Sri Sugiastuti
Suasana sepi sangat terasa karena adanya karantina wilayah.
Suka tidak suka Bu Kanjeng harus menjalani hidup di tengah galaunya dunia
melawan corona. Seakan tak percaya tetapi nyata. Banyak orang yang sebelumnya
merasa jumawa akhirnya merana termakan dia punya wacana.
Sementara Bu Kanjeng tetap berpikir dan hatinya ditata agar
tidak terjungkir. Dengan penuh keyakinan setelah ada kesusahan pasti ada
kemudahan. Di media yang begitu full informasi jadikan hati kadang sedih.
Ketika membaca dunia berjatuhan korban karena wabah.
Bu Kanjeng berusaha tetap tenang. Diikutinya semua berita
yang berkembang. Prediksi para ahli
bahwa pada tanggal tertentu bila tidak patuh akan banyak yang tumbang.
Tentu saja ini membuat hati merasa gamang. Orang yang biasa hidup teratur dan nyaman,
akan terkaget-kaget dengan keadaan yang taka man.
Nitizen atau warganet yang nyinyir mulai menyalahkan
berbagai kebijakan pemerintah. Yang
Menkesnya ngga becus lah, Presiden lambat bertindak, sampai juga kecaman
untuk anggota dewan rakyat yang adem ayem saja tanpa action. Sementara dampak
dari karantina wilayah semakin membuat orang susah
Dengan kaca mata 5 dimensi Bu Kanjeng menerima dan membaca banyak
curhat. Kenyataan ini membuat Bu Kanjeng
semakin prihatin. Ia berusaha menampung curhatan itu. Ada PKL gorengan yang
biasanya beromset 600-800 ribu setiap hari, karena tidak jualan, pendapatan
hilang. Pedagang itu pun penyakit asam lambung naik disebabkan ia banyak
berkeluh kesah, tidak bisa menerima kenyataan sehingga rasa kecewa pun berkepanjangan. Andai iabisa menerima kenyataan dan mau
memanfaatkan uang tabungan yang dimiliki, dan tetap bersyukur pada Ilahi, pasti
pikirannya tidak terbebani, dan tetap sehat jasmani rohani.
Bu Kanjeng menyimak curhat pemilik warung tempat ia sering
belanja pun mengeluh sepi, karena kehilangan pelanggan. Oh Corona ternyata kiprahmu membuat dunia semakin
kisruh. Hampir di semua lini merasakan pandemi ini. Bu Kanjeng cuma punya empati
dan berusaha untuk berbagi, dengan apa yang dimiliki. Sejimpit beras, sesendok
gula atau secanting minyak goreng. Itu pun hanya untuk tukang sampah, lansia
yang sudah jandayang memang perlu dibantu.
Bu Kanjeng juga iba hatinya, saat terpaksa masuk pasar
karena stok sereh dan empon-emponnya habis. Di koridor pasar yang sepi, cabe
merah dan rawit dijemur, sementara aroma busuk aneka sayuran menusuk hidungnya.Walaupun
Bu Kanjeng sudah pakai masker masih tembus aroma busuk itu. Terbayang bagaimana
sayuran itu didatangkan sampai di pasar. Petaninya, angkutannya, kuli pikulnya
dan daya beli tidak ada. Akhirnya pedagang lesu, petanipun pilu.
Pemandangan lain saat Bu Kanjeng mengantar anaknya dan
melewati jalan yang biasa dipenuhi pedagang buah, ya tetap sepi. Dari mulai
kios durian, aneka buah hingga kelapa muda, semua sepi. Kira - kira kalau tidak
terjual larinya kemana ya? Daya beli yang rendah, aktivitas yang berkurang,
karena usaha pemerintah memotong penyebaran virus Covid 19. Merebaknya berita
kian hari kian bertambah. Semua itu membuat orang yang mau berpikir pasti
hatinya diliputi harapan agar pandemi ini segera berlalu.
