Sri Sugiastuti
Bu Kanjeng kali ini ingin berbagi kisah Pak Saleh. Pak Saleh yang baru saja meninggal dunia. Ia
meninggal karena dampak Corona. Tanpa terpapar, sebagai ODP ataupun PDP. Pak
Saleh salah satu jamaah masjid Al Fath di tempat Bu Kanjeng tinggal, menghembuskan napasnya
di rumah. Ia pergi dengan membawa rasa
kecewa yang mendalam di usianya yang 70 tahun.
Mungkin itu sudah takdirnya. Bu Kanjeng tetap menghimpun
kronologi meninggalnya Pak Saleh. Ia yakin ada pelajaran yang bisa diambil dari
kisah meninggalnya Pak Saleh. Kisah ini bisa jadi bahan renungan Bu Kanjeng dan
pembaca. Betapa kematian itu sangat dekat dan sesuai dengan antriannya
masing-masing.
Konon malaikat hadir ke rumah hamba Allah sebanyak 70 kali
setiap hari. Malaikat itu siap kapan saja mencabut nyawa manusia yang sudah ada
catatannya di tangan malaikat. Jadi siapa pun dia dan apapun jabatannya kalau
sudah dapat panggilan tak bisa dimajukan atau dimundurkan satu detik pun.
Pak Saleh seorang kakek yang sudah ditinggal istrinya
terlebih dahulu. Ia punya dua anak. Satu anak perempuan tinggal beda kampung di
Solo. Satu anak laki-laki di Bekasi. Karena kesepian, salah satu cucu Pak Saleh
ada kuliah di Solo, akhirnya tunggal bersama Pak Saleh..Sang cucu pun menemani Pak.Saleh.
Pak Saleh merasa terhibur. Hatinya senang, ada cucu yang
bisa diajak ngobrol dan dimintai tolong. Sampai akhirnya Corona
datang..Harusnya jelang Ramadan hatinya gembira. Hari Raya segera tiba. Anak
cucunya akan berkumpul semua. Namun kenyataannya berbeda. Belum sampai Hari
Raya maut telah menjemput.
Cucu yang disayang tiba-tiba menghilang. Menghilangnya Cucu Pak Saleh yang sudah
kuliah itu membuat Pak Saleh kaget. Karena yang membawa lari Cucunya itu tak
lain dan tak bukan adalah anak Pak Saleh sendiri yang tinggal di Bekasi. Kok bisa? Kenyataannya seperti itu.
Anak Pak Saleh saat PSBB berlangsung, karena takut anaknya
kena Corona di Solo atau takut Hari Raya tidak bisa pulang, maka secara sembunyi-sembunyi
menjemput anaknya di Solo. Ia bisa lolos dari pantauan dan sampai Solo. Tanpa turun dari mobil
menemui ayah, ia langsung membawa anaknya pulang ke Bekasi. Anak Pak Saleh takut kena masalah kalau ia
ketahuan dari Bekasi pasti akan di karantina 14 hari di tempat yang sudah disediakan Wali kota
Solo. Itulah sebabnya ia rela tidak menemui ayahnya.
Sejak peristiwa itu Pak Saleh menarik diri. Tidak keluar
rumah. Namun ia sempat menyerahkan uang tabungannya ke takmir masjid.dengan
pesan untuk korban Corona. Keadaan Pak Saleh semakin memprihatinkan. Ia sulit
diajak komunikasi. Pandangannya kosong seperti orang menahan rasa kecewa yang
dalam.
Ia dibawa ke Rumah Sakit, tetapi tidak ada perubahan yang
berarti. Sempat salah satu anaknya berusaha agar antara cucu dan anaknya.di
Bekasi bisa komunikasi via gawai..Ternyata tidak berhasil. Saat dihubungi
selalu dalam keadaan sibuk.
