Sri Sugiastuti
Ahad ceria penuh makna tak tahan untuk diam di rumah saja.
Berkabar dengan kuota dan yang dipinta. Salah satu cara hindari corona. Maafkan
ya Allah, ini terpaksa ke luar rumah karena hati mengajak untuk usaha, siapkan diri
untuk masa depan yang jaya. Begitulah kira-kira maaf yang dipinta agar Bu
Kanjeng ke luar rumah dengan berserah diri
pada Allah.Meraih berkah dalam melangkah.
Bu Kanjeng seakan merekam dan menyimpan kegalauan buah
hatinya yang tidak siap nganggur. Saat lulus dari kuliah di lembaga kedinasan
dianggap jalan mulus terbentang, ternyata itu hanya halusinasi. Banyak
kebijakan yang tak dipahami dan harus diterima dengan rendah hati tanpa emosi.
Sang buah hati mengisi harinya dengan mengabdi dan terus berpikir positif bahwa
Allah sudah mengatur jalan hidupnya.
Nasihat dan semangat terus disiramkan Bu Kanjeng pada sang
buah hati. Ingat ini ujianmu. Kenyataan kadang tak seindah harapan. Bekali
dirimu dengan keimanan dan rasa syukur yang mendalam. Itu akan jadi modal
hidupmu ke depan. Teruslah belajar! Gunakan akal sehatmu. Jangan pernah jemu
memohon kepada Allah agar menjamin keselamatan dan rezekimu.
Dunia yang sedang melawan Corona memang nyata. Itu bukan ilustrasi atau prediksi
seorang ahli. Kalau banyak berita benar dan hoax berseliweran di medsos, itu
saat kau diminta punya filter khusus untuk mencerna dan menyaringnya. Pesan Bu
Kanjeng saat ngudar rasa bersama anaknya.
" Ibu, aku boleh ke rumah teman di Bekonang pinjam
catatan zaman kuliah dari tingkat satu sampai lulus. Aku ngga punya catatan
lengkap untuk belajar dan menghadapi tes Airnav. Prakoso punya lengkap karena
dia sang juara juga ngga pelit ilmu. Alasan anak Bu Kanjeng keluar rumah sangat
jelas.
Tetapi bagaimana dengan imbauan diam di rumah? Bu Kanjeng
yang memiliki potensi silaturahmi dan akrab dengan ibunya Prakoso langsung
memberi izin, malah ia bersedia menemani. Langsung Bu Kanjeng lewat WA mohon
izin ingin bertamu boleh atau tidak.
Tentu saja akan diterima dengan senang hati, hanya waktunya
bergeser, tidak pagi hari tetapi siang hari. Lalu waktu pagi Bu Kanjeng untuk
apa? Kembali otak nya berpikir keras. Tetiba otaknya mengingatkan ada yang bisa
dieksekusi dari dalam kulkas.
Tiung tiung ingat isi kulkas ingat masak, ingat makan bareng
keluarga, ingat cucu jadi nyambung kemana-mana. Itulah hebatnya otak yang
diyakini Tony Busan dengan mindmaping
Rencana dibuat. Isi kulkas wotel kentang buuncis tomat telur
lengkap dengan bumbu yang mau diolah jadi steak ala Bu Kanjeng disiapkan. Dapur
dipindah ke rumah anak Bu Kanjeng yang baru saja punya gubuk mungil dekat rumah
abesannya. Cuuz anak dan ibu meluncur ke tujuan pertama membeli kelengkapan
demi tersajinya Steak ala Bu Kanjeng.
Jalan lengang menuju Superindo terdekat. Bu Kanjeng kecewa
saat tiba disana. Matanya tertuju pada tagline merah yang menginformasikan buka
pukul 11.00 tanpa parkir lanjut ke Hypermart hanya untuk mendapatkan daging
giling dan bawang bombay. Ternyata juga sama pukul 11.00 baru buka. Ahay masih
ada satu harapan, Pasar Tradisional Kadipolo yang baru selesai direnovasi. Ya
perkiraan Bu Kanjeng tepat. Di pasar itu apa yang dicari tersedia.
Alhamdulillah.
