Mindset "Bersyukur" is Everything. (21)




Oleh :Sri Sugiastuti

Saat dunia melawan corona orang Islam tetap punya senjata ampuh. Salah satunya rasa bersyukur di dalam keadaan apapun. Begitu juga dengan keluarga Bu Kanjeng. Di Ramadan hari ke 10, ia kembali membuka catatan lama tentang bersyukur yang bisa menguatkan dan menyemangati hatinya agar tetap optimis di tengah pandemi covid 19.

Hamba Allah yang beriman di dalam mindsetnya selalu ada rasa syukur yang diwujudkan dalam setiap kegiatan yang ia lakukan. Ia mensyukuri semua nikmat dan anugerah yang sudah diberikan Allah SWT kepadsnya. Karena jelas-jelas di dalam AlQuran diingatkan, dan ditunjukkan bahwa dilarang mengkufuri nikmat-Nya.

Ada janji Allah untuk hamba-Nya yang bersyukur. Dia menjanjikan balasan yang lebih baik, kenikmatan yang bertambah, dan menjaga nikmat - nikmat yang telah Dia berikan. Allah sangat sayang pada hamba - Nya.  Dia turunkan ayat-ayat tentang pentingnya bersyukur, agar kita lebih banyak mendapat kebaikan karena taat pada-Nya.. Beberapa cuplikan ayat ini bagian dari bukti bahwa Allah sangat memperhatikan hamba-Nya yang bersyukur

“Dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (QS. An-Nahl: 114).

Firman-Nya yang lain,

“Bersyukurlah kalian kepada-Ku dan janganlah kalian kufur.” (QS. Al-Baqarah: 152).

“maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan.” (QS. Al-Ankabut: 17).

Allah Ta’ala menggandengkan syukur dengan keimanan dan Allah juga mengabarkan tidak akan mengadzab hamba-hamba-Nya selama mereka bersyukur dan beriman kepada-Nya.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7).

Hamba  Allah yang cerdas pasti memahami bahwa  sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala membagi keadaan manusia menjadi dua golongan: orang yang bersyukur dan orang yang kufur. Dia membenci segala sesuatu terkait kekufuran dan mencintai segala sesuatu terkait rasa syukur. Tentang keadaan manusia ini, Allah Ta’ala berfirman,

“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.” (QS. Al-Insan: 3).

“Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu…” (QS. Az-Zumar: 7).

Masih banyak ayat-ayat tentang bersyukur untuk penguat iman dan benteng hidup ketika menjalankan paket kehidupan yang Allah berikan.

“Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS. Luqman: 12).

“Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. (QS. An-Naml: 40).

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan bahwa musuh Allah, iblis, memiliki tujuan tertinggi yaitu menjadikan manusia sebagai hamba yang tidak bersyukur.

Perhatikan ayat-ayat berikut ini

“Akan tetapi kebanyaan manusia tidak bersyukur.” (QS. Yusuf: 38).

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl: 78).

“Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (QS. Al-Qashas: 73).

“Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl: 14).

Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang serupa dengan ayat-ayat di atas.

Syukur adalah jalan hidupnya para nabi, orang-orang istimewa dari kalangan orang-orang yang dekat dengan-Nya. Allah Ta’ala telah memuji Nuh, Rasul pertama yang Dia utus, dengan firman-Nya,

“(yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.” (QS. Al-Isra: 3).

Allah sebut “anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh” karena seluruh para Nabi adalah keturunan Nabi Nuh. Nabi Nuh adalah bapak manusia yang kedua, setelah Nabi Adam. Karena saat terjadi banjir di zaman Nabi Nuh, tidak tersisa keturunan manusia manapun keculi dari keturunan Nabi Nuh.

“Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.” (QS. Ash-Shaffat: 77).

Memperhatikan banyaknya perintah untuk bersyukur maka dapat disimpulkan bahwa ada beberapa prinsip dari bersyukur. Ada ketundukan orang yang bersyukur kepada yang memberi yaitu Allah SWT. Mencintai sang pemberi rasa syukur itu. Mengakui nikmat yang sudah dirasakan. Lalu memuji sang pemberi dengan taat pada aturan-Nya. Dan yang tidak kalah penting jangan menyalahgunakan kenikmatan yang sudah diberikan untuk hal-hal yang dibenci Allah.

Prinsip tersebut harus dijaga, bila ada yang lepas atau mulai melenceng maka rusaklah pondasi juga bangunan rasa atau keimanan rasa syukur itu yang sudah dijalankan.

Pada prinsipnya hati yang tunduk dan tenang dalam mencintai-Nya. Lisan yang mengakui-Nya dengan mengucapkan pujian. Dan anggota badan merealisasikan ketaatan kepada-Nya.
 Semoga kita menjadi hamba Allah yang mencintai-Nya. Aamiin YRA.

Plong rasanya hati Bu Kanjeng tema syukur dalam catatannya jadi obat mujarab untuk melawan kejenuhan karena harus di rumah saja dan engurangi aktivitas di luar


Belajar untuk selalu bersyukur dalam keadaan apapun

Solo,02052020

Post a Comment

14 Comments