Akhirnya malaikat datang menyabut nyawa Pak Saleh, tanpa
menunggu PSBB berakhir. Artinya anak dan cucu yang di Bekasi pun tidak bisa
memberi penghormatan terakhir kepada sang Kakek. Pak Saleh pergi dengan membawa
duka.
Kodratullah memang harus seperti itu skenario yang Allah
buat. Dan Bu Kanjeng menyakini kepergian Pak Saleh memang harus menjalani lakon
seperti itu. Kehidupan di dunia ini memang sudah ada yang mengatur.
Ada scenario ada sutradara juga ada panggungnya.
Jadi andai dunia ini panggung sandiwara Allah lah
sutradaranya. Yang terpenting menurut Bu Kanjeng bagaimana menjaga
keistikamahannya untuk taat pada-Nya
#Duniamelawancorona
#Catatanharianselamacovid-19
#Soloraya07052020
30 Comments
Sedih membacanya....
ReplyDeleteTerima kasih
DeleteBu Kanjeng memang luar biasa keren
ReplyDeleteCerita yg tercecer.dan memilukan
DeleteAstagfirullah....
DeleteSemoga kita semua tudak mengalami hal yang sangat tidak menyenangkan itu...
Nangis bacanya, seperti sy menangis tadi malam. Ibu dari sahabat saya meninggal akibat corona. Ia langsung di kubur malam malam, sementara keluarga yg lain masih dalam pemeriksaan di rumah sakit. Menyedihkan sekali.
ReplyDeleteYa Corona membawa duka. Sampai hati seorang anak, sudah samapi rumah orang tuanya tidak masuk rumah tetapi membawa anaknya tanpa memberi tahu. Jelas Bapaknya kecewa
DeleteSedih bacanya.
ReplyDeleteSecara tidak langsung Pak Saleh korban Corona
Deletekordrat manusia yang hidup selalu ada akhirnya yaitu kematian. Siapa kita yang menentukan cara kematian? Bila ada yang mengakhiri hidupnya sendiri, tentulah ada akibat yang diraihnya nanti. Bila ada yang meninggal secara normal atau keadaan luar biasa, itulah kodrat, seperti pak Saleh.
ReplyDeleteMantap ceritanya. Salam Literasi
Ya Pak Saleh pergi membawa duka , anak dan cucunya karena takut Corona rela meninggalkannya
Deletemenarik dibaca, salam pagi
ReplyDeleteSalam pagi juga. Selamat beraktivitas
DeleteTurut prihatin Bunda.
ReplyDeleteYs,pasti ada korban mungkin juga sudah takdirnya
DeleteToo sad
ReplyDeleteItulah semua makhluk yang hidup pasti kembali pada-Nya
DeleteAllahummaghfirlahuu warhamhu waafihu wa'fuanhu buat Pak Saleh
ReplyDeleteSebagai anak yang baik.Seharusnya anak pak saleh membawa serta Pak saleh k rumah nya agar bisa memantau kesehatan nya.
ReplyDeleteTapi tak pernah ada yang tahu skenario Allah. Semoga ada hikmah di balik kejadian meninggal ny pak saleh
Aamiin YRA. Takdir berkata lain
ReplyDeleteSedih bacanya. Semoga Pak Soleh husnul khatimah. Al-Fatehah untuk Pak Soleh.
ReplyDeleteAamiin YRA
DeleteSsdih bacanya.
ReplyDeleteTakdirnya smg husnul khotimah
Deletesemoga pak Saleh yang sholih husnul khotimah
ReplyDeleteAamiin YRA
DeleteMasyaallooh..
ReplyDeleteInnalillahi wa Innalillahi rojiun
DeleteSemoga pak saleh diampuni dosanya dan diterima semua amalan baiknya dan diringankan hisabannya...trenyuh bacanya.
ReplyDeleteMasyaallah.. Saya sedih membaca kisah Pak Saleh.. Tp itulah rahasia Allah yg kita tdk mengetahuinya.. Semoga Semua amal perbuatan beliau diterima disisi Alla
ReplyDelete