Waduk Gajah Mungkur dengan Panorama keindahan dan menyimpan segudang kisah
Foto .Dokumen Pribadi.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kembali memanjakan masyarakat. Yaitu dengan siap beroperasinya Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng jurusan Solo-Sukoharjo-Wonogiri, diresmikan 8 Agustus 2023."
Berita ini viral di medsos setelah ada juga tayangan youtubenya. Harapannya dengan adanya BRT, masyarakat di walayah Jateng, terutama pelajar, pekerja, mahasiswa, dan para pegawai pemerintah, bisa memanfaatkan bus Trans jateng ini.
Ada 14 unit armada dan satu armada cadangan, setiap hari. Dengan jam beroperasi dari pukul 05.00 WIB sampai 19.00 WIB. Bus berangkat dari Terminal Tirtonadi Solo maupun Terminal Tipe C Wonogiri. Adapun ongkos perjalanan masih sama dengan koridor yang lain. Yaitu, penumpang umum dikenakan harga tiket 4000 rupiah, dan pelajar, buruh, serta veteran 2000 rupia. Nilai itu masih terjangkau untuk masyarakat Solo-Sukoharjo-Wonogiri.
Dari sisi kenyamanan, bus Trans Jateng ini dilengkapi pendingin udara. Sopir tidak akan kebut-kebutan karena dibatasi kecepatan, serta ada fasilitas CCTV, baik di dalam bus maupun di luar bus.
Nah, ada kisah menarik di balik viralnya berita Trans Jateng jurusan Solo- Wonogiri yang berbadrol tiket 4000 rupiah membuat Bu Kanjeng dkk kepincut. Usai upacara memperingati HUT RI 17Agustus 2023 meluncurkan ke terminal Tirtonadi.
Kenyataan tak senyaman yang dibayangkan. Budaya antri yang belum familiar membuat Mbak dan Mas petugas Trans Jeteng pusing. Mereka harus teriak- teriak menjelaskan bagaimana supaya tertib dan bisa diatur saat antri maupun saat naik ke dalam Trans.
Yes. Akhirnya Bu Kanjeng, dkk dimudahkan karena tertib. Mereka dan langsung duduk manis di kursi Trans Jateng, sementara yang cowok diminta berdiri di bagian depan.
Trans meluncur lambat karena halte yang berjarak dekat. Perlahan Trans semakin penuh setelah berhenti di banyak halte yang disinggahi. Tidak ada masalah untuk Bu Kanjeng yang biasa menikmati Transportasi umum. Hal ini bermasalah bagi mereka yang jarang bepergian dengan bus. Mereka merasa pusing dan tidak nyaman.
Trans melaju serasa sangat lambat. AC seakan tak berfungsi karena mulai terasa gerah dan panas. Kondisi ini akhirnya diambil solusi. Saat pulang tidak naik Trans Jateng. Sudah ada jemput dari Solo yang menunggu di pasar Wonogiri.
Trans tiba di pemberhentian akhir. Penumpang ada yang tidak mau turun. Hal ini karena dia memanfaatkan emoney dari anaknya yang di Batam saat lebaran kemaren. Mas Kondetur membujuknya, agar turun dan ikut antrean bersama penumpang lain yang ingin pulang ke Solo atau tujuan lainnya.
Sasaran para penumpang yang klinong- klinong memanfaatkan liburan adalah pasar. Ya tempat
belanja makanan khas Wonogiri dan lain-lain. Ada tempe Benguk, tempe melanding, juga tahu wonogiri yang terkenal lembut. Sementara Bu Kanjeng membidik Jepang wijen dan cabuk (semacam pepes dari daun kemangi, parutan,dan wijen)
Sudah ya. Tidak tengok kanan kiri lagi. Fokus harus pulang. Eiit. Sudah sampai Wonogiri tidak afdol bila tidak singgah ke Waduk Wonogiri. Akhirnya setelah menuju tempat parkir, sudah ada Ertiga putih yang menjemput untuk menuju RM Titi Raras 1.
Mobil meluncur ke arah waduk Gajah Mungkur yang begitu punya banyak kenangan untuk Bu Kanjeng saat masih kuliah. Saat waduk baru dibangun. Saat sering dolan sebagai mahasiswi kos-kosan yang banyak menghabiskan waktunya untuk explore ke daerah sekitar Solo.
Sambil menunggu pesanan tiba. Usai salat dzuhur. Bu Kanjeng bisa menikmati semilir angin dari arah waduk. Sesekali Bu Kanjeng bernostalgia berapa banyak waktu yang pernah dihabiskan untuk menikmati keindahan waduk ini. Waduk yang dibuat dengan menenggelam 1 Kecamatan lebih di era Presiden Suharto.
Kalau boleh jujur hampir semua kenangan saat di Waduk Wonogiri sangat bervariasi. Dari mulai bersama rombongan, secara pribadi dengan keluarga atau juga dengan komunitas kecil yang dimiliki, sampai pada even pisah sambut seorang sahabat pun pernah digelar di sekitar Waduk Gajah Mungkur.
Kini semakin banyak usaha kuliner yang bermunculan di sekitar Waduk dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan. Masalah kenyamanan dan rasa masakan tergantung selera dan seberapa banyak budget yang disediakan. Untuk kenyamanan dan menu masakan di Titi Raras lumayan recomended.
Bu Kanjeng, dkk dominan memilih aneka masakan berbahan ikan Nila. Nila asam manis, Nila bakar, juga Nila goreng menjadi pilihan tentu saja ditambah lalap ,terancam, tahu tempe goreng cocol sambal kecap, dan aneka makanan dan minuman pelengkap lainnya. Porsi yang disajikan standar dan tidak perlu tambah seperti ukuran Nila dan nasi untuk porsi makan siang sangat pas mantap.
Rasanya dolan usai upacara 17Agustus 2023 kali ini sangat istimewa. Kesempatan healing dengan Trans Jateng mengobati rasa penasaran karena postingan viral tentang nyamannya naik Trans Jateng sambil belanja di pasar tradisional Wonogiri.
Surakarta Hadiningrat, 20 Agustus 2023
6 Comments
Mantap wae tulisan Bunda teh. Kereen! Mksh! Selalu berbagi!
ReplyDeleteSama-sama ayo nulis
DeleteBunda keren, desa saya di bawah gajah mungkur bun. Masuk terminal krisak
ReplyDeleteMau dong. Kapan kapan kevsanq
ReplyDeleteBunda menjadi suritauladan bagi kami pemula, sumber motivasi dan inspirasi 👍
ReplyDeleteAyo jangan biarkan blog kosong tak berpenghuni
Delete