjeng, hati jadi tenteram, bisa tidur pulas. Terima kasih Bu Kanjeng. Semoga sehat dan sukses selalu
ReplyDeleteAlhamdulillah, kita selalu berusaha meyakini bahwa janji Allah itu benar
DeleteSaya belajar ikhlas bun.. Ketika berulang kali uang tak kembali. Orangnya pura pura lupa. Bahkan ada yg gak negur ketika bertemu.. Padahal sudah dikasi pinjam uang he he
ReplyDeleteLagu lams nada usang. Begitu lah silahturahmi jadi tdk terjaga
DeleteBijak sekali Bunda.... MasyaAllah.
ReplyDeleteBelajar dari universitas kehidupan Bu
DeleteGimana ya...dibilang pahala..iya..
ReplyDeleteTapi ngerti nggak ya si peminjam bahwa nggak bayar hutang itu juga dosa..
Saya sering mengalami hal seperti itu..
Tapi saya merasa berdosa juga..kemurahan saya menambah deretan orang yang berdosa...dilema...
Itulah yang membuat perang batin di hati kita
Deletetrimakasih ibu menyejukkan...sering orang menangis datang minta tolong dengan lembuttt dan air mata meleleh. Janji seminggu saja, dua hari saja....dst.....hingga akhirnya sudah lebih sepuluh tahun tak kunjung ganti bahkan buang muka di depan saya hingga hari ini. Kok bisa ya?? Ada orang seperti itu??? Ini Ujian.......tapi ternyata membuat diri sabar dan rendah hati, Tuhan memberikan cuma-cuma maka berikanlah dengan cuma-cuma.....
ReplyDeleteKalau kita memberikan dengan iklas Tuhan akan melibatgandakan buat kita, Salam.
Pendapat Bu Eti mulia sekali
Delete