Foto Doc Pribadi
Rumpisari Bu Kanjeng
Oleh: Sri Sugiastuti
"Butuh sebuah keberanian untuk memulai sesuatu, dan butuh jiwa yang kuat untuk menyelesaikannya."
- Jessica N.S. Yourko -
"Hidup itu memang pilihan ya Bu.Tetapi menurut Wati tetap saja Mbak Iyem itu bodoh." Mbak Wati asisten keponakan Bu Kanjeng yang sedang menemani Bu Kanjeng di dapur nyeletuk tanpa sebab.
Kebiasaan Bu Kanjeng masuk dapur saat di rumah keponakannya memang bagian dari cara Bu Kanjeng berbagi. Pemilik rumah yang tinggal di Jakarta itu selalu rindu masakan Bu Kanjeng. Obrolan akan semakin seru bila Bu Kanjeng sebagai pendengar setia atau menanggapi obrolan Mbak Wati sang asisten itu.
Mbak Watik sudah lebih 20 tahun mengabdi di keluarga adiknya Bu Kanjang. Ia perempuan paruh baya yang bersuamikan seorang sopir. Ia sudah berkeluarga tetapi belum dikaruniai anak. Sebagai asisten yang datang pagi pulang petang, banyak sekali kisah haru, lucu dan kadang mengundang empati dari kisah-kisah yang dilontarkan.
Salah satu obrolan yang menarik saat itu tentang Mba Iyem tetangga Mbak Watik yang dianggap bodoh menyikapi nasibnya. Jadi menurut cerita Mbak Wati. Si Iyem itu yang punya 3 orang anak suatu hari karena kecelakaan ia harus kehilangan suaminya dan menyandang status janda. Mbak Iyem yang hidup serba kekurangan dan kehilangan suami tentu saja beban hidupnya semakin berat.
Mbak Iyem beruntung masih berada di lingkungan orang yang peduli dengan keluarganya. Apalagi orang yang menabrak suaminya hingga meninggal bertanggung jawab dan ikut membantu biaadwya sekolah anaknya tiap bulan. Ia juga mendapatkan banyak santunan dari lingkungan juga badan amal lainnya. Alhamdulillah terbantu semua biaya hidup dan kebutuhan sekolah anaknya.
Sayangnya semua itu hanya berjalan selama 8 bulan. Ada satu hal yang menggugurkan semua bantuan yang biasa diterima Mbak Iyem. Ia kepincut dengan seorang duda dan bersedia dinikahi. Sejak itu semua bantuan terhenti.
Mbak Watik yang diajak curhat pun berkisah. Bu Kanjeng menyimak dengan baik. Banyak hikmah di balik kisah Mvak Iyem.
" Lah kenapa Mbak Iyem gatel pengen keburu nikah ?" Tanya Bu Kanjeng penasaran.
"Mbak Iyem tertipu Bu. Disangkanya calon suaminya itu orang Betawi yang punya banyak kontrakan dan bisa menjamin hidupnya dan keluarganya. Ternyata urusan kontrakan rumah yang ngurus bukan si Bapak tetapi anak-anaknya." Jelas Mbak Watik.
" Wah, Mba Iyem kecewa berat ya? Bukan Dukay dan Duren ternyata, tetapi Duren beneran." Komen Bu Kanjeng.
Maksud Bu Kanjeng Dukay itu duda kaya dan Duren Duda Keren atau Duren Duda Renta.
" Bukan cuma kecewa Bu tetapi juga menyesal. Bebannya bertambah, " Sambung Mbak Watik.
"Maksudnya bagaimana Mba? Bukannya suami Mbak Iyem bisa mencukupi nafkah lahir batin Mbak Iyem?" Tegas Bu Kanjeng
"Boro- boro Bu, Suaminya Mbak Iyem malah kena stroke ringan. Bermasalah sama kedua lututnya. Terpaksa Mbak Iyem yang merawatnya." Samgung Mbak Watik.
"Hmmm, beban Mbak Iyem bertambah dong? Yang membantu dia sekarang siapa?"Cecar Bu Kanjeng.
"Ada anak Mbak Iyem yang sulung. Dia juga baru merintis usaha jualan ayam potong dan ayam penyet. Si Fajar bisa membantu ibunya ala kadarnya." Jelas Mbak Watik.
"Menurut saya sih Mbak Iyem ngga bodoh. Niat dia mengubah nasib, dan berharap keberuntungan ada di pihak dia. Punya suami, ada yang menangani dan hidupnya tenang. Kalau kenyataannya tidak sesuai dengan harapan ya itulah yang harus diterima dengan lapang dada. Hikmahnya buat kita apa ketika dihadapkan pada kisah Mba Iyem? Ya bersyukur dan harus lebih hati-hati memaknai setiap musibah yang Allah berikan." Bu Kanjeng jadi ceramah agak panjang.
Dalam kisah Mbak Iyem kita tidak bisa menyalahkan Mbak Iyem. Ia sudah berani mengambil satu keputusan dengan segala risikonya. Yang dibutuhkan saat ini adalah jiwa yang kuat dan ikhtiar agar ada pertolongan lain untuk meneruskan kehidupannya dan keluarganya.
Catatan 08 Syawal 1442.
12 Comments
Betul bunda.. Tdk perlu mnyalahkan yg terpenting aekarang bgmna untuk tetap bs bertahan dan tetap tercukupi semua kbthnnya..
ReplyDeleteIya. Semua dihadapi dengan tenang dan sabar.
DeleteKisah yg penuh hikmah ....menjd pembelajaran bg kita semua....bahwa manusia hnya bs berencana...dan keputusan akhirnya adlh takdir Alloh yg Maha Menghendaki....pasti ada hikmah terindah dibalik setiap masalah / musibah...tetap sabar...bersyukur dlm segala suasana
ReplyDeleteIya Bun. Jadi kulakan kisah dari sumber yang tidak kita duga
DeleteTulisan ibu enak di baca kayak bicara langsung....wet pengen kayak ibu....mohon bimbingan nya dalam menulis ya Bu Kanjeng...salam sehat selalu...❤️❤️🙏
ReplyDeleteMenulislah tiap hari dan perbanyak silahturahmi
DeleteAlhamdulillah bisa mengikuti tulisan bunda kanjeng yang selalu penuh inspirasi..🙏🙏
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung Pak Iroen
DeleteHidup adalah pilihan. Saling tolong menolong adalah kewajiban kita
ReplyDeleteSetuju Bun. Teri kasih sudah singgah
DeleteHidup adalah pilihan dan takdir tetap di tangan Allah. Tapi terkadang orang lain menyalahkan pilihan kita. Padahal kita tidak mengeluh. Entahlah. ..duh, kok jd baper hehe...
ReplyDeleteSemoga Mba Iyem bisa mengatasi masalahnya
Delete