Sri Sugiastuti
Waktu bergulir, dan tiba di penanggalan 2 Syawal 1441H.
Orang biasa menyebut dengan Lebaran hari
kedua. Dalam kondisi normal hampir di setiap daerah akan dipadati kaum mudik.
Tetapi tidak untuk Lebaran kali ini. Seluruh negara masih berperang melawan
Covid-19. Si Virus nakal itu menghalangi
semua rencana yang sudah ditata apik
jauh hari sebelumnya.
Apakah ini masalah buat
Bu Kanjeng dan keluarga? Pastinya iya. Tetapi Bu Kanjeng berusaha
menghadapinya dengan berpikir jernih. Ia tak mau stres. Di hari pertama
Lebaran, Bu Kanjeng sekeluarga duduk manis di rumah dan open house sebentar
untuk anak mantu dan besan. Tidak afdol rasanya
lebaran tanpa sungkeman dan makan lontong opor bareng. Momem satu hari
itu masih bisa dinikmati Bu Kanjeng dan
keluarga. Alhamdulillah.
Nah di hari ke dua Lebaran, suasana rumah semakin adem dan
tertata. Tiga anggota anaknya, Bapak dan Ibu berbagi tugas membersihkan rumah
sebelum pergi. Tanpa sarapan rumah sudah
bersih dan rapi, mereka pun keluar rumah. Ada 3 tempat yang harus dikunjungi.
Bu Kanda paham SOPnya bagaimana harus berkunjung. Termasuk perlengkapan di
jalan. masker dan mengantongi handsanitizer.
Rumah Bude ( bibi) Bu Kanjeng di Mojosongo ternyata
dilockdown. Akses pintu utama ditutup. Terpaksa Pak Kanjeng harus putar balik
memcari jalan yang tidaka tertutup. Alhamdulillah berhasil. Mereka bertamu,
sungkeman dan minum teh, ngobrol seperlunya. Yang terpenting tradisi apa yangakitnya lumayan
seriud. jadi hak Bude bisa sampai secara langsung sudah tercapai.
Lanjut ke rumah besan. Ini juga penting karena besan Bu
Kanjeng sedang sakit masih dalam pemulihan setelah operasi. Penyakitnya lumayan
serius, badannya pun kurus, dengan berlinang air mata mereka berpelukan dan
menangis, saling memaafkan dan mendoakan. Bu Kanjeng rasanya tidak rela dan
tidak percaya kalau Allah memberi cobaan berupa Penyakit yang serius. Tetapi
Allah uji besannya dengan penyakit yang dalam penyembuhan perlu kesabaran dan
perjuangan.
Bu Kanjeng tidak mau larut dalam suasana sedih, Ia harus
mampu memotivasi dan menyemangati besannya yang sedang sakit. Untaian doa untuk
kesembuhanamitan besannya dilantunkan dengan khusyuk sambil menahan tangis. Bu
Kanjeng berharap besannya segera pulih dan beraktivitas seperti dulu lagi.
Besannya itu seorang ibu yang cekatan,
trampil dan selalu ceria. Saat ini ia berbaring lemas tak berdaya karena
penyakit yang dideritanya. Tak lama mereka pun berpamitan.
Masih ada satu rumah yang harus dikunjungi, rumah besan
berikutnya yang beralamat di Semanggi tepatnya dekat asrama SMA Swasta MTA. Bu
Kanjeng harus mengunjunginya dengan berbagai alasan yang utama karena Keluarga
Bu Kanjeng lebih ringan geraknya mengunjungi dari pada dikunjungi. Jadi mana
yang sempat dan ringan langkahnya. Selain itu ia juga kangen cucunya selama
PSBB hanya jumpa via vical. Dia juga tidak mau pergi ke luar rumah. Katanya
takut virus.
Besan Bu Kanjeng ini penderita kanker usus dan masih dalam
tahan recovery, padahal sudah hampir 2 tahun pasca operasi, menjalani kemo
sudah puluhan kali. Mungkin karena beliau seorang muslim yang rajin ibadah.
Walaupun menyandang penyakit serius, tetapi tidak ada rasa was-was atau
merasakan kesakitan. Aktivitasnya biasa saja padahal di dekat perutnya ada
kantong buatan tempat pembuangan kotoran sementara. Ia punya prinsip
penyakitnya itu datang dari Allah yang harus disyukuri dan wajib ikhtiar. Ini
bagian dari cara Allah me nggugurkan dosa- dosa.
