Terbang Bersama Susi Air


Terbang Bersama Susi Air

Oleh: Sri Sugiastuti

"Tenang dalam pesawat pasti kita nyaman dalam penerbangan. Meski melewati tantangan, orang yang terbiasa itu pasti memiliki kekuatan paripurna,"
Ustadz Adi Hidayat

Kutipan di atas dari channel youtube Ustadz Adi Hidayat menjadi satu kekuatan tersendiri saat Bu Kanjeng memutuskan menjadi penumpang pesawat kecil sekelas Susi Air yang berpenumpang 12 plus crew 2 orang. Bu Kanjeng dan anak mantu yang saat itu berada di kepulauan Sula, Kecamatan Sanana ingin kembali ke Jakarta.

Dijadwalkan pesawat pukul 11.30 tiba dari Ternate, dan pukul 12.30 membawa Bu Kanjeng dan penumpang lain menuju Ternate.  Pengalaman menumpang pesawat kecil menjadi sensasi tersendiri buat Bu Kanjeng. Tentu saja ada  perasaan nano- nano dan menguji tingkat adrenalinnya.

Menunggu keberangkatan di bandara kelas 3 Emalamo Sanana Bu Kanjeng merasa nyaman. Hampir semua petugas yang jumlahnya di bawah 30 orang itu, sedikitnya sudah berkenalan dengan Bu Kanjeng. Mas Yassin anaknya memang bertugas di bandara itu. Tak terasa waktu keberangkatan tiba. Pesawat Susi Air yang parkir di sebelah kanan dari tempat keberangkatan terlihat gagah walaupun ukurannya kecil.

12 penumpang dijemput bus bandara untuk menuju pesawat.  Ini satu pelayanan yang diberikan pihak bandara agar penumpang merasa nyaman. Dari kejauhan terlihat anak tangga yang menggantung seperti anak tangga yang biasa dilihat di helikopter. Terbayang betapa ribet saat menaiki anak tangga tersebut. Ternyata salah. Tangga yang digunakan ada di sebelah samping belakang, dan agak landai sehingga  lebih mudah menaiki ya.

Bu Kanjeng, anak lelakinya, mantu juga cucunya yang berusia 11 bulan disarankan untuk menempati 3 kursi di bagian belakang yang dianggap lebih leluasa. Walaupun posisi duduk agak semi selonjoran suasana harus dibuat santai dan rilek. Seat belt sudah terpasang.

Mas pilot ganteng yang masih belia, meminta anak Bu Kanjeng menutup pintu belakang pesawat. Bismillah sebentar lagi lepas landas. Bibir pantai di sekitar bandara terlihat tenang. Bu Kanjeng sudah berdoa sejak mesin pesawat kecil itu dihidupkan.

Alhamdulillah cuaca cerah, pesawat pun dengan cantik lepas landas. Bu Kanjeng berusaha menikmati penerbangan ini. Serasa  terbang dengan pesawat carteran. Bu Kanjeng asyik membuat video juga mengambil spot cantik seperti yang biasa dilihat di film layar lebar di berbagai film adventure. Melintasi pulau dan lautan yang terbentang di provinsi Maluku Utara, semakin membuat Bu Kanjeng bersyukur.

Tak terasa waktu 90 menit di udara  yang kadang berada di ketinggian yang menabrak awan. Saat pesawat mulai menurunkan ketinggian dan bersiap untuk mendarat, kembali  Bu Kanjeng berdoa. Konon saat  landed atau mendarat dan saat lepas landas, adalah saat yang sering terjadi kecelakaan. Tetapi saat itu juga yang memacu adrenalin Bu Kanjeng. Sudah sering  Bu Kanjeng  mengabadikan momen lepas landas dan momen saat pesawat mendarat.

Sesekali Bu Kanjeng mengamati cucunya si Bunga yang sepertinya juga menikmati penerbangan Sanana-Ternate bersama Susi Air. Ayah dan ibunya juga berusaha tenang, walaupun kadang ketakutan saat posisi pesawat agak oleng ke kanan atau ke kiri.

Pesawat Susiair dengan jadwal penerbangan hanya 1 kali dalam seminggu. Harga tiket yang dibandrol pun cukup murah meriah. Bu Kanjeng sempat membandingkan antara harga tiket KM Alsudais 21 jalur laut harga tiket 365 K dan sewa kamar 700 K ditempuh selama 12 jam. Sedangkan pesawat  Trigana yang ukuran pesawatnya seperti jenis  Wing, mematok harga tiket 650-700 K. Nah berapa harga tiket  Sanana- Ternate yang dibandrol Susiair? Cukup 325K. Mengapa bisa lebih murah? Pertanyaan itu perlu jawaban yang tepat. Ternyata Susiair mendapat subsidi dari dana APBN dan APBD sekitar 15 juta rupiah perjam.

Bu Kanjeng bersyukur diberi kemudahan menumpang pesawat Susi Air. Apalagi saat ia menyimak berita tentang pesawat  Susi Air yang disandera dan pilot Mark Philip  Mehrtens diculik oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Musibah memang bisa menimpa siapa saja. Semua sudah ada takdirnya.

Apakah bu Kanjeng jera menumpang Susi Air? Jawabnya tidak. Hobi traveling dan punya kesempatan Menjelajahi Indonesia bagian dari mimpi besarnya.

Post a Comment

10 Comments