Bu Kanjeng dan Gol A Gong di Kopdar 2 RVL Yogyakarta

"RVL Berkolaborasi dengan Gol A Gong dari Realitas ke Fiksi Mini."
Sumber : Materi Workshop Kopdar 2 RVL di Yogyakarta 

Kopdar 2 RVL di Yogyakarta bertajuk  24-25 Juni 2023 sudah usai dengan mengukir berjuta kenangan di memori para peserta. Tak terkecuali dengan Bu Kanjeng yang ikut membersamai acara tersebut dari awal hingga akhir. Peserta yang rata-rata mengaku sebagai penulis di  acara kopdar kali ini selain ada giat peluncuran buku, Temu kangen, wisata literasi, ada juga workshop kepenulisan sebagai ajang mengupgrade diri para peserta yang haus ilmu kepenulisan agar naik kelas menjadi penulis yang andal.

Panitia kali ini untuk mengisi pelatihan menghadirkan dua tokoh dari dunia literasi. Beliau Mas Gol A Gong dan Bapak Eka Budinata. Rencananya acara ini digdrelar secara luring, tetapi kodratullah pada akhirnya dilaksanakan secara daring. Walaupun dikemas secara daring, workshop ini sangat menarik dan bermanfaat.

Bu Kanjeng bersyukur bisa mengikuti workshop di ruang Auditorium milik BBGP Seni Budaya Yogyakarta yang begitu megah. Peserta dimanjakan dengan berbagai fasilitas dan kenyamanan. So nikmat Allah manakah yang kamu dustakan. Perangkat teknologi yang canggih berhasil melakukan kegiatan ini nyaris sempurna tanpa jarak. Walaupun  narasumber berada di Serang dan Peserta berperan ada yang di auditorium dan di seluruh Indonesia.

Di awal acara setelah moderator mempersilakan Mas Gol A Gong memulai menyampaikan materi. Slide demi slide terpampang dan komunikasi dua arah terjadi. Bu Kanjeng sangat menikmati apa yang disampaikan narasumber sambil mengenang kedua orangtuanya yang memiliki kiat yang sama dalam mengenalkan literasi kepada anak-anaknya. Bagaimana  Emak dan Bapak telah membacakan dongeng kepada Mas Gol A Gong, menggiringnya agar suka membaca dan olahraga, hingga kisahnya yang harus diamputasi. Pun orang- orang yang mengkhawatirkan masa depannya
Suasana di ruang Auditorium sebelum acara  workshop dimulai

Mas Gol A Gong memberi motivasi bahwa membaca itu memiliki banyak manfaat diantaranya: membuat otak produktif, memiliki rasa empati dan peduli pada lingkungan,  menurunkan stres, fokus terhadap masalah,  anti pikun, memperpanjang usia  dan bisa mengurangi depresi. Begitu banyak manfaat membaca. Mengapa tidak kita budayakan terus gerakan literasi agar meraih manfaatnya dengan mudah.

Sebelum sampai ke materi Bu Kanjeng merefleksi termasuk di kategori manakah dirinya ketika memulai satu tulisan. Apakah selalu terburu-buru, cepat bosan, tulisan cenderung terlalu panjang, lebih sering menyendiri, atau harus ada referensi saat menulis.

Seorang Gol A Gong mendapatkan ide menulis dengan banyak membaca. Ia juga mengadakan berbagai riset lapangan yang dilakukan sambil traveling mengisi ceruk hati. Pesan Gol A Gong "Setiap melakukan perjalanan, jangan sekadar melihat, tapi menemukan 5W plus 1H." Selain itu Mas Gol A Gong memberi alasan mengapa ia menyukai  fiksi mini dan banyak mengajak orang untuk menguasai penulisan genre fiksi mini. Karena 
Fiksi Mini ibarat hidangan siap saji.Resepnya jitu dan penuh sensasi. Dihidangkan cepat. Tiba-tiba habis dengan rasa penuh kejutan. Ingin nambah lagi.

Dijelaskan secara daring dengan bantuan slide bahwa ada 3 jenis cerita pendek, yaitu: Cerita mini/Fiksi mini (Flash Fiction). Cerita pendek panjang (Long Short Stories). Cerita pendek (Short stories). Kita bisa menentukan seberapa mini ceritanya. Yaitu Karya fiksi yang  singkat, bahkan lebih ringkas daripada cerita pendek. Umumnya di bawah 1000 kata. 100 – 250 kata. (Wikipedia) 100 kata – 140 kata (twitter/flash fiction). Semua disesuaikan dengan medianya; apakah twitter, FB, IG, website dan juga kembali kepada penulisnya.

Ketika akan menulis fiksi mini syarat utamanya ada 7 unsur penting.Yaitu ; 1. Berpikir minimalis. 2.Karakter harus kuat. 3. Setting cerita harus terjadi di satu tempat dan satu waktu. 4. Konflik selesai saat itu juga. 5 Ending yang mengejutkan (twisted ending, plintiran cerita) 6. Alur cerita cepat. 7. Cerita jangan bertele-tele.
Sumber : Materi Workshop Kopdar 2 RVL di Yogyakarta 


Bu Kanjeng mengutip 1 fiksi mini yang ada di slide.

RIVER DIN – 190 KATA
       Aku cium aroma tubuhnya. Harum, parfum berkelas. Blue jeans legendaris, kaos bergambar rocker, bersepatu kelas dunia. Wajahnya cantik seperti artis sinetron.
     “Dengan memotret aku bisa melupakan kesedihanku. Setahun lalu aku kecelakaan. Tulang punggungku patah.” Dia kembali memotret sungai.
     Aku dorong kursi rodanya ke tembok pembatas sungai Musi. “Aku dari Jakarta. Sudah sejam menunggu seseorang. Kencan buta. Kenal di medsos.”
     “Kenal di medsos? Semudah itu?”
     “Bukankah cinta itu mudah jika kita membuka diri? Dari mata turun ke hati.”
     “Dari medsos turun ke hati!” Dia tertawa.
     “Aku merasa dia adalah perempuan yang dikirim Tuhan untukku.”
     “Dikirim Mark Zuckerberg!”
     “Namaku ‘Nanda’, 30 tahun. Karyawan di TV swasta.” 
     Si kursi roda itu menjabat tanganku. “Aku sudah tahu sejak pertama kali melihatmu sejam lalu. Kamu pasti ‘Nanda’.” 
     “Kamu?” Sudah pasti aku terkejut.
     “Aku ‘River Din’. Perempuan yang berjanji menemuimu di sini.”
     Aku semakin terkejut ketika dia bangun dari kursi roda dan berjalan lebih dekat ke tembok pembatas sungai. Dia memotret semua yang ada di sungai. Kemudian menoleh kepadaku dan tersenyum mempertontonkan barisan giginya yang memesona.

Wah Bu Kanjeng tersenyum penuh makna. Fiksi Mini itu penuh kejutan. Kapan Bu Kanjeng bisa membuat fiksi mini yang cetar dari hasil belajar bersama mas Gol A Gong. Ayo lah segera action. Ia mulai membangun kekuatan un5bisa menulis genre fiksi  ini.

Sebagai akhir dari tulisan ini ada yang ingin Bu Kanjeng sampaikan. Yuk kita mulai menulis dengan patokan  punya ide, punya tokoh, punya judul, menentukan setting lokasi, ciptakan konflik, buat ending yang mengejutkan. Semudah itu kah? Yuk dicoba.

Surakarta Hadiningrat, 27 Juli 2023



Post a Comment

10 Comments