Bu Kanjeng dan wisata Literasi di Kopdar 2 RVL

Kunjungan ke Tamansiswa dalam rangka wisata literasi kopdar 2 RVL tanggal 24-25 Juni 2023

Bu Kanjeng dan Wisata Literasi di Kopdar 2 RVL. 

Oleh: Sri Sugiastuti 

Yogyakarta dengan ikon kota Pelajar, memang sangat cocok sebagai tempat wisata literasi.  Apalagi pilihan jatuh pada Tamansiswa dimana Yogyakarta identik dengan pendidikan. Tokoh Pendidikan tersebut adalah Ki Hajar Dewantara  

Sosok Ki Hajar Dewantara di mata Bu Kanjeng sangat tidak asing. Ia mengenalnya sebatas tokoh pendidikan di Indonesia yang lahir dari kalangan bangsawan di Yogyakarta. Namun, kopdar 2 RVL di Yogyakarta dengan kegiatan Wisata Literasi ke Taman Siswa mengubah sudut pandang Bu Kanjeng tentang Ki Hajar Dewantara.

Ki Hajar Dewantara, yang memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, adalah seorang tokoh pahlawan nasional dari Indonesia yang hidup pada zaman kolonial Belanda. Ia lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta dan meninggal pada 26 April 1959 di Yogyakarta.

Sebagai seorang pendidik, Ki Hajar Dewantara memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah pendidikan Indonesia. Ia dikenal sebagai pendiri Taman Siswa, sebuah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk memberikan akses pendidikan kepada rakyat Indonesia tanpa memandang status sosial, ekonomi, atau suku. Visi pendidikan Ki Hajar Dewantara adalah mewujudkan manusia Indonesia yang berbudaya, beradab, berdikari, dan dapat berkontribusi positif bagi bangsa dan negara.

Saat mengadakan kunjungan ke Taman Siswa peserta disuguhi semacam drama tanpa gerak yang mengingatkan pada kehidupan Ki Hajar Dewantara beserta keluarga memajukan pendidikan di Indonesia. Seakan diajak menyaksikan secara nyata kehidupan Ki Hajar di masa lalu, tentang pemikiran dan apa yang sudah dilakukan.

Bu Kanjeng merasa beruntung. Begitu banyak pengetahuan yang mencerahkan yang didapat saat mengikuti Wisata Literasi yang menjadi bagian dari kegiatan kopdar 2 RVL. Yang paling berkesan dan i gin diabadikan adalah Ajaran atau Piwulang yang didapat dari R.M. Suryapranata (1911) putra K.P.H. Suryaningrat, atau cucu K.G.P.A.A. Paku Alam III. Beliau adalah kakak kandung Suwardi Suryaningrat (Ki Hadjar Dewantara).

Berikut beberapa kutipan yang sangat mencerahkan dan sampai saat ini masih relevan.

1. Yen kowe anglakoni samubarang, kudu kalawan sěněng kang trusing ati
(Jika engkau melakukan sesuatu harus dengan senang hati yang tulus)

2.Elinga yen ananing kamajuan iku amung saka sethithik
(Ingatlah bahwa kemajuan itu terwujud sedikit demi sedikit)
3. Aja susah cinacad aja bungah dialěm
(Jangan sedih dihina, jangan bangga ketika dipuji)

Bagaimana agar terus berusaha dan berserah diri pada Tuhan

1. "Ilanging bandha bakal tinuku saka wěkěling gawe. Ilanging kasarasan bakal tiněmu saka ing jamu. Sěpining kawruh bakal tuwuh saka sinau. Nanging lěbure wanci iku kang angel dandanane, sabab ora tiněmu saka sakeh sarana, kajaba amung yen antuk pitulunganing Pangeran”.

Terjemahan:
Hilangnya harta kekayaan dapat terbeli dengan giat bekerja. Hilangnya
kesehatan akan dapat ditemukan (lagi) dengan berobat. Sepinya pengetahuan akan tumbuh dari belajar. Namun hilangnya waktu itulah yang sulit diperbaiki, sebab tidak ditemukan dari segenap sarana, kecuali jika mendapat pertolongan Tuhan.

Gunakanlah waktu sebaik mungkin.

1. Dentěměn-tuměměn ing akeh
Upayakan bersungguh-sungguh dalam banyak hal’ (istiqomah)
Awit manungsa kang katěkan sabarang karepe, ora liya saka těměn tuměměning ati,
mulane wajib wong ngarah kautaman iku musthia ati kang těměn. Aja leren yen
durung katěkan sědyamu, aja kěmba ing gawe yen arep kasembadan ciptamu.
Satěměne manungsa kang padha misuwur ing kaluhurane iku ora liya-liya saka tawěkal awake. (Sotya Rinonce, h.44)

Terjemahan:
Asal muasal manusia bisa mencapai semua yang diinginkannya, tidak lain dari hati,
itu sebabnya wajib bagi orang yang mengejar keutamaan memiliki kesungguhan
hati. Jangan berhenti jika tujuanmu belum tercapai, jangan ragu dalam bekerja jika ingin tercapai impianmu. Sesungguhnya manusia yang tersohor kehormatannya
tersebut tidak lain karena sifat tawakalnya.

Memaknai dan merenungkan apa saja yang baru ditulis, Bu Kanjeng merasa betapa hebat pemikiran dan wawasan dari R.M. Suryapranata (1911) putra K.P.H. Suryaningrat, atau cucu K.G.P.A.A. Paku Alam III. Falsafah hidup orang Indonesia itu sangat luar biasa. Kita yang hidup saat ini walaupun sudah begitu lama dicetuskan, ternyata masih sangat bermakna hingga kini.

Surakarta Hadiningrat, 30 Juli 2023.

Post a Comment

1 Comments