Berkebun di Masa Pandemi
Sri Sugiastuti
"Lihat kebunku penuh dengan bunga.." Ahay syair itu mengingatkan masa kecil Bu Kanjeng saat berdiri di depan cermin sambil menyanyikan lagu tersebut.
Bu Kanjeng tidak ingin berkisah tentang lagu anak, tetapi ingin berbagi tentang tanaman hias yang saat ini mulai booming kembali. Pengamatan Bu Kanjeng sebenarnya sudah sejak lama. Khususnya ketika ia melewati pasar Nongko dan di sebelah kiri yang deretan rel kereta arah stasiun Balapan selau macet karena dipenuhi mobil yang parkir di sepanjang jalan itu.
Rupanya sentra penjual tanaman hias penuh dengan pengunjung. Aneka tanaman hias baik yang datang dan pergi silih berganti. Memang pedagang itu mendatangkan tanaman hias dari daerah bandungan dan sekitarnya. Tentu saja Bu Kanjeng senang melihat fenomena seperti ini.
Ini bagian dari siklus kehidupan. 12 tahun lalu Bu Kanjeng pernah berjaya ketika menggeluti dunia tanaman hias. Padahal ia menekuninya tidak terlalu profesional lebih ke arah silahturahmi. Itu lah Bu Kanjeng, ia memang bukan pebisnis sejati. Alhamdulillah uang keuntungan dari jualan tanaman hias di tahun 2009 bisa digunakan untuk biaya kuliah S - 2nya. Kok bisa mungkin muncul pertanyaan seperti itu ya?
Saat itu yang sedang booming tanaman hias Antarium. Tanaman itu sanggup menghipnotis semua kalangan dari mulai tukang becak, anggota DPR, hingga konglomerat. Bu Kanjeng tidak bermain di tanaman indukan yang menghasilkan tongkol dan diprediksi jadi pundi-pundi rupiah. Ia hanya sebagai tempat transit benih Antarium jenis Gelombang Cnta, Jemany, Huchery dan sejenisnya.
Media baki ukuran 30 cm x 40 cm berisi bibit yang baru berdaun satu atau istilahnya " bendera" begitu datang sore hari, malam itu juga sudah pergi ke tempat pembeli atau mungkin berpindah tangan. Sedangkan tanaman yang besar kadang Bu Kanjeng terpikat juga tetapi tidak sampai di harga puluhan juta. Ia tidak ingin tanaman itu berlama-lama di rumahnya. Saat ada yang berminat, harga cocok langsung dilepas.
Paginya dengan senyuman gembira Bu Kanjeng berangkat sekolah melewati beberapa rumah dimana ia bisa berbagi dari rezeki yang diperoleh semalam. Serasa tidak percaya saat kenyataan dari ucapan orang jawa dengan istilah " Bayare nganggo godong" kenyataannya seperti itu. Bu Kanjeng bisa bayar uang kuliah S-2 nya bisa nengok ibunya di Jakarta pulang pergi naik pesawat. Uangnya dari mana? Ya dari daun.
Bu Kanjeng juga sempat ikut berbagai pameran tanaman hias dari mall ke mall. Kadang di satu even yang digelar EO. Bu Kanjeng ikut pameran ia senang dapat teman baru sesama pencinta tanaman hias.
Bisnis itu sempat bertahan 4 tahun dan akhirnya meredup. Nah sejak itu bu Kanjeng sudah mulai sibuk dengan dunia literasi. Urusan tanaman hias dia serahkan ke Pak Kanjeng pecinta tanaman sejati.
Saat ini akibat dari pandemi Covid-19 penggemar tanaman hias terbangun kembali. Mereka punya banyak waktu di rumah yang bisa digunakan untuk berkebun dan merawat tanaman hias. Orang yang punya sense of business memanfaatkan ini semua. Mereka bisa menjadikan peluang yang baik.
Sepertinya bu Kanjeng mulai tertarik nih. Tetapi waktu yang dimiliki cuma 24 jam. Ada skala prioritas yang lain yang harus dikerjakan. Ia hanya punya waktu sedikit untuk melirik tanaman hias padahal penampakan tanaman hias itu begitu menggoda.
Untuk sementara Bu Kanjeng cukup puas bila adiknya bisa menekuni bisnis ini, lalu berkibar. Dari adiknya bu Kanjeng banyak belajar tetang tanaman hias. Sang adik bisa dikatakan pemain lama yang sudah biasa jatuh bangun di bisnis tanaman hias. Termasuk sempat kemalingan 15 pot antarium ukuran besar dicuri orang. Adik Bu Kanjeng tidak jera karena hidupnya dari nursery yang dimiliki.
