Mau Bertobat tetapi Terlambat





Maha Besar Allah yang Menciptakan bumi dan seisinya. DOKPRI 

Oleh: Sri Sugiastuti

"Dosaku sangat membebaniku. Tetapi ketika aku mengukurnya dengan rahmat-Mu, Ya Allah, ampunan-Mu lebih besar."
-Imam Syafii -

Kajian satu ayat ini didapat saat duduk manis di taman surga. Hal ini menjadi catatan penting Bu Kanjeng. Ada satu penggalan ayat yang harus diingat, agar sisa hidupnya bisa lebih baik dan bermanfaat.

QS.Al Fatir urutan ke 35 dalam mushaf Al Quran. QS ini Fatir (segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi), diambil dari ayat pertamanya. Khususnya di ayat 37 yang menjelaskan gambaran penyesalan para penghuni neraka dan permohonan mereka agar dihidupkan lagi untuk bisa bertobat.

Terjemahan secara lengkap dari QS Fatir ayat 37 adalah "Dan mereka berteriak di dalam (neraka) itu, "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami (dari neraka), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan, bukan (seperti perbuatan) yang pernah kami kerjakan dahulu." (Dikatakan kepada mereka,) "Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu dalam masa (yang cukup) untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir. (Bukankah pula) telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan? Maka, rasakanlah (azab Kami). Bagi orang-orang zalim tidak ada seorang penolong pun."

Tafsir Kementerian Agama RI, akhir ayat ini menegaskan bahwa para penghuni neraka tidak akan memperoleh penolong yang akan menyelamatkan mereka dari azab neraka dan belenggu yang terbuat dari api neraka.

Ada beberapa tafsir yang bisa dipahami untuk menguatkan keimanan kita. Menurut Tafsir Ibnu Katsir, surah Fatir ayat 37 menjelaskan tentang seruan dan teriakan para penghuni neraka dengan suara yang keras memohon kepada Allah SWT agar dikembalikan ke dunia untuk mengerjakan amal perbuatan yang berlainan dengan yang telah mereka kerjakan di masa lalu.

Ibnu Katsir menyebut, para penghuni neraka ini benar-benar dusta dalam pengakuannya yang ingin bertobat itu. Ditafsirkan lebih lanjut, Allah SWT tidak mengabulkan permintaan mereka. Sebab, Allah SWT telah mengetahui seandainya mereka dikembalikan ke dunia, pasti mereka akan kembali mengerjakan apa yang dilarang bagi mereka.

Para ahli tafsir berbeda pendapat mengenai kadar usia yang dimaksud dalam firman ini. Terutama dalam hal "Allah SWT juga mengingatkan bahwa Dia telah memberikan kesempatan bagi para penghuni neraka itu semasa di dunia dengan umur yang panjang."

Menurut riwayat yang berasal dari Ali ibnul Husain atau Zainul Abidin RA, kadar usia tersebut adalah 17 tahun, sedangkan Qatadah dan Abu Galib Asy-Syaibani mengatakannya 18 tahun. Sementara itu, Abdullah ibnul Mubarak mengatakannya 20 tahun dan Hasyim menyebut 40 tahun.

Kata Ibnu Katsir di bagian akhir ayat 37 QS Al Fatir, Allah SWT berfirman agar para penghuni neraka merasakan azab neraka sebagai pembalasan dari perbuatan mereka yang menentang para nabi semasa hidup di dunia.

Sebagai penguat keimanan dan mengingatkan melalui usia, Allah SWT juga mengingatkan mengenai Rasul yang diutus kepada mereka, yakni Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana turut dijelaskan dalam firman-Nya yang lain,

"Ini (Muhammad) adalah seorang pemberi peringatan di antara pemberi-pemberi peringatan yang telah terdahulu." (QS An-Najm: 56)

Keterangan dan tafsir tentang QS Al Fatir ayat 37 ini sangat penting untuk diamalkan agar tidak terlambat untuk bertobat. Peringatan dari Allah di dalam ayat-Nya sudah sangat jelas. Bagaimana penyesalan orang kafir, yang usianya sudah dipanjangkan, diberi kesempatan, diberi kesehatan dan harta yang berkecukupan, tetapi tidak bisa membawanya mengetuk pintu surga.

Di akhir kajian Bu Kanjeng sempat mencatat apa yang disampaikan Pak Ustadz yaitu bagaimana agar tidak terlambat bertobat dan di saat usia tua tidak menyusahkan keluarga bila diberi usia yang panjang.

Perlu diprioritaskan untuk merefleksi diri, selama ini harta yang kita miliki digunakan untuk apa? Kita yang lebih paham. Apakah penggunaannya sudah di jalan yang benar? Begitu juga bagaimana kita mendapatkan harta tersebut.

Sebenarnya kalau kita mau merenungkan lagi, banyak sekali peringatan ketika kita menuju usia senja. Munculnya uban, tanggalnya gigi, kekuatan kaki, dan penyakit penuaan pun berdatangan. Itu sebabnya kita harus selalu ingat kematian dan menjadikan Al quran sebagai teman sejati dengan mentadaburi secara istikamah.

Catatan ini khusus sebagai peningkatan diri dan bagian dari mentadaburi Al Quran. Semoga Allah rida dan Bu Kanjeng bisa istikamah untuk terus memperbaiki diri di sisa usia yang dimiliki. Aamiin YRA.

Surakarta Hadiningrat, 23 Agustus 2023

Post a Comment

4 Comments

  1. Tulisan yang hadir karena renungan dan kajian, selalu menarik. Matur nuwum

    ReplyDelete
  2. Subhanallah, semua orang pasti salah sebaik baiknya orang salah mau bertaubat. Kajian yang tuntas Bu.

    ReplyDelete