Setelah sampai di rumah anaknya say helo dan ikuti protokol
masuk rumah ala melawan Covid 19. Bu Kanjeng masuk dapur. Dengan dibantu mantu
dan anaknya 7 piring Steak ala Bu Kanjeng tersaji. Azan dzuhur terdengar.
Disepakati selesai salat baru acara makan bersama dengan jaga jarak. Dua porsi
diantar ke rumah besannya 5 porsi dimakan bersama dengan jaga jarak. Sungguh
ini terlihat aneh dan kurang etis. Itulah kenyataannya.
Selesai makan Bu Kanjeng baru sempat buka hape, ternyata sudah
ditunggu keluarga Prakoso. Bu Kanjeng pun berpamitan dan lanjut ke tujuan utama
yaitu " Silaturahmi dan mengantar anaknya belajar bareng plus pinjam
catatan. Sebenarnya melalui online bisa. Tetapi sang anak maunya offline.
Sampai di halaman rumah Prakoso, hand sanitazier menyambut
mereka. Langkah pencegahan terpapar Covid 19 sesuai prosedur yang berlaku.
Ribet? Ya tidak. Memang menjaga kebersihan itu penting. Ibu dengan ibu bertamu
dengan jaga jarak. Anak dengan anak belajar offline pun jaga jarak.
Kegiatan pun tidak panjang lebar. Singkat padat berisi.
Saatnya memang tidak tepat. Jadi banyak ritual bertamu yang dibuang. Metik
rambutan di kebun belakang, dan berselfie ria. Begitu acara bertamu di zaman
Karantina Wilayah dan Imbauan Diam di Rumah.
Dengan hati riang walaupun menerjang gerimis di jalan tak
menghalangi mereka pulang. Bu Kanjeng pun bahagia, merasa ada yang bisa
dipertanggungjawabkan di hadapan Allah apa yang sudah dilakukan hari ini.
#Stay at home
#Makan bareng keluarga
#Ikhtiar mencari ilmu
#Melawan Covid 19
#Soloraya 29 Maret 2020
Bersambung
22 Comments
Dhuuuh....serasa ngikutin Bu Kanjeng di belakangnya...cuma sayang nggak dikasih steaknya...😍😍
ReplyDeleteSalam buat keluarga dan besan ya?
Yuk kita buat di Wonosobo pakai kecap spesial itu. Makasih sdh berkunjung
DeleteDimakan bersama jus jambu nya ya Bu Kanjeng agar Vit C nya bertambah, melawan corona
ReplyDeleteYa jus jambu untuk imun tubuj jos
DeleteSiip ibu..bagi bagi menunya bu buat mkn siang kami..👌
ReplyDeleteSteak jawa yang mumer Bisa eksekusi bahan yang adululua di kulkas
DeleteKlo di buat komik strip bs tmbh bagus bu...�� sanggarghinaa orlin.blogspot.com
ReplyDeleteSilahkan dibuat komik pak
DeleteWah bagus sekali tulisannya. Mjd iri aku lanjut nukisnya. cakinin.blogspot.com
ReplyDeleteSiap berkunjung ke blognya ya
DeleteSubhanallah.semua sisi selalu terpotret apik dan ciamik ya bund...apalagi steaknya, jadi pengeeen
ReplyDeleteBesok saya kirim bersama Kantong ajaib dora emon ya
DeleteLuar biasa aktivitasnya Bun. Semoga senantiasa diberikan kesehatan dan dilindungi Allah Swt....
ReplyDeleteAamiin YRA.Tercurah doa yang sama untuk Pak CG sekeluarga ya
DeleteEnak ikuti alur ceritanya bun..apalagi kalau di kasih resep steaknya pasti lebih gurih he he
ReplyDeleteBoleh Nanti ada tulisan khusus tentang resep yg biasa saya masak ya
DeleteSeneng kumpul anak, mantu, cucu, dan kunjung ke besan..
ReplyDeleteBetul sekali Bu, selesai mask,bsajikan santap beesama.Capeknya teebayar
DeleteMasyaAllah bu, mumtaz😍
ReplyDeleteAlhamdulillah diberi kesempatan mengisi hari Ahad dengan berbagi
DeleteSelalu indah meski ada korona
ReplyDeleteBelajar mensyukuri yang ada di depan mata.
Delete