Salam Literasi: CATATAN EDITOR DAN APRESIASI: Sri Sugiastuti Setiap ada buku Antalogi yang mau lahiran, hati Bu Kanjeng selalu berdegug kencang. Bu Kanjeng yang mengawal setiap Antalog...
Sri Sugiastuti Bu Kanjeng kali ini ingin berbagi kisah Pak Saleh. Pak Saleh yang baru saja meninggal dunia. Ia meninggal karena dampak Corona. Tanpa terpapar, sebagai ODP ataupun PDP. Pak Saleh salah satu jamaah masjid Al Fath di tempat Bu Kanjeng tinggal, menghembuskan napasnya di rumah. Ia pergi dengan membawa rasa kecewa yang mendalam di usianya yang 70 tahun. Mungkin itu sudah takdirnya. Bu Kanjeng tetap menghimpun kronologi meninggalnya Pak Saleh. Ia yakin ada pelajaran yang bisa diambil dari kisah meninggalnya Pak Saleh. Kisah ini bisa jadi bahan renungan Bu Kanjeng dan pembaca. Betapa kematian itu sangat dekat dan sesuai dengan antriannya masing-masing. Konon malaikat hadir ke rumah hamba Allah sebanyak 70 kali setiap hari. Malaikat itu siap kapan saja mencabut nyawa manusia yang sudah ada catatannya di tangan malaikat. Jadi siapa pun dia dan apapun jabatannya kalau sudah dapat panggilan tak bisa dimajukan atau dimundurkan satu detik pun. Pak Sale
Sri Sugiastuti Setiap ada buku Antalogi yang mau lahiran, hati Bu Kanjeng selalu berdegug kencang. Bu Kanjeng yang mengawal setiap Antalogi yang dibidani, layaknya menunggu bayi yang akan lahir ke dunia. Bu Kanjeng woro-woro dan minta bantuan sahabatnya para ‘Pujangga Aksara’ agar bisa mereview naskah bakal buku. Bu Kanjeng berharap tulisan yang dirangkai oleh guru yang mengaku sebagai penulis pemula itu akan memenuhi takdir yang baik dan penuh dengan keberkahan. Ada 2 catatan yang akan disajikan Bu Kanjeng. Catatan dari seorang guru yang mengaku sebagai guru dari daerah terpencil di NTT. Beliau Bapak Heronimus Bani ‘Pujangga Aksara’ ini sudah membuat catatan tersendiri buat buku Antologi “ Semangat Belajar Menulis Bersama Bu Kanjeng “ . Ada juga satu catatan Apresiasi dari Bapak Rektor Universitas Persatuan Guru 1945-NTT. Di bawah ini kutipannya. Pada kesempatan ini saya menyampaikan apresiasi dan proficiat kepada Bu Kanjeng Sri Sugiastuti dan bapak Guru Heronimus Bani dan k
Sri Sugiastuti “Bahagiakan dirimu, hapus keangkuhan, matikan keluhan, kembangkan syukur, percayalah hidupmu akan lebih bahagia dari sebelumnya” Bu Kanjeng dapat tuga menulis tentang perempuan. Ya perempuan yang sangat disayang Allah. Judul tulisan ini bagian dari cara Bu Kanjeng bagaiana mengarsipkan apa yang dilakukan dan dikembangkan dalam suatu tulisan yang berguna untuk dirinya sendiri atau orang lain. Rasanya kurang afdol bila suatu kegiatan yang sudah menghabiskan waktu, tenaga dan pikiran kalau tidak diabadikan dalam sebuah tulisan.Entah bermanfaat entah tidak, yang penting sudaah diniatkan menjadi catatan khusus. Sering kita membaca atau juga diingatkan untuk menjadi perempuan hebat. Perempuan yang tangguh dalam segala hal dan harus sukses dalam bidang yang kita tekuni. Yang jadi pertanyaannya sudahkah kita menyiapkan pondasi awalnya? Jangan sampai kita sibuk menata banguan yang kokoh namun seringkali melupakan menciptakan landasan awalnya.Bu Kannjeng berusaha
Sdh terbit?
ReplyDelete