Oleh : Sri Sugiastuti
Kudapan yang berbahan dasar tahu itu selalu menyelera.
Pernah kah menghitung berapa jenis makanan yang berbahan dasar tahu?. Hmmm, dari mulai tahu goreng hingga
pepes tahu semua tak pernah membosankan. Ya Bu Kanjeng termasuk golongan Tahu Mania.
Alhamdulillah, siang ini Bu Kanjeng dan Pak Kanjeng
terdampar di warung tahu kupat Sido Mampir yang letaknya di belakang kampus
UNS. Loh kok bisa nyasar ke warung itu? Ceritanya panjang.
Mereka start dari
rumah pukul 8.30 berbusana siap datang ke resepsi pernikahan anak sahabat yang
dilaksanakan di masjid dekat rumahnya. Dengan style yakin dan layaknya orang mau resepsi mereka pun melunjur ke
Perum UNS V daerah Palur. Tiba di lokasi, loh kok sepi, padahal di undangan
jelas tertulis akad nikah hari Ahad tanggal 29 . Bu Kanjeng terlalu percaya
diri dan yakin kalau kesalahan ada di tanggal yang tertera, bukan tanggal 29,
tetapi tanggal 28 hari itu.
Badalah, ternyata
yang salah harinya. Pantas saja rumah itu terlihat sepi. Itu pun Bu Kanjeng
dapat informasi dari tetangga sebelah yang sedang menyapu halaman. Mereka pun
menuju ke rumah calon pengantin.
Aroma dan suasana rumah orang yang akan punya hajat tidak
tercium sama sekali, kerabat dan sanak saudara tak terlihat , bahkan calon
pengantin putri pun sedang keluar belanja memenuhi apa yang dibutuhkan jelang
hari H pernikahannya.
Rupanya zaman sudah berubah, di era revolusi 4,0 semua
dibuat serba simple dan anti ribet.
Kedekatan antar tetangga di perumahan kurang akrab, tidak seperti dulu dimana
aura gotong royong dan kebersamaan di saat tetangga punya hajat terlihat sangat
kental.
Bu Kanjeng menghapus rasa kecewanya dengan memaklumi kondisi
sahabatnya. Undangan yang salah cetak itu juga atas izin-Nya. Salah hari yang
tertera di undangan bisa jadi ajang temu kangen dengan kerabat yang akan menikahkan putrinya.
Ya putrinya yang sudah berada di usia kritis untuk menikah,
usia 32 tahun. Ibu yang seorang single parent tentu saja sempat was-was kalau anaknya tidak ada jodohnya. Dasar Bu
Kanjeng punya naluri jurnalis. Ia
mengikuti nalurinya untuk menggali
banyak info yang bisa diapat dari
ngobrol singkat itu.
Lalu apa hubungannya denganTahu Kupat ya? Jadi ada
Sejarahnya setiap Bu Kanjeng silaturahmi ke Palur, hidangan Tahu Kupat tak
pernah lowong. Nah tadi pun setelah terhidang teh panas dan teman-temannya .
Tahu Kupat sudah jadi incaran. Tetapi masalahnya sudah ditunggu hampir satu jam
tukang Tahu Kupat belum juga datang.
Dengan dalih masih banyak kegiatan yang harus diselesaikan,
Bu Kanjeng dan Pak Kanjeng pun pamitan. Saat itu jam belum di angka 11 siang. Doa restu dihaturkan dan
permohonan maaf kalau besok tidak bisa hadir karena jam kerja dan acara pun
padat merayap.
Bu Kanjeng paham banget kalau perut Pak Kanjeng keroncongan.
" Siap pak, kita kulineran tahu kupat," teriak Bu
Kanjeng di deru laju sepeda motor yang mereka gunakan.
Keluar dari perumahan tugas Bu Kanjeng melihat kanan dan
kiri. Adakah warung tahu kupat. Duh Bu Kanjeng malah tertarik untuk minta
berhenti di warung sayur yang terlihat lengkap. Judulnya jadi lapar mata.