Saat Bu Kanjeng dan Pak Kanjeng berkunjung beliau malah
sedang puasa menggantikan puasanya yang bolong karena 3 hari lalu ia menjalani
kemo dengan minum obat 1 hari 4 kali. Terpaksa tidak boleh puasa. Begitulah
kenyataannya walaupun sakit puasa dan ibadah lainnya bisa dijalani dengan baik.
Tentu saja ini jadi motivasi Bu Kanjeng dan Pak Kanjeng, bahwa orang diuji
dengan penyakit beratpun masih bisa ibadah dengan baik. Bagaimana dengab ibadah
orang yang Sehat? Harusnya lebih baik lagi.
Bu Kanjeng serasa mendapatkan pembelajaran yang baik dari
mengu jungi dua besannya yang sakit, dan budenya yang sudah 80 tahun ke atas.
Bude Bu Kanjeng punya masalah dengan bulu yang ada kelopak matanya. Bulu itu
tumbuh ke atas dan sangat mengganggu. Sudah operasi dua kali tetapi belum
tuntas. Ternyata rambut halus yang tumbuh di bukan tempatnya sangat mengganggu.
Ya, itu juga salah satu ujian yang harus dijalani Si Bude.
Oya Bu Kanjeng juga harus membesarkan hati Budenya. Karena
menurut rencana, April 2020 ia bersama anak dan mantunya berangkat ibadah
umroh, tetapi karena corona rencana itu tinggal wacana. Bude yang sudah sepuh
harus bisa menerima kenyataan ini.
Sepenggal kegiatan Bu Kanjeng bersilahturami di saat
Covid-19 sangat bermakna semoga Allah rida. Itu yang jadi harapan Bu Kanjeng.
Wallahu alam bishowwab
#Duniamelawancorona
#Catatanharianbukanjeng
#Soloraya26052020
#Kegiatan2 Syawal1441H
23 Comments
Semoga yg sakit kembali sehat. Mari kota saling mendoakan.
ReplyDeleteAamiin YRA
DeleteSilaturahmi idul fitri.dan menjenguk orang yang sakit.dua kegiatan yang penuh makna
Delete. Alhamdulilah
Alhamdulillah kita telah memasuki hari lebaran ketiga di bulan Syawal. Baru saja saya siaran langsung di http://youtube.com/wijyalabs. Sekedar menyapa dan memberitahukan isi email peserta belajar menulis dan menerbitkan buku. Alhamdulilah lumayan banyak yang menyimak. Anda bisa menonton siaran ulangnya di link yang saya bagikan ini. Kita bisa berlebaran virtula walaupun tak bisa bertemu secara langsung. https://wijayalabs.blogspot.com/2020/05/kisah-omjay-di-lebaran-virtual.html
ReplyDeleteMantap omjay bersama kita bisa
DeleteSemoga wabah ini segera sirna. Yang sakit segera diberi kesembuhan. Yang akan berangkat umrah dimudahkan segala urusannya.
ReplyDeleteDan buat bu kanjeng sehat selalu, supaya terus dapat berkarya
Aamiin YRA
DeleteSmg semua sgr sehat bu.
ReplyDeleteAamiin YRA
DeleteLancar silaturrahminya.bunda..semoga semua sehat bun
ReplyDeleteTetap menjalin silaturrahmi di tengah pandemi covid 19
ReplyDeleteSemoga saudara bunda kanjeng bisa segera sembuh ...
Aamiin
Ya hrs ada skala prioritas dari pada menyesal.silahturahmi itu penting
DeleteSemangat silaturrahmi tak tertandingi
ReplyDeleteSemangat silaturrahmi tak tertandingi
ReplyDeleteYa, kekuatan silahturahmi semata mencari rida Allah Pak Doktor
DeleteSemangat silaturrahmi tak tertandingi
ReplyDeletePelajaran dan hikmah sangat luas terbentang ya, Bu Kanjeng..
ReplyDeleteYa bagian dari pembelajaran untuk memaknai semua yang adadi depan mata. Terima kasih Bu Lina sudah berkunjung
DeleteUjian kesabaran ya Bunda.
ReplyDeleteYa, ada pembelajaran yang berhaga untuk saya
DeleteWah, bisa juga nih dipraktikkan. Makasih. Manteb Bu Kanjeng...
ReplyDeleteIya lah, kan hidup harus penuh dengan makna
DeleteSilaturakhmi yang membawa berkah, menambah syukur karena kita diberi kesehatan...
ReplyDeletehebat Bu...ikut berdoa semoga besan segera pulih, tetangga saya bs pulih setelah operasi kanker usus...memang harus selalu khusnudzon pada Allah SWT.