Bu Kanjeng ingin berbuat sesuatu sesuai kemampuan yang
dimiliki. Ia punya banyak komunitas yang mengajarkan Bu Kanjeng untuk menjaga
komitmen yang sudah sepakati. Ketika ada
ajakan berbuat baik di saat yang tidak
kondusif, ia pun menyambutnya dengan
gembira. Kadang ia iri saat melihat seorang penguasa Katering walaupun sudah sepuh bisa berbagi dengan apa
yang dimiliki. Ia rela mengeluarkan tabungannya setiap haridalam jumlah yang
besar untuk membantu saudaranya yang ada di pinggirjalan menunggu penumpang. Ya
nasib kaum duafa semakin terlunta-lunta bila titak dibantu.
Tentu saja Bu Kanjeng punya kelas tersendiri sesuai dengan
kemampuannya. Ia mengajak orang lain untuk berbagi maka contoh yang sudah
dilakukan bisa dicontoh saudara yang
lain. Memang tidak seberapa bila dibandingkan dengan si bapak yang ada videonya
lalu viral. Orang itu membagikan beras 5 kg plus uang 100 ribu rupiah. Siapa
yang tidak ingin jadi ahli sedekah seperti itu.
Melihat dan memperhatikan contoh yang baik hati Bu Kanjeng
terketuk. Apalagi kiprah anaknya sebagai Relawan di salah satu komunitas
kemanusiaan yang selalu ingin berbagi dengan cara yang unik. Ternyata tidak
semua orang egois dan tak peduli dengan pandemi Corona saat ini.
Ada dua group komunikas yang diikuti dan selalu mengajak
untuk berbagi. Bu Kanjeng bangga punya sahabat yang hatinya terketuk dan
semangat berbaginya luar biasa. Hanya dikordinir lewat group WA sembako untuk
berbagi bermunculan. Tanpa menunggu lama sembako itu sudah sampai kepada yang
berhak menerima.
Tak terasa kebijakan untuk stay at home dan work from
home diperpanjang. Artinya ya harus
siap dengan suasana ini dan jangan pernah
berpikir negatif. Bu Kanjeng berusaha menikmati yang ada di depan mata
dan tidak lupa berbagi. Pada prinsipnya apa yang kita lakukan akan kembali kepada si
pelaku itu sendiri. Jadi jangan ragu untuk berbagi.
#Soloraya, 02042020
#Berbagi itu indah
#Dunia melawan Corona
#Tetap optimis
Bersambung
21 Comments
Alhamdulillah, ikut bersyukur. Semangat terus Bunda.
ReplyDeleteInsyaallah semoga diberi kesehatan dan kemampuan untukterus berbagi
DeleteSemangat
ReplyDeleteSiap Pak
DeleteSemangat berbagi Bu Kanjeng. Semoga bisa terus berliterasi. Sehat selalu. Corona segera berlalu
ReplyDeleteAamiin YRA.Silahturahmi terpaksa daring.ya Bu
DeleteSemangat berbagi Bu Kanjeng. Semoga bisa terus berliterasi. Sehat selalu. Corona segera berlalu
ReplyDeleteMasyaAllah ide kreatif bu Kanjeng sangattt menginspirasi sy unt terus menulis membantu inspirasi banyak orang, terusss lanjutkann
ReplyDeleteInsyaallah diberi kemudahan dalam berbagi dan berkarya
DeleteAamiin YRA
MasyaAllah, semoga Allah membalasnya. Semangat untuk bernagi bunda😍
ReplyDeleteInsyaallah, terima kasih sudah singgah
DeleteSmg korona cepat berlalu. Aamiin3
ReplyDeleteAamiin YRA
ReplyDeleteTercurah doa yang sama untuk bisa berkarya dan berbagi
Barokallah bunda. Semoga kita semua bisa terus berbagi. Dan saling motivasi untuk berpikir positif. Memang bagi sebagain masyarakat sangat real dampak yang dirasakan. Semoga selalu sehat menebar kebaikan
ReplyDeleteAamiin YRA. Terima kasih sudah berbagi disini. I love you
DeleteLanjutkan ....
ReplyDeleteSiap grak
DeleteWow kereeen.. Luar biasa Bu Kanjeng.. Terima kasih.. Sangat menginspiras
ReplyDeleteTerima kasihku padamu, salam kenal, salam literasi
DeleteSemoga segala upaya yang dilakukan mendapat rida dan petunjuk Allah Swt. Sehingga wabah corona ini segera berlalu...
ReplyDeleteBerbagi meski seolah tak berarti. Semoga Allah tetap beridai...
ReplyDelete