Ada bandeng presto, pindang salem, tempe, bumbu dapur, gula
pasir juga kelapa parut. Plung semua berpindah ke tas kresek dan nyentel di
bagian depan sepeda motor. Mereka pun melanjutkan perjalanan.. Sepanjang mata
berkelana untuk pencarian tukang Tahu
Kupat belum juga didapat. yang terlihat kebanyakan bakso dan mie ayam, plus
ayam geprek, bakar, dan aneka steak.
"Jangan putus asa ayo warung tahu kupat pasti ada di
sekitar belakang kampus uns. Yes
ditemukan."
"Ayo pak puter balik, warung tahu kupat ada di kanan
jalan." Teriak Bu Kanjeng Bersemangat. Mereka turun dan hanya memesan 1
porsi tahu kupat komplet plus air putih hangat. Karena tadi ketika bertamu
sudah 1gelas teh manis.
Tidak memakai lama, hidangan pun siap. Ritual berikut minta
sendok tambahan, karena Bu Kanjeng bakal jadi perusuh ketika Pak Kanjeng makan, tahu hangat yang ada di piring
racikan tahu kupat perlahan tapi pasti masuk ke dalam mulut Bu Kanjeng dan
menari- nari. Sungguh sedap rasanya.
Ketika order Bu Kanjeng lupa, seharusnya kupat dan mie basah
kuning tidak disertakan. Melihat Pak Kanjeng yang rada kurang ikhlas
digerecoki. Akhirnya mereka pesan 1 lagi
sama seperti yang tadi tapi tanpa kupat dan mie kuning.
Baru menikmati tahu kupat ronde 2, terdengar suara azan, Pak
Kanjeng langsung salah tingkah.
"Sudah selesai Bapak bisa langsung ke masjid. Biarkan
saya nunggu di warung sambil berWA ria."
Akhirnya 2 porsi tahu kupat bersarang di perut mereka Tahu
Kupat yang punya rasa khas Jawa ini terdiri dari tahu, bakwan, telur dadar, kobis,
kacang sledri juga bawang goreng.. Saus kecap pedas manis ditambah acar. Semua
membuat lidah bergoyang
Begitulah takdir yang
ditemui perut mereka sebagai sarapan sekaligus makan siang. Berharapnya
menerima hidangan layaknya pesta pernikahan tetapi rezeki dari Allah dua porsi
tahu kupat yang sudah lama dirindukan.
Entah karena perut lapar atau memang racikan tahu kupat Sido
Mampir ini yang yummy, tetapi yang jelas Pak Kanjeng terpuaskan dengan dua
porsi tahu kupat sambil didampingi Bu Kanjeng yang ikut nimbrung nyomot tahu
hangat dan bakwan yang terhidang bagian dari campuran racikan tahu kupat.
Apa pun menunya kalau sepiring berdua dengan pujaan hati dan
dinikmati dalam keadaan sehat insyaallah ada keberkahan di dalamnya.
#Catatankecilyang tercecer
#Bagiandrimengungkapkanrasasyukur
#MenikmatiyangsudahjadiketetapaNya
#Menebarviruscintaliterasi
6 Comments
Kayaknya td sy sdh komen ttg lontong lebaran bund....apa ada lg ato yg td ga sumbit keburu pindah chanel wkwkk
ReplyDeletesepertinya begitu
DeleteKayaknya td sy sdh komen ttg lontong lebaran bund....apa ada lg ato yg td ga sumbit keburu pindah chanel wkwkk
ReplyDeleteYg ini kuliner kupat sama pak Kanjeng duh duh duh memang kakek ninen yg patut di tiru kerennnn abis
Baru.ada 9 tayangan itu di channell
DeleteEnak
ReplyDeleteAlhamdulillah
Delete