Kemaren Bu Kanjeng minta dikirimi foto tanaman hias yang memiliki nama yang memikat. Ada Kadaka, lidah nertuay, kristantus, janda bolong, Aglonema, sirih enjoy dan masih banyak lagi lainnya.
Semoga Bu Kanjeng bisa menyisihkan waktunya untuk merawat tanamannya. Sejatinya tanaman itu seperti manusia bila sering disapa dirawat dengan baik ia akan tumbuh subur, cantik dan bisa dipandang sebagai penyejuk mata.
44 Comments
Mantap jaya
ReplyDeleteAlhamdulillah ini nyoba ngeblog via Hape. Ada.gambar yg g sesuai tema nyelonong
DeleteWaah bu kanjeng ini memang dari dulu orangnya ulet dan rajin ya, tdk mau diam. Ada saja yg dikerjakan.dan sukses pula. Saya sangat kagum dgn keuletan bu Kanjeng. 👍
ReplyDeleteMemanfaatkan peluang yang ada
DeleteMasya Allah, tulisan yg bagus, mengalir dan enak dibaca. Apalagi banyak gambar2 tanaman hias yg menggoda. Salut bunda dengan daun bisa membayar kuliah S2. Sangat inspiratif. 👍🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah Bu kisah lama. yang tak mungki teelupakan, bisa menikmati bisnis daun dengan hati2 karena banyak orang stesd waktu itu
DeleteKeren itu daunnya lubang sendiri ataw di lubangi bun
ReplyDeleteItulah kuasa Allah malah ada yg vatigata duam warna tapi harganya mahal.namsnya itu tanaman Janda bolong
DeleteSaya pengen ini. Semoga bisa terwujud. Aamiin
ReplyDeleteBisnis bunga Bu? Ayo
DeleteSuka yang janda bolong. Lucu daunnya.
ReplyDeleteSiap kirim ,mau?
DeleteHebatny bu kanjeng rajin dan ulet dan bisa memanfaatkan peluang yag ada.....sy juga seneng bertanam cuma sebisanya di sela2 tugas sehari2.....pasar nongko, stasiun Balapan.....duuh ..jd kangen mudik Buuu
ReplyDeleteAyo Bu kapan mudik
DeleteYuk ikut menanam dan merawat tanaman hias
ReplyDeleteBesok.kl ke solo saya kasih bibit tanaman buat Tante Jay
DeleteCeritanya enak dibaca. Serasa berada di taman bunga...
ReplyDeleteTanaman hias yang membuar sejuk di.maata
DeleteBunganya cantik2
ReplyDeleteMerawat bunga dengan hati, bungapun akan tampil cantik dan menawan
Mantap bunda ....
Kadang sambil menyiram bunga saya ajak bicara
DeleteWooow ...cantik2nya bunganya bu Kanjeng, siiip markusiip lagi kalau diberi pupuk organik ECO FARMING
ReplyDeleteEco farming dujual dimana?
DeleteLuar biasa bunda kanjeng...semoga sukses dibisnis tanaman hias dan kian berkibar sebagai pegiat literasi...sukses bun...
ReplyDeleteAamin YRA
DeleteHemm.. Bunganya bikin sejuk dimata, tulisannya bikin senang di hati
ReplyDeleteAlhamdulillah, penggemar tanaman hias boleh dong berbagi kisah
DeleteWah mantuul bu kanjeng. Top markotop dah
ReplyDeleteApayg mantul Bu,kisah lama didaur ulang
DeleteNah ini dia. BiyungBCH juga ikut-ikutan. Kalau saya sih merawat yang merwat bunga aja, deh.
ReplyDeleteCucok Pakde
DeleteWah,mantap banget ya bu,rupanya di mana- mana srdang musim lagi tanaman hias.
ReplyDeleteIya Bu, Hikmah dari Pandemi
Delete👍👍
ReplyDeleteTq
Deletejooos, pengin rasanya ikut bertaman dg tanaman hias
ReplyDeleteDicoba Pak
DeleteWow keren bunga kesukaanku Bu
ReplyDeleteMari galakkan hobi berkebun
DeleteMerawat tanaman menjadi penghibur hati bund
ReplyDeleteAsikkk saya suka bunga dehh bu, ...inspirasi
ReplyDeleteKeren...
ReplyDeleteKeren...
ReplyDeleteKeren...
ReplyDeleteMantap bunga yang sangat indah.
ReplyDelete