Masjid 99 Kubah di Makasar

Oleh: Sri Sugiastuti

Mengunjungi satu kota besar rasanya kurang afdol bila tidak singgah mentadaburi masjid besar yang ada  di kota tersebut. Begitu juga dengan Bu Kanjeng saat ada nikmat sempat berada di kota Makassar dalam rangka silahturahmi, sebelum melanjutkan perjalanannya ke Ternate.

Masjid 99 Kubah yang dikunjungi Bu Kanjeng, Puang Telly dan Daeng Ardi, merupakan 10 besar masjid dengan gaya arsitektur unik di  Indonesia. Keunikan masjid ini,  terletak pada banyaknya jumlah kubah yang ada. Tentu saja Bu Kanjeng bahagia bisa salat di masjid tersebut. Ada perjuangan untuk bisa salat disana.

Mengagumi bentuk masjid dengan 99 kubah, pastinya akan lebih lengkap bila kita mengulik sedikit fungsi dari  kubah dan seluk brluknya. Kubah sebagai salah satu komponen arsitektur masjid bukan hanya untuk kemegahan dan keindahan. Namun juga memiliki fungngsi untuk menerangi bagian dalam interior masjid serta sebagai penanda arah kiblat dari bagian luar.

Meskipun bangunan kubah bukan berasal tradisi Islam (konon, kubah sudah dikenal oleh peradaban bangsa Mesopotamia sejak 6000 tahun yang lalu) serta Islam tidak mengajarkan secara kongkrit tata bentuk arsitektur, namun Islam memberi kesempatan kepada umatnya untuk menentukan pilihan-pilihan fisik bangunan pada budaya setempat.


Penempatan Kubah yang berada pada tempat yang tertinggi di bangunan utama masjid memiliki makna kekuasaan dan kebesaran Tuhan atau memiliki kekuatan struktur yang besar. Sedangkan bentuk kubah masjid yang mengembang di bagian tengah dapat bermakna lapang, luas, dan terbuka. Sehingga mempresentasikan bahwa ajaran Islam merupakan ajaran yang terbuka, mencintai kedamaian. Seperti itulah makna dan pengertian dari kubah.

Mungkin inilah alasannya mengapa Bapak Ridwan Kamil sebagai arsitektur terinspirasi dari makna kubah yang dipadukan dengan 99 asmaul husna. Selain itu,
ada beberapa makna yang terkait dengan keberadaan kubah pada masjid tersebut. Bangunan kubah yang didudukkan di atas dinding berbentuk melingkar disangga jajaran pilar-pilar pembentuk konstruksi lingkaran.

Sejak tiba di bandara Sultan Hasanuddin, dalam perjalanan menuju rumah Bunda Telly, mereka bertiga sudah eksplore tipis-tipis. Bu Kanjeng pernah ke Makassar 9 tahun lalu. Suasana sudah banyak berubah. Ada Citra land Ciputra yang membuat reklamasi, sehingga kota Makassar mengalami pemekaran dimana- mana. Keberadaan masjid 99 Kubah, yang menjadi ikon kota Makassar menambah daya tarik tersendiri. Karena sudah malam, masjid tutup.

Kunjungan berikut di hari sabtu tepatnya saat salat magrib. Ternyata malam minggu di sekitar  pantai Losari Makassar jadi pusat kemacetan. Untuk menuju ke masjid 99 Kubah perlu kesabaran. Mobil melewati jejeran kuliner yang menyelera, Terutama pedagang pisang Epe, dkk.



Modal sabar Daeng Ardi, akhirnya sampai di parkir Pantai liga ligo. Gemerlap lampu di sekitar pantai Losari dalam suasana malam minggu, tempat anak muda juga keluarga menikmati udara malam dan memberikan kebahagiaan kepada orang-orang tercinta. Bunda Telly memilih bergabung dengan mereka yang menikmati udara pantai di malam hari.

Daeng Ardi dan Bu Kanjeng menuju masjid untuk salat isya. Ternyata masjid ini kurang bersahabat dengan sendi lutut Bu Kanjeng.  Anak tangga lumayan banyak hingga lantai dua, sebelumnya ada anak tangga juga menuju pelataran masjid. Sementara  tempat wudu ada di basement yang belum selesai dibenahi. Melihat kemegahan bagian dalam masjid dan bisa salat khusyuk di masjid itu, rasa tidak nyaman di sendi lutut pun hilang.

Kekuatan untuk mengunjungi rumah Allah yang unik dan megah rasanya bagaikan mendapatkan food suplemen agar lebih semangat lagi dalam beribadah.

Berkisah tentang masjid 99 Kubah atau yang lebih dikenal dengan Masjid Asmaulhusna  adalah sebuah masjid bersejarah yang berada di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Masjid ini dibangun pada tahun 2017 dan diresmikan pada tahun 2022, namun saat ini masjid masih dalam proses tahap finishing. Kemudian masjid ini juga menjadi ikon terbaru di provinsi Sulawesi Selatan. Berlokasi di kawasan Center Point of Indonesia (CPI) Tanjung Bunga. Kapasitas13.000 Jemaah  Sebelumnya, arsitek setempat juga bertemu langsung dengan Ridwan Kamil sebelum masjid tersebut akhirnya dibangun dengan desain yang disepakati bersama dan menggunakan 99 kubah dalam bangunannya, berbeda dengan masjid-masjid yang biasa dijumpai.Tak heran jika masjid ini masuk 30 masjid unik di Dunia.

Dilansir dari berbagai sumber masjid yang memiliki banyak warna ini menghabiskan dana hingga Rp. 182 M. Tak hanya dana yang besar, waktu yang dibutuhkan untuk membangun masjid 99 kubah ini juga tidaklah sedikit mengingat detailnya yang terbilang rumit.

Berharap dengan adanya masjid 99 kubah di Makassar bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Daya tarik wisatawan yang datang ke Makassar untuk mengunjungi masjid ini  bukan hanya sekadar berselfie ria, tetapi lebih kepada mentadaburi masjid dan menggunakan layaknya fungsi dari masjid.

Makasar, 20 Februari  2023

Post a Comment

1 Comments

  1. Alhamdulillah, bunda Kanjeng telah berkisah tentang perjalanannya. Serasa ikut berkelana menyusuri masjid 99 di Makassar

    ReplyDelete