Sri Sugiastuti
Heru Kurniawan dalam bukunya Kiat Praktis Menjadi Penulis Kreatif dan Produktif, tentang dongeng ia menuliskan bahwa Dongeng itu cerita paling kaya sedunia. Cerita yang punya hak untuk menceritakan berbagai hal. Ada ranting yang bisa menangis karena merindukan hujan, anak-anak ayam yang sedang mencari layang-layang, buku dan pensil yang setiap hari bertengkar, putri pangeran dan kurcaci yang kehilangan jejak langkah, tikus yang ingin berteman dengan gajah sampai hantu hantu penunggu buah mangga jatuh.
Lalu, apa hubungannya dengan Bu Kanjeng? Jelas ada. Bu Kanjeng yang sudah merambah youtube dan ingin jadi penulis cernak sekaligus punya cita-cita jadi pendongeng di youtube ingin memahami seluk beluk cernak dan dongeng.
Membahas tentang dongeng, Bu Kanjeng teringat kegiatannya dua tahun lalu saat PGRI Jateng punya kerja. Bu Kanjeng berkesempatan hadir di acara puncak peringatan hari guru nasional (HGN) tingkat provinsi Jawa Tengah tahun 2018.
Bu Kanjeng masih ingat dalam acara tersebut diberikan piala sekaligus penghargaan yaitu uang pembinaan kepada para guru yang sudah berprestasi baik di tingkat nasional atau di tingkat provinsi. Bu Kanjeng dapat ngga? Tidak. Dia cuma tim doa dan hore untuk PGRI Surakarta dimana ia tinggal.
Namun ada yang membuat Bu Kanjeng semangat ikut dalam acara tersebut. Karena, selain itu acara tersebut dilengkapi dengan pameran buku hasil karya guru se-jawa tengah jadi masing-masing kota dan kabupaten yang ada di Jawa Tengah memiliki stand khusus untuk memamerkan buku karya mereka.
Dalam pemberian penghargaan, Gubernur Jawa Tengah, salah satunya memberi hadiah kepada pemenang lomba menulis dongeng di tingkat nasional. Lomba itu dimenangkan oleh Wahyu Ratnawati seorang guru SD Cemara Dua Surakarta. Naskah dongeng yang berjudul Padi Si emprit yang memiliki 5 halamannya itu memenangkan juara pertama tingkat nasional.
Bu Kanjeng merasa beruntung bisa menghadiri acara tersebut sekaligus ada dalam mobil yang sama di perjalanan Solo-Semarang pulang pergi bersama para juara guru muda dari Surakarta yang berprestasi. Bu Kanjeng bangga dan sangat bersyukur dalam mendapatkan pengalaman baru.
Sesama penulis dengan jalur berbeda bisa saling curhat. Bu Kanjeng punya gagasan barter buku karya masing-masing. Bu Kanjeng punya buku parenting bertukar dengan buku dongeng Padi si Emprit buku dongeng.
Buku dongeng itu mengisahkan y
sedihnya si Emprit dan keluarganya karena tidak bisa panen raya dan mencari makan untuk anak-anaknya. Itu disebabkan sawah berubah menjadi bangunan. Petani rela menjual sawahnya dan beranggapan bahwa ia bisa membeli beras di pasar.
Pada akhir cerita penulis menyampaikan dan memberi pertanyaan kepada pembaca. Kalian bayangkan atau tanyakan kepada orang tua. Apakah Harapan si Emprit untuk panen padi bisa terwujud kembali dan bagaimana agar si Emprit bisa menikmati panen raya lagi?
Tiga pertanyaan yang dicantumkan di dalam dongeng itu betul-betul pertanyaan yang HOT sebagai pesan moral untuk pembacanya. Mungkin itu salah satu pertimbangan juri mengapa Buku dongeng yang hanya 5 halaman itu bisa menang lomba berhadiah uang tunai 5 Juta rupiah.
Bu Kanjeng sekali lagi merasa bangga dan termotivasi. Karena Bu Wahyu sang penulis dongeng itu bisa berjumpa Presiden saat HGN 2018 hadir di Bogor tepatnya Pakansari, sebagai pelaku yang mendapat penghargaan. Bu Wahyu juga berjumpa pak Ganjar dan masih diberikan penghargaan berupa uang dan piala.
Sungguh kebersamaan Bu Kanjeng dan para guru pemenang lomba me nulis selama 12 jam itu sangat disyukuri. Bu Kanjeng merasa dalam kegiatan apapun bila diniati dengan hati syukur dan ikhlas pasti ada hikmah yang bisa kita dapatkan.
