Ada Rindu
Sri Sugiastuti
Sebulan berlalu dalam bisu
Triwulan melangkah masih kelabu
Kembali hatiku terasa pilu
Tak kuasa ucap lidahpun kelu
Ada gelisah yang membelenggu
Akankah kau pergi tanpa ragu
Meninggalkan bumi Indonesiaku
Agar kami tenang tak terganggu
Pintaku dalam setiap doaku
Asaku dalam balutan biru
Tak lelah memohon pada-Mu
Yakinku badai pasti berlalu
Ada penat saat menunggu
Ada bosan dalam galau
Hatiku berbalut rindu
Ingin dalam dekapan-Mu
Soloraya,
Hening malam, 21062020
Kenormalan Baru Aku Menunggu
Sri Sugiastuti
Kusambut datangmu sayang
Segudang harapan terbayang
Di eramu hatiku masih bimbang
Ekonomi, kesehatan dan pendidikan akan gemilang
Tendis kau jangan menangis
Pedagang besar kau jangan sinis
Bapak dan ibu guru ayo berbaris
Mari bergerak jangan apatis
Langkahkan kaki ayun gembira
Tiada lagi duka dan lara
Selamat datang halo new era
Kami akan ceria dalam bingkai cerita
Kisahmu akan ku simpan
Kuabadikan dalam tulisan
Yang penuh makna dalam ketakutan
Karena ku paham banyaknya korban
Kenormalan baru kau menghampiri
Budaya baru harus diedukasi
Memberi kesadaran untuk berbagi
Jangan biarkan ego berlari
Soloraya,
Saat pagi menyapa
22-06-2020
Merah, Kuning, Hijau
Sri Sugiastuti
Masker jadi barang incaran
Wifi jadi kebutuhan
Cuci tangan jadi kebiasaan
Jaga jarak ciptakan kebekuan
Zona merah itu bahaya
Zona kuning harus waspada
Zona hijau belum tentu ceria
Virus itu bergerak suka suka
Jangan pernah jadi pembawa virus
Jangan sampai hidupmu berakhir tragis
Jangan ada hujan tangis
Jaga diri dan hidup ekonomis
Ekonomi bergeliat lambat
Pendidikan melaju pesat
Kesehatan paling sekarat
Pertanian harus punya kiat
Waktu bergulir perlahan
Kehidupan terus berjalan
Kelahiran tanpa direncanakan
Kematian selalu dipertanyakan
Roda kehidupan berpacu
Dalam napas yang kian menderu
Adakah kesadaran untuk bersatu
Menuju dunia damai nan bermutu
Soloraya,
Ruang hati nan optimis
22-06-2020
Ini Kenyataan
Sri Sugiastuti
Libur telah tiba dalam dunia siswa
Namun tak seperti biasa
Mereka tetap siaga tanpa bertanya
Patuh untuk berada di rumah saja
Tamasya tak ada agenda
Ke mall cukup berbahaya
Ke gunung ada rintang menyapa
Ke pantai itupun harus waspada
Bosan
Mana hiburan
Mana acara jalan jalan
Hindari semua giat bepergian
Sayangku semua ini ujian
Beradaptasilah dengan keadaan
Kalian bagian dari kenormalan
Menunggu dan patuh itu teraman
Siapkan mental bajamu
Buka wawasan pikirmu
Lahap dengan cerdas semua isu
Jadikan informasi untuk langkahmu
Hidup kalian di era digital
Penuh persaingan yang kental
Bentengi diri dengan iman yang tebal
Demi menghindari kehidupan yang gagal
Soloraya
Selamat menikmati liburan istimewa
22-06-2020
44 Comments
Puisi yg indah dan menyentuh
ReplyDeleteMatur nuwun mas Febri,mewakili hati yang berempati
DeleteIni buku puisi solo ya bun
ReplyDeleteMau buat di antologi mau ikut?
DeleteMasya Alloh bunda... Rangkaian kata2 indah nan puitis membiusku... Barokallah...
ReplyDeleteMasih belajar tertatih tatih
DeleteMantap
ReplyDeleteAyo mana puisinya tampilkan
DeleteMantul puisinya Bun...
ReplyDeleteMeramaikan Antologi puisi Semangat Menulis
DeleteRangkaian Puisi nan indah,yg selalu menginspurasi.
ReplyDeleteAyo belajar bareng nulis puisi dan bukukan
DeleteUntaian lirik puisi sarat makna dan menyentuh kalbu bu
ReplyDeleteSalam hangat bu
Salam hangat kembali,mari berpuisi ria
DeleteAlhamdulillah, puisi yang begitu menyentuh hati dan penuh dengan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua sehingga membuat kita semua terhanyut dalam untaian kata laksana pelita dalam kegelapan sungguh luar biasa terus lah berkarya jangan pernah berhenti Terimakasih
ReplyDeleteBu Fatimah ditunggu puisinya ya
DeleteLuar biasa Bu kanjeng. Tlg share ke grup antologi puisi new normal Bu. Mksih
ReplyDeleteSisp Pak, dalam bentuk word ya
Deleteluar biasa mantap Bunda Kanjeng
ReplyDeleteAyo ikut Antologi puisi
DeletePuisinya mantabz bunda...
ReplyDeleteHayuk kita nulis Puisi bareng biar hati kebih peka
DeleteKeren² bun puisinya..luar biasa
ReplyDeleteBu Eka, buat puisi juga ya . Merapat di grup Cakinin
DeleteBagus sekali puisinya bunda..
ReplyDeleteBelum bu,masih belajar
ReplyDeleteLuar biasa, Bunda. Puisi-puisinya menggugah hati
ReplyDeleteEhh ada cikgu Tere apa kabarnya terima kasih sudah singgah
DeleteLuar biasa Bu guru. Semua bisa dibuat ibu guruku ini
ReplyDeleteMba Ety, nanti ibu main ke blognya ya
DeleteMadah kata tersusun Indah, membalut asa yang berharap. Salut bu, mantap sekali.
ReplyDeleteMari Bu berpuisi ria
ReplyDeleteAda Antologi puisi juga di Semangat Menulis
Selalu mantap,.tulisan dengan segala genre
ReplyDeleteAlhamdulillah bisa berpuisi ria
DeleteBunda ini apa aja kok bisa ...
ReplyDeleteHebat
Belajar hati bicara pena bekerja
DeleteSalut buat Bunda yang pandai merangkai kata...
ReplyDeletepuisi...adalah sesuatu sangat sulit bagi saya untuk membuatnya 😭
Bulat bisa mencoba. bisa lah
DeleteBunda Astuti Hebat
ReplyDeletekemilau tak tampak hanya dipandang
rasa pikir begitu melayang
membaca kiasan kata pena bergoyang
lembar demi lembar terpampang
terlukis mimpi yang mengembang
Cakep. Terima kasih
DeleteMenarik sekali
ReplyDeleteBagus. Jadi ingat Tino Sidin
DeleteBaguuus
ReplyDeletewao... sudah ramai sekali di kolom komentar. Senang membaca puisi-puisinya dan melihat kolom komentar yang berjubel... Mari Menulis
ReplyDelete