Kebersamaan itu atas izin Allah dan termasuk acara mendadak. Dua hari sebelum hari H, ada info tentang pameran buku. Bu Kanjeng pun langsung menghubungi Sekretaris PGRI Surakarta dan sekaligus ditunjuk untuk mewakili penulis yang lain. berhubung waktunya mepet dan penulis harus menyiapkan 3 buku untuk setiap judul maka yang siap diikutkan untuk Surakarta hanya 14 judul. Itu pun 6 judul buku karya Bu Kanjeng yang sudah cetak ulang. Karena buku terbarunya sold out.
Ketika acara puncak dimana pak Ganjar menyampaikan sambutan nya yang sersan, serius tapi santai beliau tidak ingin dikasih buku tetapi ingin membeli buku yang dipamerkan masing-masing satu judul satu exlempar.
Alhamdulillah 6 judul buku Bu Kanjeng yang terbit di tahun 2018 ikut menjadi bagian dari buku yang dikoleksi oleh Bapak Ganjar Gubernur Jawa Tengah. Tentu saja ini suatu rezeki di akhir tahun yang tidak pernah Bu Kanjeng targetkan sebelumnya.
Intinya, Bu Kanjeng semakin yakin bahwa apa yang sudah ditulis dan dibukukan akan menemui takdirnya. Ayo, yo semangat menulis.
Soloraya 10-12-2018.
37 Comments
Sungguh luarbiasa, untaian kata yg di tuangkan lewat jemari piawai, tak mampu tuk dipungkiri ketajaman menatap masa depan.
ReplyDeleteGood job bu kanjeng...
Yo ayo semangat menulis
DeleteBu kanjeng emang ok...selalu dan terus bergerak...
ReplyDeleteMendaur ulang tulisan lama dan pesannya ayo jangan takut untuk ikut lomba
DeleteBu kanjeng emang ok...selalu dan terus bergerak...
ReplyDeleteMendaur ulang tulisan lama dan pesannya ayo jangan takut untuk ikut lomba
DeleteAlhamdulilah ibuk... Smg virus mnulis mnular ke saya dan tmn2 pltihn guru mnulis
ReplyDeleteAamiin YRA. Jangan lelah menulis ya
DeleteKapan aku bisa mengikuti semangat Ibu Kanjeng ...produktif aktif di masa emas
ReplyDeletePasti bisa. Tidak ada kata terlambat
DeleteLuar biasa Bunda. Semangat dan sehat selalu. Amin....
ReplyDeleteAamiin YRA , Tercurah doa yang sama untuk Bu Mien, pakar dongeng dari Purwokerto
DeleteSelalu menginspirasi bund
ReplyDeleteAlhamdulillah. Mana hasil belajar menulisnya
DeleteTulisanya mengalir enak dibaca nggak terasa sudah habis terbaca semua
ReplyDeleteBegitu ya. Kita bisa menulis yang pernah kita perbuat dan lakukan, tentu saja tidak lupa mengajak kebaikan
DeleteMasya Allah bu, ceritanya sungguh luar biasa. Penuh pasan...🥰
ReplyDeletesemoga menginspirasi
DeleteWah luar biasa, memotivasi sekali
ReplyDeleteAlhamdulillag Pak guru, jangan takut ikut lomba
DeleteLuar biasa ibu kanjeng, menginspirasi, semoga bisa mengikuti jejak ibu kanjeng
ReplyDeleteAamiin YRA, semangat dan terus menuulis pasti bisa
DeleteLuar biasa
ReplyDeleteMari berproses bareng dan bersinergi. Kita bisa
DeleteBunda mmg T O P ...
ReplyDeleteSyukaaaa klo baca tulisannya bunda
Nyempatkan ngisi blog, ingat kisah itu yang bisa didaur ulang dan menginspirasi
DeleteKetika acara puncak dimana pak Ganjar menyampaikan sambutan nya yang sersan, serius tapi santai beliau tidak ingin dikasih buku tetapi ingin membeli buku yang dipamerkan masing-masing satu judul satu exlempar. joss banget, coba buku omjay ada di sana hehehe
ReplyDeleteIya Om, akhirnya gerakan itu diikuti Pak Bupati tiap kabupaten Di Jawa Tengah, ikut membeli karya guru untuk dimanfaatkan di Perpusda
DeleteKrenn ibu..
ReplyDeleteAlhamdulillah cuma mendaur ulang tulisan, dibung sayang
DeleteBerkah dari menulis nggih Bu..
ReplyDeleteIya Bu, yang penting menulis hasil akhir bagian dari kebijakan Allah
Deletebetul bu, donegng memang sangat menakjubkan dampaknya
ReplyDeleteSemoga masih sempat mendongeng denganpesan moral yang bisa membentuk karakter
DeleteSalam kenal, Bu. Luar biasa tuisannya. Sangat menginspirasi.
ReplyDeleteSalam kenal kembali. Namanya indah dan penuh makna. Saya suka.
DeleteSalam kenal Bu..
ReplyDeleteTerima kasih ilmunya, semoga bermanfaat